75. Baby Sister Your Children VI!

4.8K 294 17
                                    

Happy Reading.

+

"Park Jimin!" Jimin menutup telinganya saat mendengar suara Aliya yang memanggilnya. Berisik, Aliya benar-benar berisik sekarang dan Jimin jadi kesal sendiri. Sudah tidak ada lagi Aliya yang tenang, yang ada hanya Aliya yang suka marah dan berteriak dan Jimin jadi sasaran utama kemarahan Aliya. Sialan bukan?

"Baik jika kau sembunyi. Jangan harap masuk kamar nanti malam dan seterusnya!" Jimin terbelalak kaget dan bangkit dari duduknya. Menatap tidak percaya pada Aliya yang berdiri bersendekap didepan kamar mereka.

"Cih!" Jimin berlari mengejar Aliya saat akan masuk kedalam kamar. Enak saja Jimin tidak boleh masuk kamar.

"Sayang!!" Jimin meraih tangan Aliya dan memeluk tubuh Aliya dari belakang. Mencium lembut pundak Aliya yang terbuka.

"Lepaskan!" Jimin menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku tidak membuat kesalahan. Kenapa harus dihukum?" Aliya memutar bola matanya jengah. Jimin benar-benar pandai beralasan sekarang.

"Tidak membuat kesalahan. Lalu bagaimana bisa pakaian dalamku berhamburan jika bukan ulahmu?" Balas Aliya yang benar-benar jengkel. Entah apa yang Jimin lakukan dengan celana dalamnya.

"Itu kebutuhan laki-laki sayang. Kau tidak lupa kan jika hampir 2 bulan tidak melayani aku!" Cetus Jimin yang mengecup leher Aliya.

"Dan itu kesalahan siapa aku tidak melayanimu? Kau lupa siapa yang membuatku pendarahan!" Jimin meringis dan mengeratkan pelukannya.

Dua bulan lalu, Jimin minta dilayani dan Jimin tidak mau berhenti, hingga Aliya mengalami pendarahan. Kondisinya cukup membahayakan bayi mereka, hingga dokter melarang mereka berhubungan intim dulu. Dan ini sudah hampir berjalan 2 bulan Jimin tidak mendapatkan haknya.

"Ayolah sayang itu sangat kejam hingga aku tidak bisa menyentuh istriku selama 2 bulan!" Aliya menghela nafas panjang dan melepaskan tangan Jimin.

"Aku lelah!" Jimin tersenyum dan menutup pintu mereka. Menyusul Aliya kekamar tentu saja.

"Aku akan mengunjungi Ryujin!" Cetus Aliya yang berbaring di ranjang.

"Dengan aku tentunya!" Balas Jimin yang memeluk tubuh Aliya. Sementara Aliya mencoba memejamkan matanya walaupun yakin jika Jimin tidak akan membiarkan dirinya Melakukan itu.

"Yakin tidur?" Aliya membuka satu matanya dan memperhatikan Jimin, mata Aliya langsung terbuka lebar. Apa-apaan ini?

"Ini hujan jika kau lupa! Jangan buka baju!" Jimin menyeringai dan melemparkan bajunya kelantai. Masa bodoh dengan ucapan Aliya. Justru karena hujan Jimin ingin membuka bajunya.

"Come On!" Aliya mencoba bergerak kebelakang dan Jimin langsung meraih tangannya. Aliya meringis saat Jimin sudah menindih tubuhnya. Ya Tuhan apa yang akan Jimin lakukan.

"Ini sudah waktunya aku mendapatkan hakku sayang. Dua bulan sudah berlalu!" Aliya menghela nafas dan menggeleng pelan. Ini akan menyebalkan karena pagi hari. Melakukan morning Seks bukan gaya Aliya. Aliya malu.

"Oppa?" Jimin menutup bibir Aliya dengan jarinya. Aliya tidak boleh banyak bicara.

"Tugasmu hanya mendesah. Mengerti?" Aliya meringis dan mencoba melepaskan tangan Jimin.

"Shut!" Aliya memejamkan matanya bersiap menghadapi apa yang Jimin lakukan padanya. Entahlah Aliya yakin jika Tidak akan selamat pagi ini. Jimin sepertinya akan benar-benar menuntaskan hasratnya.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang