98. Daddy 6!

8.8K 362 56
                                    

Happy Your Reading.

*

Big Thanks dear. Uh setiap tantangan like pasti terpenuhi, dan ya 200 itu angka tertinggi ya, jadi Jangan khawatir akan naik lagi. One Shoot tidak sekuat AAS jadi kadarnya standar aja hem.

Oke Next 200 lagi.

Btw disini masalah lho ya.

*

Se Yoon pulang tanpa sambutan ramah dari Aliya, gadis itu membuat muka sebal dengan kentara dan Se Yoon hanya meringis miris, padahal saat masuk tapi dirinya berharap dapat pelukan hangat dari sang anak.

"Sayang" Aliya melengos dan menuju kamarnya. Se Yoon menggeleng pelan dan menyeret kopernya menuju Kamar, dari pada istirahat lebih baik minta maaf pada sang putri dulu.

"Aliya..." Se Yoon membuka kamar Aliya dan menemukan sang anak yang duduk membelakangi dirinya. "Baby .." Se Yoon mendekat dan merangkul pundak Aliya.

"Maafkan Mama hem. Mama sibuk" Aliya mendengus keras, tau dari raut wajah sang Mama akhirnya menyerah pasrah.

"Aliya toleransi jika Mama memperpanjang perjalanan bisnis hanya saja kenapa tidak menghubungi atau memberi kabar. Aliya khawatir Ma" Se Yoon tersenyum manis dan mencium puncak kepala Aliya. Bagaimana bisa Se Yoon melepaskan sang anak jika Aliya sangat manis.

"Sorry sayang, Mama benar-benar lupa karena terlalu senang" Aliya memang tidak bisa marah pada Se Yoon sama sekali. Terlalu sayang pada sang Ibu jelas. "jangan diulangi lagi" Se Yoon mengangguk dengan lembut, kembali menghujani ciuman manis untuk sang putri.

"Bolos lagi Anak Mama?" Aliya tidak menjawab, hanya diam saja. Bagaimana bisa dirinya menjawab jika ada alasan tidak kuliah. Hell Aliya tidak bisa berjalan tadi pagi, bahkan harus diantar Jimin untuk mandi makan. Mereka melakukan untuk yang ke-3 kalinya dikamar ini semalam dan untung Jimin sudah membersihkan semua jejaknya. Jelas antisipasi, ah Aliya juga tidak lupa Jika Jimin sangat mencintai sang Ibu. Agak sesak karena hanya dinggap pelampiasan. Masa bodoh lah.

"Maag-ku kambuh Ma. Aku kesakitan tadi pagi" hanya itu alasan Aliya, karena memang jika Maag menyerang maka dirinya akan bebas dari semua kegiatan kuliah.

"Perlu kedokter?" Aliya menggeleng pelan. Yang ada Dokter tau jika Maag-nya tidak kambuh. "Apa Daddy selalu masak untukmu?"

"Always" Se Yoon tersenyum dan mengusap sayang rambut Aliya. "Bagaimana jika kita keluar untuk makan siang, Mama belum makan" Aliya mengangguk menyetujui.

"Ayo..." Se Yoon tersenyum dan menyapu pandangannya kekamar sang anak. "Baby?"

"Apa Ma?"

"Kenapa Baju Daddy-mu disini?" Mata Aliya melotot saat melihat ada baju Jimin yang tertinggal disana. Itu baju saat Se Yoon baru pergi 2 hari.

"Ah terbawa saat mengambil dari jemuran Ma. Aliya lupa mengembalikan pada Daddy"  memang tidak ada Maid dan mereka melakukan pekerjaan masing-masing. Se Yoon masak dan bersih-bersih rumah, Jimin bagian kebun dan kolam. Sementara Aliya bagian baju, jadi lumayan bisa mengelabuhi mereka.

"Ah baiklah. Mama ambil ya" Aliya mengangguk pelan. Semoga saja tidak bau baju Jimin, Mampus.

"Ayo bersiap sayang" Aliya mengangguk pelan.

*

Aliya merasa seperti cemburu saat melihat Jimin dan Se Yoon bermesraan, rasanya seperti panas dihatinya.  Awalnya Aliya fikir Se Yoon akan mengajaknya makan siang berdua tapi justru Jimin ikut, sialan.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang