Happy Reading.
+
"Menikah?" Jimin bertanya dengan nada dingin saat ibunya baru saja mengatakan kata-kata yang janggal ditelinganya. Jimin baru pulang dari kantor dan tiba-tiba melihat seorang wanita yang duduk manis disamping ibunya.
Dan dengan santai ibunya menyinggung soal pernikahan. Siapa yang mau menikahi dengan cara perjodohan, lebih-lebih tidak mengenal baik pasangannya. Itu sama saja bunuh diri dan Jimin tidak akan melakukan itu. Kebahagiaan dirinya ada ditangannya dan Jimin tidak suka diatur.
Sementara Aliya yang ada disamping Taeyeon hanya bisa diam dan menghindari tatapan Jimin. Aliya tidak tau jika ini akan jadi penolakan. Taeyeon bilang jika Jimin sudah setuju, itu sebabnya Aliya mau diajak kemari. Jika Jimin tidak setuju, Aliya tidak akan mau dibawa kerumah ini.
"Biarkan wasiat Harabojie-mu jadi kenyataan!" Jimin mendengus sinis dan meninggalkan keduanya. Mengabaikan teriakkan Taeyeon yang ingin dirinya kembali. Demi Tuhan Jimin muak disini.
"Bibi tidak perlu memaksa Jimin. Dia tidak ingin pernikahan ini terjadi!" Ujar Aliya lembut pada Taeyeon. Aliya tidak akan memaksa akan pernikahan yang tidak diinginkan oleh Jimin. Aliya tidak mau.
"Tidak Aliya. Pernikahan ini harus terjadi atas setuju atau tanpa setujunya Jimin. Kau hanya perlu menjalani ini!" Aliya diam mendengar suara Taeyeon. Terbiasa menuruti ucapan Taeyeon, Aliya tidak pernah berkata tidak pada Taeyeon.
Memang setelah kematian orang tuanya Aliya diasuh oleh Taeyeon. Dan Taeyeon seperti ibu bagi Aliya. Termasuk dalam menyetujui hubungan paksa ini. Aliya hanya bisa berkata iya.
"Aku mengerti Bibi!" Lirih Aliya menunduk.
+
Aliya tau Jimin membencinya. Aliya tau Jimin tidak menginginkan pernikahan ini, dan Aliya tau ini akan jadi ujian baginya. Ujian dimana dirinya harus hidup dengan seseorang yang menjadi suaminya. Suami yang tidak pernah menginginkan dirinya.
"Bersabarlah dengan Jimin. Dia akan berubah dengan seiringnya waktu!" Aliya hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Taeyeon saat Jimin berlalu dari hadapan mereka. Entahlah Aliya tidak bisa menjawabnya. Aliya hanya bisa diam, dirinya tidak bisa menilai ini. Mustahil dirinya akan baik-baik saja setelah pernikahan ini.
"Aku tau Eomma"
+
Mencoba menutup mata dan telinga, mencoba bertahan dengan keadaan gelap yang Jimin ciptakan. Aliya bertahan dengan sebisanya. Aliya tidak mengeluh atas perlakuan buruk Jimin. Ini adalah nasibnya dan Aliya hanya bisa menikmati ini. Dirinya seorang istri sekarang.
Jimin seorang yang kasar, tidak memukul tapi membentak. Jimin tidak menyapanya dengan baik, hanya suara keras dan bentakan yang terdengar setiap hari. Jimin memperlakukan dirinya seperti Pelayan. Benar Aliya pelayan Jimin. Bahkan Jimin yang kesini dengan teman wanitanya, Aliya juga menjadi pelayan.
Jimin bahkan tidak sungkan membawa wanita itu kedalam kamar mereka. Dimana itu tempat privasi mereka, dimana itu tempat sakral mereka, tapi apa. Itu hanya jadi kamar Jimin dan bukan kamarnya.
Yoo Sun Kyu, perempuan yang cantik. Lebih cantik dan sempurna dari pada dirinya. Perempuan yang menepati hati Jimin, dan seharusnya menjadi istri Jimin jika pernikahan perjodohan ini tidak terjadi. Sayang nasib berkata lain.
"Aku tau kau benci padaku!" Aliya tersenyum tipis mendengar ucapan Yoo Sun Kyu. Entah apa yang membuat kekasih seorang Park Jimin ini menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌