114. hei Brother...

671 52 7
                                    

Happy Reading.

+

"Aku menyukaimu"

Aliya terus diam kala ucapan Byeong Gyu terus berputar di kelapanya seperti kaset yang terus memutar. Siang bolong mendapatkan pengakuan yang dia sendiri tidak kaget. Dari tingkah laku Byeong Gyu terlihat sekali jika memang dia menaruh perasaan lebih padanya.

Aliya tidak berharap Byeong Gyu mengungkapkan perasaannya dan beruntung dia tidak menuntut jawaban pada Aliya.

Perasaan Aliya pada Byeong Gyu hanya sebatas kagum pada kakak laki-laki bukan bukan laki-laki dewasa. Jawabannya kenapa? Ya karena masih luas nama Jimin ada didalam hatinya. Aliya jatuh cinta pada Jimin bukan 1 2 bulan tapi bertahun-tahun dan melupakan Jimin tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi this First Love.

Perempuan akan seperti itu jika menyangkut hatinya.

Hari ini cafe tutup dan Aliya tidak melakukan apapun selain mengurung diri dikamarnya seharian. Ponsel dia letakkan dan hanya fokus melihat hujan yang terus menjatuhi bumi. Seharian ini memang hujan dan Aliya tidak beranjak dari kasur setelah bangun tadi jam 11 siang.

Beberapa kali ponselnya berdering tapi dia abai dan memilih diam.

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan Aliya tidak bereaksi untuk menengok kebelakang untuk tau siapa orangnya. Orang tuanya ada di Jerman untuk perjalanan bisnis dan sudah pasti itu Jimin. Hanya mereka ber 3 yang tau sandi apartemen Aliya.

Dan hanya mereka yang punya aksesnya.

"Dasar pemalas" sisi belakang Aliya bergerak tapi dia tetap diam.

"Pasti baru bangun"

"Kenapa oppa kemari?"

"Harus ada alasan aku mengunjungi adikku?"

"Kau kan sibuk, kenapa jauh-jauh datang kesini untuk melihatku?"

"Bibi Oh khawatir padamu"

"Ohhh..." Hanya itu reaksi Aliya dan masih fokus pada hujan diluar.

"Ayah menjodohkan mu dengan Choi Byeong Gyu"

"Dia sudah bilang beberapa waktu lalu"

"Dan reaksimu?"

"Aku tidak menjawab apapun. Kurasa ayah mengerti"

"Kau suka Choi Byeong Gyu?"

"Entahlah..."

"Kalian sangat dekat?"

"Lumayan. Kenapa? Apa Oppa tidak suka?"

"Aku tidak bereaksi terhadap hubungan kalian. Kau yang menjalani hidup mu sendiri"

"Benar juga. Bagaimana dengan kekasihmu?"

"Baik-baik saja"

"Kapan kalian menikah?"

"Tidak tau"

"Kalian sudah lama pacaran, menikahlah"

"Aku belum ada niat menikah"

"Kenapa?"

"Ragu dengannya"

"Ragu tapi dijalani. Aneh. Oppa aku mau lanjut tidur. Pulang..." Kata-kata Aliya terhenti saat merasakan lengan Jimin memeluk perutnya.

"Aku ingin menginap tidur disini"

"Yoo Jimin..."

"Hanya beberapa saat saja. Anggap aku tidak ada. Bisa?"

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang