Happy Reading.
*
"Ya Tuhan sayang berhenti menyiksa dirimu!" Taeyeon histeris melihat Jimin terus mabuk-mabukan tanpa henti. Ditangannya ada segelas Wine penuh dan didepannya ada berpuluh-puluh botol wine yang sudah kosong. Jimin menghabiskan waktunya untuk mabuk-mabukan.
"Aku bersenang-senang Eomma!" Jimin tertawa dan akan meminum Wine-nya tapi tanganya dicekal oleh Taeyeon. Membuang gelas itu dan Jimin tersenyum.
"Aku mencoba melepaskan emosiku Eomma. Aku hanya ingin bersenang-senang" Taeyeon mengeram dan menampar pipi Jimin.
"Jika kau seperti ini karena Aliya maka selesaikan dengan baik, jangan jadi pengecut dengan mabuk-mabukan seperti orang bodoh!" Jimin tertawa dan bangkit dari duduknya. Memperhatikan ibunya dengan sorot terluka.
"Dia membenciku dan aku kalah Eomma. Wanita yang kucintai membenciku dan dia juga ingin kami berpisah. Aku harus apa?" Jimin menendang kuat meja yang ada didepannya. Meraung didepan Taeyeon. Jimin pada dasarnya laki-laki lemah yang merindukan kasih sayang istrinya.
"Coba bujuk Aliya. Cobalah memperbaiki hubungan kalian. Aliya tidak benar-benar membencimu. Dia hanya kecewa, Aliya tidak mungkin membenci laki-laki yang dirinya cintai" Jimin tertawa keras. Menertawakan kata-kata Ibunya.
"Dulu dia mencintaiku, sekarang dia membenciku" cetus Jimin dan berjalan meninggalkan ibunya.
"Jim kau mau kemana? Park Jimin" Taeyeon membuang nafasnya kasar melihat Jimin tidak berhenti. Entah apa yang dilakukan Jimin sekarang. Taeyeon bingung dengan keadaan ini, Jimin frustasi dan tidak tau apa yang dia lakukan. Dan lagi kenapa Aliya harus mengirimkan surat cerai ke pengadilan.
"Maafkan Eommaniem Aliya. Sepertinya Eommaniem harus ikut campur disini!" Taeyeon berlalu meninggalkan kamar Jimin. Taeyeon harus melakukan sedikit hal untuk keduanya. Bocah-bocah ini harus diluruskan jalanya.
*
"Terima kasih!" Jungkook mengucapkan terima kasih karena Aliya menjamunya dengan makan malam. Sementara Aliya hanya tersenyum dan mempersilahkan Jungkook makan.
"Ehem Oppa tidak sibuk?" Jungkook menggeleng dan memasukkan nasi dalam mulutnya.
"Aku cuti beberapa hari. Bisa-bisa tua sebelum waktunya jika aku terus bekerja" cetus Jungkook bercanda dan Aliya tertawa.
"Cepatlah cari istri. Biar tidak minta makan aku terus!" Jungkook hanya nyengir dan kembali makan.
"Sulit. Aku mencari yang seperti mu!" Aliya menggeleng dan membersihkan nasi yang tertinggal di sudut bibir Jungkook.
"Kau ini ada-ada saja!" Sementara Jungkook mematung karena apa yang Aliya lakukan. Jantung Jungkook bergerak sangat cepat karena tindakan Aliya.
"Oppa!" Jungkook tersenyum malu dan kembali makan makananya. Mencoba menutupi kegugupannya karena Aliya.
"Wajahmu merah. Kau kenapa?" Jungkook menyentuh pipinya dan benar rasanya panas. Menggeleng dan minum..
"Aku baik-baik saja. Kau jangan khawatir" Aliya mengamati Jungkook dengan dalam. Ada yang aneh dengan Jungkook. Kenapa Jungkook terlihat gugup dan gemetar.
"Yakin? Oppa terlihat gugup!" Jungkook menggeleng kuat. Tidak memungkinkan dirinya jujur tentang kondisi jantungnya yang abnormal karena tindakan Aliya. Jungkook belum siap mengatakan ini pada Aliya. Tidak!
"Ehem aku pulang dulu. Terima kasih untuk makan malam ini. Bye!" Aliya menggeleng tidak percaya melihat Jungkook pergi begitu saja. Bahkan Jungkook tidak menatapnya. Kenapa dengan Jungkook?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌