22.Iam Sorry for all.

9.7K 295 0
                                    

Happy Reading.

*

Apa yang lebih buruk didunia ini saat kau menjadi budak sex dari suamimu sendiri. Penderitaan, kehancuran, atau keputus asaan. Hidup menjadi tidak terarah dan berantakan. 6 bulan menjalani hidup sebagai budak sex suaminya membuat Aliya sadar jika dirinya hanya seongok sampah yang pantas dibuang.

Dari awal seharusnya Aliya sadar jika Pangeran seperti Jimin tidak akan pernah bisa menerima pernikahan dengan anak buangan sepertinya. Ada marga Kim yang tersemat dibelakang namanya tapi itu tidak merubah apapun. Hidupnya memang kecukupan setelah diadopsi Keluarga Kim, tapi berharap kebahagiaan dari Jimin adalah hal paling mustahil.

Pernikahan dengan dasar perjodohan apalagi dengan perbedaan status yang sangat jelas, membuat Aliya sadar jika di Dunia ini tidak ada tempat yang pantas untuknya. Entah itu dirumah Keluarga Kim dan Park atau rumah suaminya.

Sejak kecil Aliya sudah terbiasa dicaci dan dihina, statusnya memang telah berubah menjadi Putri sulung dari Kim's Kingdom. Tapi status itu tidak cukup untuk merubah kesedihan dalam hidupnya menjadi kebahagiaan.

Keluarga Kim memang sangat baik padanya, bahkan seluruh Keluarga Kim tidak menganggapnya sebagai anak adopsi tapi Keluarga sendiri. Ada satu tempat ternyaman yang menjadi tempat pengaduan Aliya, Jin Kakak sulungnya. Tapi Jin sudah menikah dan Aliya tidak bisa terus bergantung pada Jin. Apa pendapat Jihyo istri Jin jika Aliya terus menempeli Jin? Aliya cukup tahu batasan dan tempatnya.

*

Selama 6 bulan pernikahan mereka, Aliya tidak pernah mendengar sepatah kata keluar dari mulut Jimin untuknya. Jimin pergi dan pulang tanpa menatap atau berbicara padanya. Setiap kali Aliya menyiapkan keperluan atau sarapan Jimin, Pria itu tidak akan pernah menyentuhnya. Bahkan jika Aliya menyiapkan baju yang akan Jimin gunakan kekantor, Jimin akan langsung membakar bajunya dan memilih baju lain. Jimin tidak pernah melarang Aliya menyentuh bajunya tapi Jimin akan selalu membakar baju yang baru saja Aliya sentuh.

Aliya ingat saat malam pertamanya, ia yang hanya menggunakan Lingerlie yang disiapkan oleh Lisa hanya bisa berdiri gugup didepan Jimin. Tanpa permisi dan ijin Jimin langsung menerjang dirinya, pertama kalinya Aliya berhubungan intim dan pertama kalinya Aliya merasakan sakit yang luar biasa. Jimin sangat kasar dan tidak membiarkan tubuhnya terbiasa. Aliya hanya bisa menjerit dan meraung karena sentuhan kasar Jimin. Sedangkan Jimin hanya diam dan terus menggagahinya. Jimin memang tidak berbicara tapi Aliya bisa melihat dengan jelas tatapan kebencian Jimin yang ditujukan padanya. Dan Jimin hanya akan datang padanya jika membutuhkan tempat untuk melampiaskan hasratnya. Hanya hasrat, apa sebutan yang cocok untuk itu. Istri? Tidak. Hanya Budak Sex.

Dan setiap kali mereka berhubungan intim, Aliya hanya akan merasakan sakit pada tubuhnya. Jimin tidak pernah bermain lembut atau membiarkan tubuhnya terbiasa. Hanya ada permainan kasar dan itu terus berlanjut.

3 bulan pertama pernikahan mereka Aliya memilih keluar dari kamar Jimin dan tidur dikamar belakang untuk Maid. Dirumah ini hanya ada dua kamar. Satu kamar untuk Jimin dan dirinya dan satu kamar yang dijadikan ruang kerja oleh Jimin. Dan juga kamar Maid itu yang menjadi saksi kesakitan dan jeritan Aliya saat Jimin memperkosanya. Status mereka memang suami istri tapi hubungan mereka lebih pantas disebut sebagai Tuan dan Budak. Dan Aliya sadar jika dirinya hanya budak Sex Jimin.

*

"Yakh sakit" Aliya tersenyum mendengar jeritan Lisa karena cubitanya.

"Salah sendiri kenapa pipimu secabi itu" Lisa mendengus kesal dan memukul lengan Aliya.

"Pipi-mu juga chabi" Aliya hanya tersenyum simpul.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang