61. Big Brother III

3.8K 252 9
                                    

Happy Reading.

°

Jimin benar-benar menuntaskan tujuannya untuk menemukan Aliya. Menggunakan cara apapun dan terus mencari, 1 Bulan berlalu dan Jimin sudah menemukan keberadaan Aliya. Daerah Ilsan pinggir pantai, disitulah Aliya berada. Aliya menyewa sebuah rumah kecil dan membuka usaha toko bunga. Kejutan bukan?

Kehamilan Aliya belum terlihat karena masih berusia 2 Bulan dan Jimin masih memantau Aliya dari jauh. Belum saatnya Jimin menunjukkan diri, walaupun Jimin sangat ingin menemui Aliya.

"Jim kapan kau membawa Aliya pulang? Ibu khawatir padanya?" Mendengar pertanyaan ibunya, Jimin hanya menghela nafas. Jimin juga khawatir tapi Aliya itu keras kepala. Jika melakukan sesuatu hal yang sangat cepat tanpa rencana pasti akan berujung kegagalan dan Aliya bisa lolos lagi.

"Bersabarlah Bu. Aku juga khawatir tapi kita tau Aliya seperti apa, dia itu keras kepala dan melakukan apapun yang dia inginkan. Aku takut saat tiba-tiba muncul dia akan lari" Yuna menarik nafas dalam-dalam dan menatap putra adopsinya.

"Lalu berapa lama lagi nak? Ibu sudah merindukan dia!" Jimin memijat keningnya pelan dan menggenggam tangan ibunya.

"Tunggu beberapa hari Bu. Aku akan menemui dia dan membawa dia pulang. Aku janji!" Yuna akhirnya mengangguk mengerti.

"Lakukan dengan cepat!" Jimin tersenyum dan mengangguk, Jimin juga tidak sabar memulainya, dirinya juga merindukan Aliya apalagi dengan Aliya yang hamil anaknya. Jelas Jimin sangat merindukan mereka.

"Ibu akan menemui ayahmu. Turunlah untuk makan, kau terlihat kurus sekarang!" Jimin mengangguk dan mempersilahkan ibunya turun kebawah. Sementara Jimin masih menikmati malam untuk memantau Aliya.

"Kuharap kau menerima ini!" Jimin mengarahkan pandangannya pada kotak beludru yang berisi cincin berlian, ini akan dirinya berikan pada Aliya. Jelas untuk memulai kehidupan mereka yang baru.

"Aku merindukanmu Sayang!"

Jimin benar-benar menemui Aliya, berangkat ke Ilsan sendiri tanpa membawa kedua orang tuanya. Ini hari spesial untuk Jimin, dirinya sudah menunggu berhari-hari untuk sampai pada tanggal 13 Oktober, jelas karena ini ulang tahunnya yang ke 25, dan Jimin ingin Aliya menjadi kado terindah dalam hidupnya.

Hanya butuh waktu 3 jam untuk sampai di Ilsan, Jimin menuju tempat dimana Aliya tinggal. Hanya kompleks perumahan kecil dan ramai, disana kebanyakan pelaut dan mayoritas jika siang seperti ini tidak ada orang dirumah. Jimin meminggirkan mobilnya dijalan yang masih bisa dilewati mobil, rencananya memang Jimin akan berjalan kaki menuju rumah Aliya.

Butuh waktu 15 Menit untuk sampai di kediaman Aliya dan Jimin melihat ada toko bunga kecil didepan rumah Aliya. Tersenyum dan mendekat kesana.

"Maaf Tuan mencari siapa?" Itu sapaan yang Jimin terima. Seorang wanita muda yang sepertinya lebih tua dari Aliya.

"Calon suami Aliya. Jadi Bisakan aku masuk?" Jimin tidak sungkan mengenalkan dirinya sebagai calon suami Aliya. Memang benar kan?

"Hah?" Jimin tertawa melihat reaksi gadis itu. Mata membola dan kaget, sungguh lucu.

"Boleh aku masuk Nona?" Dan pintu rumah Aliya terbuka saat gadis itu membukanya. Mempersilahkan Jimin untuk masuk kedalam.

"Terima Kasih Nona Hwang Yeji!" Jimin melenggang masuk kedalam rumah Aliya, hanya rumah kecil yang rapi. Jimin melihat ada 3 ruangan, dan Jimin bingung mana kamar Aliya. Jimin tau Aliya dirumah, karena tidak mungkin siang-siang begini Aliya pergi keluar dan soal gadis tadi Jimin tau jika gadis itu membantu Aliya mengurus toko bunganya. Jelas Jimin tau siapa saja yang dekat dengan Aliya selama disini.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang