102. Daddy 11

4.2K 244 50
                                    

Happy Reading.

*

Inggris!

Negara yang selalu Aliya coba hindari tapi sekarang dirinya menetap disini. Sama sekali tidak menyangka.

Aliya bisa dengan mudah mendapatkan apa yang dirinya mau. Kembali kerumah sang Nenek dan Menerima semua warisan ayahnya. Tapi dengan bodohnya Aliya justru memilih hidup susah dengan bekerja sebagai pelayan bar. Bodoh.

Pasti ada alasan kenapa Aliya tidak mau kembali menjadi Anak David. Jika dirinya kembali maka Ibunya yang di Seoul akan mudah menemukan dirinya dan Aliya tidak punya tempat bersembunyi.

Lebih utama menghindari Jimin. Anggap saja Aliya sakit hati dengan Kata-kata Jimin saat mereka bertengkar. Hukuman ini bukan sepenuhnya untuk Jimin tapi untuk dirinya juga. Jika di fikir Aliya bahagia dengan pergi maka kalian salah. Aliya juga menderita hanya saja mencoba bertahan karena Julian.

Aliya tidak mau menjelaskan sesuatu kebenaran yang dirinya tau. Jimin tidak mencaritahu dan Aliya tidak ingin bilang. Cocok bukan. Aliya juga menderita jauh dari Jimin. Hanya saja ini sudah menjadi pilihan hidupnya. Anggap saja Aliya ingin mandiri dan lagi Aliya mencoba hal baru. Kabur dengan anaknya. Luar biasa.

Yang Aliya tidak tau adalah kabar Se Yoon dan Elena. Sedangkan Jimin, Aliya tau. Wajah Jimin sering muncul di Tv. Jelas sebagai salah satu pemilih perusahaan yang terkenal, terkaya dan pertampan. Ah sudahlah.

Tidak Akan ada ujungnya jika membahas Jimin.

Pandangan Aliya fokus pada Julian yang sudah nyenyak dalam gendongannya,  bayi berumur 7 bulan ini semakin gemuk. Aliya bersyukur bisa mengurus Julian dengan baik walaupun tanpa ibunya. Julian adalah alasan Aliya bertahan selama ini. Anak satu-satunya.

Hidupnya.

"J jangan marah dengan Mama ya. Mama tidak mau menujukkan wajah Papamu, Mama hanya takut jika kau kecewa saat tau jika Papa mu juga adalah Kakekmu. Jangan marah hem?" Aliya yakin merubah semua identitasnya. Aliya, nama itu tidak dikenal disini. Aliya sempurna mengganti Namanya.

Jika sampai nama Aliya masih dirinya gunakan maka akan mudah menemukan dirinya. Aliya jaga-jaga. Jimin punya kendali yang kuat dalam keungan dan akan mudah menemukan dirinya jika Aliya masih dirinya kenakan.

"Mama akan berusaha membuatmu bahagia tanpa Papa J. Kita akan hidup bahagia berdua. Mama janji, tetaplah seperti ini" pilihan Aliya unruk lari adalah hal yang terbaik. Menghindari bencana dan cemoohan. Aliya takut anaknya yang jadi bahan gunjingan. Lahir dari sperma Ayah tirinya. Aliya tidak siap menerima hinaan itu. Apalagi untuk anaknya.

Kesalahan itu sudah terjadi dan Aliya tidak bisa lari. Yang harus dirinya lakukan adalah bertanggung jawab. Itu saja. Membesarkan Julian dengan baik tanpa kekurangan satu apapun. Materi dan kasih sayang.

*

"Akhhh..."

"Sorry.." Jimin langsung berjongkok saat tidak sengaja menabrak perempuan dan membuat dokumen yang perempuan itu pegang jatuh.

"Aku tidak sengaja. Maaf" ucap Jimin yang sudah mengulurkan dokumen pada orang itu.

"Tidak apa-apa tuan. Saya yang salah karena tidak melihat jalan" Jimin tersenyum tipis dan mengangguk.

"Saya permisi dulu Nona,  sekali lagi maaf" langkah Jimin melewati perempuan itu setelah menunduk.

"Tuan Maaf..." Jimin berbalik saat mendengar itu.

"Ya ada apa?" Tanya Jimin bingung. Apa ada yang salah?

"Siapa nama anda?" Senyum Jimin terbit dan menggeleng pelan. "Jimin. Park Jimin"

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang