Happy Reading.*
"Kau hamil?" Perkataan Jimin mengenai kondisinya saat ini membuat Aliya diam dari tadi. Memilih bungkam saat Minji mengatakan jika dirinya senang karena akan memiliki adik. Sedangkan Jimin hanya menunduk dalam. Ia juga bingung akan melakukan apa. Tapi yang Jimin tau Aliya pasti bertambah membencinya.
"Jim~~~" pintu ruang rawat Aliya terbuka dan Taeyeon serta Jung Soo muncul disana. Membawa bingkisan buah-buahan.
"Grand Ma~~~" mendengar panggilan Minji, Taeyeon tersenyum manis dan menghampiri ranjang Aliya.
"Senang mendengar kabar baik ini. Cucu Park akan bertambah lagi. Gumawo" kata Taeyeon tulus pada Aliya. Reaksi Aliya tentu saja tersenyum hambar, baginya itu palsu.
"Bagaimana kata dokter Jim?" Tanya Jung Soo.
"Aliya hanya butuh istirahat dan tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang membuatnya lelah" kata Jimin pelan.
"Itu berarti kau harus mengambil Pelayan dirumah. Jangan sampai Aliya melakukan pekerjaan rumah dan membahayakan janinnya" kata Taeyeon dan Jimin hanya mengangguk.
"Berapa usianya?"
"4 Minggu" jawab Jimin.
*
Jimin memperhatikan punggung Aliya dengan Diam, memilih bungkam dan memperhatikan Aliya dari belakang. Setelah kepulangan mereka dari rumah sakit Aliya tidak berbicara apapun dengannya. Lebih memilih membuang muka dan terus menghindarinya.
Jimin benci kebisuan Aliya dan Jimin juga sudah memutuskan satu hal. Jika Aliya merasa terbebani menikah dengannya maka Jimin akan suka rela berpisah. Biarkan Minji mengerti semua dan Jimin akan menanggung semuanya.
Mengambil nafas panjang dan berjalan kearah ranjang. "Aku tau kau tidak tidur?"
"Melihat semuanya aku tau kau semakin membenciku. Apalagi dengan darah daging ku yang sedang tumbuh dalam rahimmu. Aku sudah memutuskan semua. Jika kau merasa ini sangat menyiksa kau bisa meninggalkan kami. Aku akan menanggung semuanya. Biarkan Minji jadi urusanku dan kau tidak perlu terbebani dengan ini. Jika kau juga merasa keberatan merawat anak itu, kau bisa memberikan dia padaku saat sudah lahir nanti. Aku akan merawat keduanya. Dan kau bisa memilih laki-laki yang kau cintai. Karena satu hal yang kuinginkan. Aku tidak mau melihat wanita yang kucintai menderita" dan setelahnya Jimin berlalu dan meninggalkan kamar. Mata Aliya yang awalnya terpejam tiba-tiba terbuka mendengar kata-kata Jimin yang terakhir.
Satu tetes Air mata turun membasahi pipinya. Jadi selama ini Jimin mencintainya? Dan ini bukan murni karena Minji? Apa Aliya tidak salah dengar?. "Kau mencintaiku?" Akhirnya isakan Aliya terdengar pilu. Ia salah sangka pada Jimin.
*
"Aku hamil Eonni" Aliya menatap sendu pusara Dahyun dan mengusap lembut perutnya.
"Maaf. Aku tidak bisa melakukan apapun dengan benar. Kau pasti kecewa padaku. Mengenai Minji dan Jimin Oppa, Aku benar-benar tidak tau dengan semua itu. Kenapa kau kembali melibatkan aku kedalam hidup mereka? Ada banyak wanita lain dan kenapa justru aku yang kau pilih. Eonni kumohon beri aku jalan. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan setelah ini? Aku tidak tau harus berbuat apa? Dengan Jimin Oppa Aku yang harus kulakukan?"
"Belajar menerima semuanya. Karena Jimin sangat mencintaimu"
*
"Mama~~~" teriakan Minji melengking saat sampai didalam kamar Aliya. Mengagetkan Aliya yang baru keluar dari toilet. Berlari kearah Aliya dan melompat kepelukan Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌