Hari ini aku memang gak pulang bareng Gyan. Tadi Gyan sudah bilang kalau dia agak lembur dan aku akhirnya pulang pakai taxi online. Sebenarnya Gyan ganti mobilku dengan yang baru, agak sia – sia karena akhirnya dia cuman nengkreng di parkiran apartemen.
Pada praktiknya Gyan gak mau kita berangkat misah. Kalau Gyan memang butuh lembur dan bisa ngabur sebentar, biasanya Gyan jemput dulu dan antar aku pulang baru dia balik kantor. Tapi sejak nikah, seringnya Gyan bawa kerjaan pulang.
Tapi kali ini, Gyan benar – benar lagi butuh lembur. Aku sendiri gak masalah, karena dari awal kenal Gyan aku udah tahu kerjaan arsitek tuh kayak apa. Untung aja sekarang jaman serba canggih, arsitek gak selalu harus bekerja di depan meja gambar manual kayak dulu. Karena sudah ada banyak perangkat – perangkat software yang bisa membantu kinerja arsitek jadi bisa lebih mobile. Walau tetap aja, tidur larut kadang gak tidur.
Tapi mau gimana? Gyan kelihatan bersemangat banget, apalagi proyek-proyek banyak yang deal. Selama kami perjalanan bulan mandu aja, Gyan banyak nerima tawaran-tawaran untuk ngajuin proposal proyek. Aku cuman bisa berdoa, semoga ritme kerja Gyan terus tertata rapih. Jangan sampai menggerogoti kehidupannya.
Kalau sampai butuh lembur gini, biasanya Gyan memang lagi harus discuss yang benar-benar intens, sama teamnya. Dan setahuku, memang Gyan lagi ada proyek gede yang kalau kata Gyan 'yang sabar ya Mas Gy tinggal lembur, yang penting Mas Gy pulang bawa uaang.' Rayunya kalau harus lembur marathon. Bisaaa aja.
Habis itu dia nyanyi-nyanyi 'Papa gak pulang beybeeh, Papa bawa uang.. Beybeeh.'
Seperti sore ini, Gyan bilang bisa jemput mungkin jam 7an paling cepat. Jadi pilihannya aku naik taxi pulang, atau nyusul ke kantornya dan nanti katanya makan malam disana ramai – ramai.
Tapi aku memilih pulang. Aku disana juga gak ada gunanya sih. Malah bikin Gyan kepikiran karena kerja di tungguin. Kalau di rumah kan aku bisa masak – masak dan nunggu Gyan pulang sambil netflixan atau tidur aja sekalian. Gyan bukan tipe suami murkaan juga kayaknya kalau pulang lihat istri udah molor duluan.
Semoga ya.
So far sih enggak.
Karena beberapa kali aku memang ngantuk banget, walau baru jam sembilan malam. Jadi aku cuman kirim chat kalau aku tidur duluan. Gyan biasa aja, gak marah atau nunjukin muka bete.
Aku turun dari taxi dan menyapa security di bawah sebelum melangkah menuju lift yang akan membawaku ke lantai 8 dimana unit apartemen mungilku berada. Aku menyandarkan punggung di dinding lift dan membiarkan kotak besi ini membawaku ke atas.
Perjalanan si kotak besi ini sebenarnya gak lama, karena gak berhenti di tiap lantai. Tapi kok aku berasanya lagi lamaa banget ya? Mungkin karena aku merasa lelah luar biasa.
Badanku entah kenapa kerasa agak letoy hari ini dan perutku kembali terasa mulas sejak sore tadi. Jadi rencananya aku mau masak soup ayam aja sama perkedel jagung. Nanti Gyan pulang tinggal hangatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLAGYAN ( BE US AGAINST THE WORLD )
RomantizmWARNING! ADULT CONTENT. 21+ READERS ONLY! Setelah kamu ketemu dengan Perfect Match, terus apa? Dear Viola Kirana Salasabila, will you keep dancing with me, you and me, be us against the world. Karena menikah itu, adalah selamat menempuh hidup baru...