Happy Your Reading.
Keep 200 ya. Seperti biasa, kemarin 175 sekarang 200! Naik perlahan, toh ngak bayar jadi jangan protes. Kalau bayar boleh protes. Tinggal scroll ke bawah dan nemu ⭐, jangan lupa tekan.
Jadi pembaca yang baik, Authour juga akan jadi sangat baik. Sering-sering update dan menyapa. See adil bukan.
See ini bagian dari pribadi saya. Tapi suka aja. Say Hay For Me😘.
I Love You!
*
Kita perbaiki hubungan yang sempat panas ini, mereka memilih mengalah dan bersikap seolah tidak terjadi apapun. Itu jauh lebih baik dari pada mendekatkan kata Anak!
Aliya kembali jadi biasa, manja dan seenaknya sendiri. Hanya saja tidak menyinggung soal adik dan anak.
Se Yoon jadi ibu rumah tangga yang perhatian dan penuh kasih. Melakukan yang terbaik untuk suami dan anaknya. Se Yoon tidak bisa egois. Ini jalan keluar yang baik.
Dan terakhir Jimin juga kembali diam tanpa membahas anak. Tapi bukan berarti Jimin menyerah. Jimin jelas masih kekeh ingin punya anak, hanya saja memaksa akan semakin menambah panas suasana dan Jimin tidak mau sampai kedua wanita itu bertengkar. Apalagi jika ingat kegilannya yang menawarkan diri untuk membuahi Aliya. Oke anggap saja Jimin gila karena emosi. Dan Jimin tidak mau sampai Se Yoon tau. Bisa digantung Se Yoon jika tau anak kesayangannya ditawar.
"Sayang sudah terlambat. Ayo berangkat" Aliya menyelesaikan sarapannya dan mendekati ibunya, memeluk dan mencium pipi ibunya. Tangannya meneloyor kepala Jimin dengan spontan.
"Aliya..."
"Bye Daddy" keduanya menggeleng melihat tingkah Aliya. Jimin mendengus dan menatap punggung Aliya yang semakin menjauh.
"Maklum Jim"
"Sangat Yeobo" tekan Jimin sambil memasukkan satu telur gulung kedalam mulutnya. Sementara Se Yoon tersenyum dan mengusap kepala Jimin. Seperti mengasuh anak dari pada suami. Jimin sangat manja.
*
Kilas balik kehidupan Aliya yang hanya berputar pada Se Yoon selama ini. Gadis ini hanya butuh sang ibu, tanpa siapapun.
"Hei..." Aliya menoleh saat mendengar sapaan seseorang. Laki-laki. Siapa?
"Nugu?" Laki-laki ini tersenyum hingga matanya menghilang. Mirip Jimin. "Park Ji Hyun, adik Park Ji Min. Ayah tirimu" Aliya tersenyum tipis dan menerima uluran tangan Ji Hyun.
"Aliya.. "
"Park?" Aliya menggeleng pelan. "Aku tidak tertarik mengunakan marga kakakmu. Jadi panggil saja Aliya" Ji Hyun tersenyum lalu mengusap rambut Aliya.
"Bagaimana jika kau memanggil aku Oppa. Aku hanya berjarak 2 tahun dari Jimin Hyung, dan kita berjarak 10 tahun" Aliya mau mual mendengar itu. Oppa? Menggelikan.
"Kukira Ahjuhsi lebih baik. Kau sudah akan kepala 3 dan aku akan masuk 2, jadi Oppa tidak cocok sama sekali. Ahjushi Park Ji Hyun. Otte?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌