7

1.8K 114 0
                                    

"Maksudnya nanti kita tidur sekamar, Mas?" Eliza memastikan pendengarannya. Bukannya Revan sendiri yang bilang, kalau dia tidak biasa tidur dengan orang asing?

Revan menghela nafas panjang. "Untuk sementara aja. Sampai Kiera pulang. Aku takut dia curiga kalau kita tidur terpisah. Bisa-bisa dia mengadu ke orang rumah," jelas Revan.

Masuk akal, sih. Eliza mulai paham maksud Revan. "Tapi, di kamar kamu ada sofa kan, Mas?"

"Sayangnya nggak ada. Ada sih karpet, tapi kalau malam pasti bakalan dingin banget. Nanti aku tidur di bak mandi saja." Revan memutuskan. Walaupun ketus, tapi ia masih punya hati nurani. Tidak mungkin dia tega membiarkan Eliza tidur di bak mandi.

"Tapi, kan ...." Eliza merasa tidak enak. Ini adalah rumah Revan, sudah seharusnya Eliza yang mengalah.

"Terus mau kamu gimana, El? Kita tidur satu ranjang, begitu? Kamu nggak takut sama aku?" tanya Revan jengkel.

"Ngapain takut? Kamu kan suami aku, Mas ...." Eliza menjawab sambil menunduk.

Revan melihat aneh ke arah Eliza. Ternyata gadis ini tidak sepolos yang dipikirkan Revan. "Kamu nggak apa-apa gitu?"

Eliza menggeleng lagi. "Nggak. Memangnya harus kenapa, Mas?" tanya Eliza bingung.

"Aku bisa saja khilaf, terus ngapa-ngapain kamu. Memangnya kamu nggak takut?" Revan bergidik ngeri melihat keberanian Eliza.

"Kan ... kalau hamil nenek malah seneng." Eliza menjawab polos.

Revan hanya bisa menghela nafas dalam. "Lama-lama aku yang ketakutan."

***

Sesampainya di apartemen, Revan segera memerintahkan Eliza untuk memindahkan barangnya ke kamarnya.

"Cepat sedikit, El. Nanti Kiera keburu bangun."

Eliza segera memindahkan baju-bajunya yang tidak seberapa ke kamar Revan. Setelah itu, Revan segera memindahkan adiknya yang sedang tertidur pulas ke kamar tamu.

Di kamar Revan, Eliza kebingungan akan meletakkan bajunya dimana. Akhirnya Eliza meletakkan tasnya di samping lemari.

Tak lama kemudian Revan masuk ke kamar. Entah mengapa dada Eliza langsung berdebar kencang. Wajahnya tiba-tiba memerah.

Revan mengambil sebuah bantal dan juga selimut untuk dirinya, kemudian hendak berjalan ke kamar mandi.

"Tidur di sini aja, Mas. Tidur di bak mandi kan nggak leluasa." Eliza mengamati kaki Revan yang panjang. Pasti tidak nyaman kalau tidur di bak mandi.

"Kamu yang mau tidur di bak mandi?" tanya Revan lagi.

"Kenapa nggak tidur di kasur berdua aja, sih, Mas? Kan masih luas."

Revan semakin heran dengan keberanian Eliza. "Baiklah, tapi jangan salahkan aku kalau kamu kenapa-kenapa."

Eliza berjalan ke kamar mandi untuk berganti baju, dia membawa baju ganti sekalian. Sedang Revan malah sibuk dengan laptopnya.

Cekrek

Terdengar pintu kamar mandi terbuka. Revan cuek saja, masih asyik dengan laptopnya. Eliza memberanikan diri mendekati Revan.

"Aku tidurnya di sebelah mana, Mas. Kanan atau kiri?"

"Terse ...." Revan mendongak. Pria itu tidak bisa berkata apa-apa lagi. "Kamu ...."

Eliza tampak malu-malu karena dipandangi Revan. Gadis itu hanya terus menunduk sambil memainkan renda bajunya. Rambutnya yang biasanya ditutup hijab, dibiarkan tergerai dengan indah. Revan baru tau kalau rambut Eliza ternyata panjang dan lurus. Waktu kecil perasaan ikal seperti mi.

"Aku tidur di sebelah kanan aja, ya, Mas? Aku nggak bisa tidur kalau nggak liat tembok." Eliza hendak berjalan ke arah tempat tidur. Tapi Revan malah menahan tangannya.

"Sebentar, El ...."

***

Hayo, ini si Revan mau ngapain? Lagian ini si Eliza, biarpun nangisan, tapi kalau masalah tidur berdua, kok nggak ada takut-takutnya, ya .... 🤣🤣🤣

Kawin GantungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang