28

1.6K 91 0
                                    

Di dalam mobil, Revan lebih banyak diam, begitu juga Eliza. Salah satu dari mereka tidak ada yang berniat membuka kecakapan sama sekali.

"Mau nonton film apa?" Akhirnya Revan memecah kesunyian.

"Nggak tau. Mas aja yang pilih." Eliza menjawab singkat.

"Aku juga nggak tau mau nonton film apa. Apa nggak jadi aja nontonnya? Daripada nanti di bioskop kita bingung, ya kan?"

"Terserah Mas aja." Eliza mendesah kecewa. Udah capek-capek ganti baju, malah nggak jadi nonton. Pasti dia cuma dipehape oleh Revan.

"Terus, sekarang kita kemana?" Revan bertanya lagi.

Eliza menggeleng. "Terserah Mas aja."

"Dari tadi terserah aja. Bantuin mikir kenapa?" Revan kesal dengan sikap Eliza yang pasrah.

"Pulang aja, Mas."

Revan menoleh ke arah Eliza. "Pulang ke mana?"

"Ya ke rumah, Mas." Gantian yang kesal.

"Iya, tau. Namanya pulang yang ke rumah, nggak mungkin pulang ke Rahmatullah. Ini yang lagi aku bahas, pulang ke rumah siapa? Rumah Nenek, atau rumah kita?"

"Rumah siapa ajalah, Mas. Rumah kentang juga bisa! Capek loh dari tadi ditanya terus. Udah kayak Dora kamu." Eliza mengomel panjang. Kejadian langka. Biasanya ia cuma bisa pasrah menerima semua perlakuan Revan.

"Kok malah marah, sih? Diajakin jalan nggak ngenakin banget. Tau gitu aku juga males." Revan ikut terpancing emosi.

"Sudah aku duga. Sebenarnya kamu nggak niat ngajak aku jalan kan, Mas?"

"Memang nggak niat. Kerjaan si Steven aja tuh."

"Ya udah, turunin aku di sini. Aku mau pulang ke rumah nenek pakai taksi aja." Eliza yang biasanya selalu sabar, kini ikut marah juga.

Revan sadar, dia sudah keterlaluan. Bukan ini yang diharapkannya. Tujuannya mengajak Eliza keluar adalah untuk berbaikan.

"Aku minta maaf. Aku nggak ada niatan buat ngeprank kamu kok. Ya udah, kita makan aja, yuk?"

"Mas aja yang makan. Aku udah males." Eliza terlihat masih kesal.

Dengan kesal Revan memutar balik kemudinya. Mengarahkan ke arah apartemennya.

"Ini mau kemana, Mas?" tanya Eliza penasaran.

"Nggak usah banyak nanya kayak Dora!" Revan membalikkan ucapan Eliza tadi.

Eliza hanya bisa duduk diam, sampai mobil Revan memasuki parkiran apartemen.

"Turun." Revan berkata kepada Eliza yang sejak tadi hanya duduk di mobil.

"Ini maksudnya aku nginep di sini, Mas?" Eliza kebingungan. Teringat pesan nenek Mutia untuk sementara memberi Revan pelajaran.

"Nginep gimana? Ini kan memang rumah kita?" Revan bertanya balik.

Eliza mengikuti Revan berjalan di belakangnya. Pria itu sejak tadi diam saja. Entah apa yang dipikirkannya.

Ketika memasuki apartemen mereka, Revan masih diam.

"Tapi aku nggak bawa baju ganti, Mas. Semua baju aku bawa ke rumah nenek."

"Salah kamu lah." Revan menjawab santai.

"Sebenarnya apa alasan kamu ngajak aku pulang ke sini, Mas?" Eliza merasa ge-er, mengira Revan sudah menyadari kesalahannya.

"Ya karena cucian aku numpuk lah, apa lagi? Makanya kamu aku jemput."

Eliza memandang geram ke arah Revan. Pria ini benar-benar tidak bisa diharapkan. Revan paling tau caranya mengaduk-aduk perasaan Eliza.

"Mana cuciannya? Biar aku kerjain malam ini juga. Setelah itu aku pulang ke rumah nenek." Iza berjalan ke kamar Revan untuk mengambil cucian kotor.

Revan merasa bodoh karena salah bicara. Sebenarnya maksudnya bukan itu. Tapi entah mengapa mulut Revan malah berkata lain.

Dengan kesal Eliza membawa keranjang cucian itu ke ruangan laundry, Revan mengikuti dari belakang.

"El, sebenarnya aku mau minta maaf."

Eliza yang sedang sibuk memisahkan pakaian Revan pun menoleh. "Buat apa?"

"Karena aku ... Karena aku ...." Sulit sekali Revan mengutarakan maksudnya. Ini semua karena gengsi yang sudah mendarah daging.

"Apa, Mas?" Eliza bertanya tidak sabaran.

"Karena aku ... udah ninggalin tempat makan baperware kamu di kantor."

***

Tuh kan, nggak sinkron lagi apa yang mau diomongin🤭

Tinggal minta maaf, terus janji nggak bakal nanggepin Grace lagi apa susahnya sih, Van? Segala baperware dibawa-bawa 😁

Tapi emang, ya, paling kesel kalau tutup baperware kita ilang. Apalagi kalau anak ninggalin tempat minumnya di sekolahan, otewe emaknya nyusulin ke sekolah, buat jemput itu tempat minum 😁

Kawin GantungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang