107. Big Brother VI

1.2K 97 5
                                    

Happy Reading.

Kek nya ada di nomer 67 deh. Dari yang pertama sampe 6. Ini mau di kelarin dari pada gantung2.

 Ini mau di kelarin dari pada gantung2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




+

Semua berjalan semestinya, menjadi ibu muda dan istri dari mantan kakak tirinya. Dunia Aliya jungkir balik karena Jimin. Cinta pertama memang dia dapatkan tapi tidak ketenangan. Aliya harus menerima semua dektean Jimin dan ini menyebalkan karena dirinya suka kebebasan. Tapi what ever, semua memang harus terjadi karena sekarang menjadi seorang istri.

Selagi Jimin tidak menyuruh aneh-aneh dan masih batas wajar. Semua baik-baik saja.

"Kenapa melamun?" Si menyebalkan datang sambil memeluk tubuhnya dari belakang. Wangi maskulin yang tercampur dengan keringat Jimin sangat menggoda. Aliya tidak lupa jika ini candu.

"Tidak. Hanya memikirkan laki-laki yang mengaku pamanmu" sebenarnya bukan itu hanya saja lebih baik memulai topik yang selalu Jimin hindari. Menyenangkan menggoda laki-laki yang malas membahas itu.

"Kau mulai lagi"

Aliya berbalik berhadapan langsung dengan Jimin. Bukankah ini seru untuk drama kali ini. Aliya merasa aneh saat tidak berkelahi dengan Jimin sekali dalam sehari. Harus ada musik dalam rumah ini. "Bagiamana jika memang dia pamanmu?"

"Dan aku harus apa? Memujanya?"

"Tidak. Melihat Vels Company sepertinya kau bukan orang sembarang" Jimin mendengus pelan dan meninggalkan Aliya untuk duduk diranjang kamar mereka. Benar yang dikatakan Aliya, Vels bukan perusahaan kecil. Jika memang Jimin pemiliknya itu lebih besar dari pada Kim Holding perusahaan ayah mereka. Tapi Jimin tidak tertarik apalagi membahas perjodohan itu. Yang benar saja, hidupnya ditukar dengan pernikahan konyol yang tiba-tiba dilayangkan saat setelah rencana pernikahannya dan Aliya.

Jimin bukan Mata duitan dan bagi Jimin ini sudah cukup meskipun rasa penasaran masih ada. Seperti apa orang tuanya dan bagiamana semua terjadi.

Hanya saja Jimin takut semua tidak sesuai apa yang dirinya harapkan, menjadi yatim piatu dan tinggal di panti asuhan dari kecil sampai dewasa. Mengetahui fakta dirinya dibuang dan besar sendiri lalu dihadapkan kenyatakan seperti ini.

"Terlepas dari semua itu kau perlu tau orang tuamu Jim" beralih pada Aliya yang menatapnya dengan sorot yakin.

"Aku tidak berniat mencaritahu Aliya"

"Dan setidaknya aku harus tau seperti apa wajah mertuaku" helaan nafas Jimin menguar. Ini tidak akan ada habisnya jika dibahas dan semua seharusnya tidak menjadi masalah untuk mereka.

"Baiklah aku akan mencoba menemui mereka"

+

+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang