117. 🪷 II

811 53 1
                                    

Happy reading.

"Dia semakin sibuk sampai jarang pulang. Bagaimana Caffe nya?"

"Papa tanya padaku? Bukannya Papa mengawasi Caffe Lia?" Balik Alex bertanya, ayahnya mana tega membiarkan Aliya tanpa pengawasan.

"Aish anak ini"

"Dia sudah dewasa Yeobo, jangan khawatir"

"Kecuali urusan merecoki Jimin"

"Itu sudah bagian dari hidupnya, mana bisa berhenti" oceh Alex.

"Selama dia tidak aneh-aneh"

"Semoga saja…"

+

"Oppaaahhhh…." Jimin tidak bisa berhenti bergerak, Aliya juga tidak bisa berhenti bersuara. Dibawah sana seperti akan meledak, Aliya tidak tahan.

"Together…" suara sexy Jimin membuat Aliya melayang. Rasanya luar biasa.

One

Two

Three

"Ahhhhkkkk…" pekikan panjang mereka mengakhiri sesi ke 4 ini, tubuh Jimin ambruk ditubuh kecil Aliya. Nafas mereka bersautan dan terengah, keringat jadi satu dengan kulit bersentuhan sempurna.

"Akhhh .." Aliya memekik kecil saat Jimin melepaskan kontak tubuh mereka. Tersenyum tipis melihat bercak darah yang tersisa dimiliknya.

First Making Love.

"Bagaimana?"

"Amazing" Aliya masih menikmati pelepasannya, wajahnya masih dihiasi senyum dengan mata tertutup.

"Sejak kapan kau jadi liar seperti ini?"

"Molla, mungkin seringnya aku melihat otot-otot perut ini" tunjuk Aliya pada perut sixpack Jimin yang masih diatasnya.

"Kau tergoda?"

"Memikirkan bagaimana rasanya jika kulit kita bersentuhan dan saling bertabrakan. Penuh keringat dan emosi, aku membayangkan ini dari lama"

"Fantasi Sex mu denganku?"

"Hem. Aku tidak mencintai siapapun untuk kujadikan keinginan" kejujuran Aliya membuat Jimin tersenyum dan mencium keningnya lama.

"Kau gadis kecil yang nakal"

"Hanya didepan Oppa" Aliya mengalungkan lengannya dileher kim.

"Jangan mulai Lia. Kau tidak bisa buka Caffe besok jika dia bangun lagi"

Aliya tersenyum manis dan mencium bibir Jimin sekilas. "I love you…"

"Ara…"

+

"Menyewa Apartemen?"

"Hem, biar semakin dekat dengan Caffe capek bolak-balik Papa…"

Aliya mulai aneh-aneh lagi, segigih apa gadis ini?

"Sayang…"

"Ma butuh 45 menit untuk sampai Caffe dari rumah, itu buang waktu. Aku akan cari tempat yang dekat. Jangan khawatir aku baik-baik saja"

"Papa pilihkan apartemennya…"

"Iya …"

"Bagaimana dengan Apartemen yang sama dengan Jimin?" Cetus Ibunya.

"Maa.."

"Setidaknya ada yang Mama tanya jika Aliya tidak pulang Pa. Mau kan sayang?" Aliya hanya mengangguk pelan, meski dihatinya sangat senang, Aliya akan semakin dekat dengan Jimin.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang