Percakapanku dan Gyan tadi akhirnya berlanjut dengan membahas yang lain-lain tapi masih seputaran dendam. Berdua kami memutar video-video kajian yang membahas tentang dendam. Iya sih, di katakan bahwa dendam, putus asa dan menyesal itu bukan sifat yang dikenal dalam Islam.
Kita hanya boleh menyesali perbuatan kita di masa lalu yang salah. Menyesal pernah nyuri laki orang gitu misalnya? Ini kok kayaknya gak pernah ada yang menyesal ya? Malah bisa cengar-cengir bahagia di sosial media sambil nentengin Dior terbaru, sepatu Valentino terbaru dan dilatar belakangi destinasi arisan kaum sosialita.
Sialan itu selop Valentinonya kenapa samaan sama punya aku? Dia pakai biru aku pakai nude! Baru di beliin Gyan kemarin!
Iya...iya... gue ngintip IG Ciara diem-diem dari Gyan. Namanya juga baru mau niatan berubah kan? Hehehehe. Alesan aje lo, La.
Eh tapi mana tahu kan, Ciara jangan-jangan intipin IGku sama Gyan? Kan dia masih follow Gyan kayaknya. Walau Gyan gak pernah follow balik.
Tapi belakangan aku sama Gyan memang membatasi postingan yang kayak dulu. Sekarang kami akuin itu memang salah. Aku sih tepatnya yang ngaku salah. Karena aku kemakan emosi dan jadi nerabas semua nasihat Gyan yang gak semuanya salah.
Aku memang sering posting foto sama Gyan tapi yang posenya lebih bersahaja. Gak ada lagi pose cium-cium apalagi aku rebahan di dada Gyan kayak dulu itu. Karena ternyata, memang secara agama enggak boleh mempertontonkan keintiman seperti itu.
Cuman kalo soal Gyan suka cium kepala itu suka kebablasan sih. Gyan kayak auto cium kalau aku mulai merengek. Bibirnya Gyan memang kayak ada auto pilotnya kalau udah berhadapan sama aku yang manyun apa merengek.
Tapi sekarang hanya foto duduk sebelahan, paling mentok aku nyender di samping Gyan sambil misalnya kita makan kue. Promosi coffeecoustic atau cookieOla. Oh iya, sejak jilbaban jadi sering terima couplean gamis sama baju koko dan Gyan sekarang lebih mau'an di ajak endorse gituan.
Balik lagi ke dendam itu sifat yang tidak ada di dalam Islam. Karena Allah tidak akan tinggal diam melihat adanya kedzaliman di muka bumi kata sang ustad. Intinya, leave it to Allah. Serahkan semuanya pada Allah. Tidak perlu dendam apalagi menyesal.
Yang penting ikhtiar merubah jalan hidup lebih baik, terus berdoa sama Allah semoga jalan kita terus diridhoi dan apapun cobaan dan ujiannya nanti, kita teguh untuk terus menjalaninnya sesuai ridho Allah.
Selesai kita disakiti itu intinya hari akan berlalu. Misal hari ini aku nerima fitnah dan orang yang ngefitnah itu melenggang pergi kayak gak ada beban. Terus kedepannya aku harus jalanin konsekuensi dari fitnah itu. Terus aku harus fokus ke yang mana? Dendam sama orang yang nge fitnah, atau tunjukin kalau omongan mereka itu fitnah?
Ternyata, kita hanya perlu fokus ke hidup kita sendiri. Kata sang ustad, jangan omongan orang yang cuman lima belas menit apa setengah jam itu, jadi ganggu hidup kita sampai berbulan-bulan. Mau gini mau gitu jadi keinget omongan dia dan akhirnya kita jadi orang yang gak punya pendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomanceWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...