87. Rich!!!

6.1K 282 11
                                    

Happy Reading. 

*

Kami berbeda jika kau sadar, dan kami punya keistimewaan masing-masing, mungkin kami terlihat sama dalam berjuang tapi kami punya sisi yang harus dipahami.

"Jung Hoseok" gadis surai pendek itu berteriak keras karena tidak ada tanda-tanda keluar dari kamar diujung, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Laki-laki itu terlambat.

"Aku dengar, jangan berteriak Aliya" gadis itu tersenyum dan memberikan wajah sumringah pada sang Kakak. "Oppa terlambat, bagaimana jika yang lain marah" Hoseok yang bergumam dan duduk tepat didepan Pie susu yang sudah disiapkan sang adik. Makan tanpa banyak protes, walaupun Hoseok tidak suka Pie, tapi menghargai usaha adiknya untuk masak demi dirinya itu jauh lebih baik. 

"Ya sudah, aku siapkan bekal. Nanti aku menyusul"

"Aliya…" mendengar suara kakaknya yang memanggilnya Aliya menoleh.  Tersenyum dan mengangguk. "Aku tau, makan saja. Akan kusiapkan bekal"

Hoseok menghela nafas melihat adiknya yang menjauh kearah dapur. Ini yang Hoseok tidak suka, pembicaraan seperti ini. "Jangan masak terlalu banyak, Oppa akan pulang dengan beberapa cemilan"

"Oh"

*

"Tumben kau telat Hyung" Hoseok hanya tersenyum tipis mendengar sapaan Namjoon, tidak biasanya dirinya telat jika latihan dance. Tapi Hoseok telat hampir 15 menit.

"Ada kendala sedikit tadi. Maaf. Kalian sudah mulai?" Tanya Hoseok pelan. "Tidak tanpa Main Dance, jelas kami memunnggumu" jelas Namjoon yang mulai mengumpulan anak-anak untuk latihan.

"Ayo mulai, kalian sudah pemanasan?" Mereka menggeleng pelan. Dan Hoseok menghela nafas. "Oke kita mulai. Kook kau memimpin"

"Ye Hyung"

*

"Kau ada masalah Jung?" Hoseok menggeleng pelan pada Yoongi yang bertanya padanya. Memang jika dirinya diam Yoongi yang akan mendekat dulu, karena tidak ada yang bisa mengusir Yoongi dan Hoseok termasuk.

"Kau diam dari saat latihan tadi. Kenapa? Ada masalah dengan Aliya?" Hoseok mengangguk pelan. Adiknya memang jadi masalah. Walaupun hanya angkat, Hoseok sangat menyayangi Aliya, terlepas dari keluarganya di Gwangju. "Kenapa lagi?"

"Aku bingung harus dengan apa membuat dia memilih kehidupan ini. Beberapa kali aku berikan pilihan dan dia terus menolak. Kuliah tidak mau. Bekerja terus saja ganti-ganti tempat, ikut les menari juga tidak mau, Vocal apalagi. Huh aku bingung harus menuntun dia kemana Hyung? Aku ingin dia punya kesibukan selain ikut kesini. Aku tidak nyaman pada Jimin yang terus dia ikuti" Yoongi menepuk pundak Hoseok pelan. Tau masalah yang dihadapi sang adik.

"Berikan dia waktu untuk berfikir. Setidaknya dia akan berguna untuk hidupnya sendiri dan ya sebagai kakak kau harus faham. Dia masih ingin bersenang-senang sebelum terjun  kedunia dewasa. Mengerti?" Hoseok mengangguk pelan. Memang itu yang harus dirinya lakukan.

"Gumawo Hyung"

"Selama bisa dan ya Hoseok-ah jangan larang Aliya kemari. Dia punya hak untuk kemari. Dia tidak akan merepotkan.  Mengerti?" Hoseok kembali mengangguk.

*

"Apa yang kau lakukan?" Aliya menunjukkan ponselnya dan reaksi Hoseok langsung menghela nafas lelah. Jimin lagi.

"Aliya jangan terlalu seperti ini pada Jimin. Dia punya kehidupan sendiri dan kau jangan terus mengikuti dia" Aliya hanya diam dan terus menatap layar ponselnya. Menunggu balasan pesan dari Jimin, jelas dari ber jam-jam yang lalu.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang