76. I Want Die Because You.

5.8K 255 22
                                    

Happy Reading.

*

Katakan iya maka aku akan pergi dan katakan tidak maka aku akan kembali. Berbalik arah dan melihat kebelakang, bayangan kelam yang terus berada dibelakangku. Menarikku untuk kembali mengulangnya. Membawa penderitaan yang tidak berujung, sakit yang kurasakan sendiri. Jatuh kedalam lubang yang sama selama lebih dari 3 kali. Membuatku enggan untuk berkaca. Karena pada dasarnya aku yang memulai dan aku juga yang akan mengakhirinya.

Sakit hati menjadi makananku setiap hari. Berkaca pada yang lain dan pada akhirnya aku yang akan tetap salah. Karena aku adalah pusat kesalahan. Berkata iya tapi hati mengatakan tidak, hidup yang tidak kujalankan sesuai keinginanku. Berpatokan pada kesalahan dan entah sampai kapan ini berhenti.

*

Aliya merapikan kembali dress-nya yang sedikit kusut. Menghela nafas pelan saat tahu jika bagian belakang Dress-nya robek. "Selalu saja begini!" Gumamnya lelah.

Aliya merogoh ponselnya yang ada ditas tanganya. Menekan dial 3 dan langsung tersambung dengan orang yang dituju. "Sisakan 15 menit untukku! Aku ada keluhan!" Kata Aliya dan langsung mematikan sambungan ponselnya.

"Lebih baik aku duluan!"

*

Jimin terlihat fokus pada kertas yang ada ditanganya. Matanya meneliti setiap kata yang tercetak pada kertas ukuran A4 tersebut, sesekali Jimin mendengus saat menemukan tidak kecocokan pada kertas itu.

"Presdir!"

"Masuk!" Seru Jimin saat mendengar panggilan dari luar.

"Ada paket untuk anda!" Jimin mengangguk dan menunjuk sofa.

"Letakkan disana! Akan kubuka nanti!" Sekertaris Jimin mengangguk dan meletakkan paket yang dibawanya dan mohon undur diri.

"Ah ya Nona Yoon kosongkan jadwalku hari ini. Aku ada acara penting" Kata Jimin.

"Saya mengerti Presdir dan ada telfon dari Nyonya Park untuk Anda" kata Sekertaris Jimin.

"Katakan aku sibuk!" Sekertaris Jimin mengangguk mengerti dan mohon undur diri.

Setelah kepergian sekertarisnya, Jimin mulai termenung dalam. Matanya melirik paket yang ada disofa. Jimin tidak berniat membukanya, tanpa melihatnya pun Jimin sudah tahu isinya. Paket itu selalu datang setiap hari dan dari pengirim yang sama.

"Apa yang sedang dia lakukan?" Gumam Jimin sambil melirik paket tersebut.

*

Aliya hanya diam saat dirinya ditatap oleh tajam Roseane Park, istri Jimin. Aliya tidak berniat bicara sama sekali karena bukan Aliya yang menginginkan pertemuan ini. "Berapa uang yang kau mau?" Pertanyaan Rose membuat Aliya tersenyum tipis.

"Uang? Aku tidak butuh. Kau lupa jika aku Pewaris Tunggal Han Pearls? Jangan lupakan jika JS Gruop dengan Han Pearls adalah setara jadi jangan pernah bertanya uang padaku!" Jawab Aliya santai.

"Lalu jika bukan karena uang, kenapa kau masih tidur dengan suamiku?" Teriak Rose keras.

"Aku tidak memintanya, Suamimu sendiri yang datang padaku!" Balas Aliya yang terlihat santai.

"Tidakkah kau malu? Jimin sudah beristri dan kau masih berada dalam hidupnya! Dimana harga dirimu?" Aliya tersenyum remeh mendengar cacian Rose.

"Pertanyaan itu lebih cocok untuk dirimu Nyonya Terhormat Park. Tanya dulu pada dirimu baru kau tanyakan padaku! Jika kau sudah menemukan jawabanya beri tahu aku. Maka akan kujawab pertanyaan Bodoh-mu itu!" Balas Aliya datar.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang