86. Scenario.

5.7K 283 11
                                    

Happy Reading.

@

Yang tersayang pasti tau, yang terbaik pasti merasa yang dan tercinta pasti akan bahagia. Kehidupan sederhana yang diimpikan keluarga Wang! Kehidupan sederhana dengan beberapa anak kecil. Yah hal sederhana yang belum juga diberikan Tuhan. Keduanya sudah menikah hampir 3 tahun dan belum juga dikaruniai seorang anak yang meramaikan kebahagiaan keluarga kecil mereka. Mereka menanti dan berusaha!

Sang direktur Muda itu hanya bermalas-malasan dalam pelukan hangat sang Istri. Menikmati Minggu cerah dengan menikmati harum tubuh dari Sang Istri. Wang Jimin, Direktur Muda yang menikah dengan seorang Wanita Karir, Wang Haein. Keluarga mereka bahagia hanya saja belum dikaruniai anak. Jelas sedikit sesak karena mereka menanti sang Buah Hati dari awal pernikahan.

"Oppa aku ingin menemui Teman Lama. Dia baru pulang dari Italia, Dia Seorang dokter Kandungan. Aku ingin mencoba dengan dia, siapa tau cocok" Jimin Hanya bergumam dan menelusupkan kepalanya diceruk leher Haein.

"Terserah mu saja" Haein tersentuh dan mengusap rambut tebal sang suami. Usia Jimin hampir kepala 3 dan masih sangat manja padanya. "Oppa ikut ya"

"Asal jangan lama"

"Uhum"

*

"Hei Bear" Haein menyapa temannya dengan pelukan hangat, lain halnya Jimin yang hanya melihat itu dari belakang. "Lama tidak bertemu dan panggilan itu tidak berubah. Oh ayolah Wang Haein"

"Baik-baik aku minta maaf. Oh ya kenalkan ini suamiku Wang Jimin" Jimin tersenyum dan mendekat. Mengulurkan tangannya pada sosok muda yang masih bercengkrama dengan sang istri.

"Wang Jimin"

"Yoo Aliya"

*

"Yaa.. Nyonya Wang jangan gila, ini Aniversary pernikahan kalian dan kenapa aku harus datang. Tidak mau" Aliya berteriak pada Haein yang mengundang dirinya dalam acara makam malam keluarga Wang. Sebuah tradisi jika ada peringatan hari pernikahan. Aliya masih punya sedikit malu untuk ikut makan malam. Jelas tidak.

"Oh ayolah Yoo, hanya sebentar, lagi pula kau bisa bertemu mama disana. Dia pasti akan senang melihatmu" Haein memaksa Aliya. Jelas benar-benar ingin sahabatnya ikut dalam acara ini. "Aish lain kali aku main, tidak sekarang. Aku tidak mau. Itu acara privasi keluargamu"

"Pokoknya kau harus datang. Jika tidak aku akan memusuhimu"

"Dasar merepotkan"

"Kau yang terbaik"

"Berisik"

*

Dengan riasan sederhana dan baju simple Aliya dateng ke acara yang diselenggarakan keluarga Wang. Agak malu, tapi Haein sendiri yang mengundang. Aliya membawa baket bunga untuk Haein. Mawar Merah, kesukaan Haein jelas.

"Maaf aku terlambat. Ada kendala tadi" Aliya meminta maaf dan diajak ke ruang dimana tempat acara.

"Aliya" Aliya tersenyum saat mendengar sapaan Nyonya Ji, ibu Haein. Mereka memang akrab dan Aliya sudah dianggap putri oleh mereka. "Lama tidak bertemu bibi"

"Astaga kau semakin cantik saja. Mari sayang" mudah akrab dengan mereka karena semua ramah dan Aliya dianggap seperti keluarga sendiri. Aliya juga diajak bicara dengan baik oleh keluarga Jimin, seperti mereka menganggap Aliya keluarga jauh yang lama tidak bertemu. Astaga Aliya merindukan suasana ini, hah andai keluarganya tidak terlalu sibuk dengan Perusahaan pasti kehangatan ini akan terus terjadi.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang