Happy Reading.
*
Dengan langkah riang Aliya memasuki ruangan pribadi Jimin. Melenggang masuk tanpa permisi, yah Aliya memang tidak perlu ijin untuk masuk kedalam ruangan Suaminya. Siapa yang akan melarang Nyonya Muda? Tidak akan ada.
Aliya menyeringit saat melihat ruangan Jimin yang kosong. Kemana Suaminya? Ini jam makan siang dan tidak biasanya suaminya keluar jika bukan ada meeting atau acara mendadak. Jimin tidak pernah makan diluar jika bukan Aliya yang mengajak dan lagi, Jimin pasti akan menyuruh Leo jika ingin makan sesuatu dan tumben suaminya tidak ada ditempat.
Tangan Aliya bergerak mengambil ponselnya yang ada di tas kecil yang ia bawa. Mencari ID milik Jimin dan menghubungi suaminya. Mendesis kesal saat suara operator yang membalasnya.
"Shit dimana sipendek itu?" Aliya mengeram dan mencari Jimin. Kamar mandi kosong, dan barang-barang Jimin masih rapi. Sebenarnya kemana pria pendek itu.
"Nyonya mencari Sajangnim?" Aliya menoleh dan menemukan Leo yang sepertinya mengetahui maksud kedatangannya.
"Dimana Bos Pendekmu?" Tanya Aliya sedikit kesal dan Leo hanya menunduk. Sebenarnya Leo ingin tertawa mendengar panggilan Aliya untuk Jimin, tapi rasanya tidak sopan jadi Leo lebih memilih membungkam bibirnya.
"Presdir sedang ada urusan mendadak Nyonya. Katanya jika Nyonya datang Presdir berpesan agar Nyonya menunggu" Aliya jengkel setengah mati mendengar ucapan Leo. Menunggu? Aliya benci kata menunggu.
"Tidak. Katakan Pada Bos Sialanmu aku tidak akan menunggu dia. Jika dia tidak bisa menepati janjinya maka tidak perlu membuat janji. Dan sampaikan salam terkutukku untuknya. Aku tidak akan Sudi menginjakkan kakinya diruang ini lagi" dan Aliya berlalu setelah membuat Leo mematung. Sebegitu marahnya Aliya saat Jimin mengingkari janjinya. Daebak.
Aliya berjalan dengan perasaan sangat kesal. Mengabaikan sapaan beberapa pegawai Jimin yang mengenalnya. Yah Aliya memang tidak akan peduli jika sedang marah. Yang ia inginkan adalah keluar dari kantor Suami menyebalkan ini.
Aliya sampai di Basement atas dan baru akan membuka mobilnya, tapi mata Aliya menangkap sesuatu yang aneh didalam mobil yang Aliya yakini mobil Jimin. Mata Aliya terlihat meneliti dan terbelalak menyadari sesuatu, berlari cepat kearah mobil Jimin dan membuka kasar pintunya.
"Jalang Sialan" Aliya menarik kasar Rambut wanita yang ia yakini sekertaris baru Jimin. Menariknya keluar dan mendorong wanita itu hingga terjungkal dilantai.
"Akh" wanita itu memekik kesakitan saat pantatnya mengenai lantai. Belum lagi rambutnya yang tertarik oleh Aliya.
"Security" Aliya berteriak keras dan ada dua orang Security yang menghampirinya.
"Kami Nyonya" Aliya menatap tajam wanita yang masih duduk dilantai.
"Pastikan Jalang ini dalam pengawasan kalian dan kurung dia gudang, aku akan kembali menghukumnya saat urusanku selesai. Bawa dia" kedua Security itu hanya mengangguk dan menyeret wanita itu dengan paksa. Meninggalkan Aliya yang mengeram dan mengalihkan perhatiannya pada Jimin.
"My dear Aliya why are you taking so long? I've missed you so much. Come here quickly, he said he wanted to play. I can't stand my love. Hurry up" Aliya mendesis dan masuk kedalam mobil Jimin. Menguncinya dengan cepat dan menutup kaca Jimin yang terbuka. Untung kacanya kaca Film jadi tidak akan terlihat dari luar.
Mendesis saat melihat wajah memerah Jimin, Aliya tau ini apa. Obat perangsang apalagi dengan gelas plastik bekas minuman yang sepertinya punya Jimin.
"Dasar Bodoh" hidup dengan berbagai Bajingan disisinya membuat Aliya dapat mengenal semuanya dengan mudah termasuk para-para penggoda yang berniat menggoda suaminya. Aliya tau jika Jimin akan bersikap sangat dingin selain istri dan keluarga dan Jimin tidak akan mau melakukan hal tidak senonoh pada wanita yang bukan Jimin cintai. Kecuali itu obat perangsang. Ya Aliya Sudah berulang kali memergoki wanita yang ingin tidur dengan suaminya dan untung ada Aliya yang selalu menahan kejadian itu.
"Why so long ago?" Aliya terperangah saat Jimin menariknya dalam pangkuan pria itu. Bagaimana bisa Jimin melakukan itu.
"Bau tubuhmu sudah sama. Kenapa tadi baunya beda Hem?"
"Apa yang Oppa lakukan?" Jimin terlihat bingung dan tertawa.
"Belum apa-apa. Tapi hanya minum dan kepalaku pusing" Aliya Tersenyum lega dan mengusap rahang Jimin dengan sensual.
"Kita pulang dulu. Aku tidak mau melayani Oppa disini" Jimin menggeleng tidak setuju. Ia ingin sekarang.
"Aku sudah tidak tahan sayang. Ayolah" Jimin sudah mulai merengek dan Aliya jadi kesal sendiri. Memperhatikan sekitar dan ternyata aman.
"Sepertinya tidak masalah mencoba Sex Toys untuk kedua kalinya" dan Aliya langsung menyambar bibir Jimin dengan ciuman lembut tapi penuh perasaan. Jimin menyambutnya dengan penuh gairah. Yang Jimin tau ia ingin segera menelanjangi tubuh istrinya.
"Sayang. Ahhh"
*
"Euh" Jimin terbangun saat merasakan panas pada wajahnya dan mencoba menyingkirkan sesuatu dari wajahnya.
"Oppa bangun" dan Jimin segera membuka matanya. Menemukan istrinya yang hanya menggunakan pakaian rumahan.
"Sayang" Jimin bangkit dan menarik Aliya agar duduk dipangkuanya.
"Kenapa aku ada disini?" Aliya mendecih dan menjitak kepala Jimin.
"Sakit" meringis dan mengusap bekas jitakan sang istri.
"Oppa lupa hampir diperkosa wanita?" Mata Jimin melebar mendengar ucapan Aliya.
"Itu terjadi lagi?" Dan Aliya hanya menatap jengkel Jimin.
"Lain kali lebih hati-hati dan jangan terima apapun dari wanita yang ada disekitarmu. Kau mudah tumbang dengan obat perangsang. Dan untung aku datang jika tidak sudah habis kau diterjang wanita-wanita kurang belain itu" Jimin tergidik ngeri mendengar ucapan Aliya. Kenapa wanita suka menaruh obat perangsang diminumkannya.
"Apa kau marah?"
"Jelas. Suamiku mau ditelanjangi oleh wanita tentu saja aku marah"
"Dan bagaimana bisa aku disini dan aku tidak menggunakan apapun. Jadi siapa yang menelanjangiku akhirnya?"
"Jelas aku. Aku istrimu dan jangan menatapku seperti itu. Oppa yang tidak bisa menahan diri dan langsung menerjang ku. Jadi berakhir kita yang melakukan ritual bercinta" Jimin tertawa mendengar ucapan Aliya. Menarik Aliya dalam pelukannya.
"Aku mencintaimu sangat"
"Me To Mr. stimulant syndrome " Sepertinya Aliya harus menerima kekurangan Jimin yang antis obat perangsang dan Aliya harus siaga dan selalu berada disekitar Jimin. Menghalau wanita kurang belain yang mendekati suaminya. Ya Aliya harus lebih siaga sekarang.
"Oppa aku ingin mengatakan sesuatu" cetus Aliya disela pelukan mereka.
"Mwonde?"
"Aku hamil!"
"Hah"
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌