Happy Reading.
*
Aliya menatap kecewa Jimin yang masih terlelap dalam tidurnya. Memperhatikan kondisi tubuh mereka yang sama-sama telanjang. Aliya merasa seperti pelampiasan nafsu sekarang. Apalagi dengan keinginan Jimin untuk menggagalkan rencana pertunangannya dengan Jungkook. Jimin terlalu bertindak gegabah, jika memang Jimin tidak mau itu terjadi seharusnya mengatakan itu baik-baik pada keluarga Jeon, tapi ini? Jimin justru memperkosanya. Jelas Aliya merasa diperkosa, mereka sudah bercerai dan mereka tidak punya ikatan. Dan lagi peristiwa itu juga pemaksaan.
Aliya tau Jimin cemburu, tapi menggunakan cara seperti ini juga tidak benar. Bagaimanapun ini akan melukai keluarga Jeon dan Aliya tidak mau terlalu menyakiti Jungkook. Jungkook sudah terlalu baik padanya dan cara seperti ini juga tidak benar untuk membatalkan pertunangan mereka.
"Andai Oppa jujur dengan perasaan Oppa dulu, pasti kejadiannya tidak akan seperti ini" Aliya menyesalkan tindakan Jimin yang lebih memilih bungkam dari pada mengatakan kejujurannya. Jimin bungkam dan membuat semuanya berantakan. Jika sudah seperti ini Aliya terlihat seperti antagonis. Apalagi keduanya sudah mengutarakan perasaannya masing-masing dan lagi Aliya juga menerima keduanya.
"Kau bodoh!" Aliya bangkit dan menuju kamar mandi. Otaknya perlu dijernihkan, fikirannya buntu menghadapi ini, apalagi mengingat antusias Soo Young mengenai pertunangannya dengan Jungkook. Aliya merasa sangat bersalah pada Soo Young.
Jimin sendiri terbangun saat tidak menemukan Aliya disampingnya, melirik samping dan menghela nafas saat melihat tempat tidur yang kusut bekas Aliya. Mengusap matanya dan melirik kamar mandi. Jimin mendengar suara air shower yang menyala dan sudah pasti Aliya mandi. Melirik samping nakas dimana ada jam Beker Aliya yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ternyata sudah pagi, Jimin menarik nafas panjang dan memikirkan apa yang akan dirinya lakukan setelahnya.
Jimin ingat keduanya sudah bercerai tapi melepaskan Aliya tidak semudah itu. Jimin sangat mencintai Aliya dan lagi Jimin tidak bisa melepaskan seseorang yang ia anggap penting dalam hidupnya. Jimin sadar caranya salah, memaksa Aliya mengandung benihnya juga bukan hal yang baik. Jimin tau Aliya masih mencintainya, terbukti dengan Aliya yang tidak menolak saat mereka berhubungan yang pertama.
Tapi Jimin tau Aliya, Aliya adalah seseorang yang memegang teguh janji, apalagi pada keluarga Jeon yang begitu Aliya hormati. Susah untuk membuat Aliya membatalkan janjinya pada keluarga Jeon. Apalagi kedua orang tua Jungkook sudah sangat mencintai Aliya. Ini terlalu rumit, masalahnya semua orang tua tau. Ya Tuhan kenapa mereka justru terlibat dalam cinta segitiga? Kenapa jadi rumit seperti ini?
"Aku tidak bisa melukai Aliya lagi!"
Jimin jera.
Dirinya takut akan melukai Aliya lagi, dirinya sudah berjanji tidak akan membuat Aliya terluka tapi mengingat kejadian semalam Jimin yakin sudah melukai Aliya lagi.
Hanya ada satu cara untuk masalah ini.
Jungkook, ya Jungkook harus menyelesaikan ini. Jimin akan berurusan dengan Aliya sementara Jungkook mengurus keluarganya. Keduanya harus menyelesaikan ini. Dengan begitu Aliya tidak akan menolak kembali denganya. Itu cara satu-satunya.
*
"Maaf membuatmu menunggu lama Mina-shi" Aliya meminta maaf pada Mina yang mengajaknya bertemu. Aliya terlambat datang ketempat janjian mereka.
"Tidak masalah. Duduklah!" Aliya tersenyum tipis dan duduk dihadapan Mina.
"Ada apa?" Aliya tidak suka basa-basi. Mengingat Mina yang selalu bertingkah manja pada Jimin membuat Aliya merasa tidak nyaman dengan wanita berdarah Jepang ini. Aliya tidak suka Mina, walaupun Mina adalah sepupu Jimin. Tidak suka dan itu perlu digaris bawahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌