64. Doctors.

8.1K 291 4
                                    


Happy Reading.

+

"ALIYAAA!" Gadis bersurai panjang itu berlari kelorong-lorong Rumah sakit, mencoba menghindari kemarahan salah satu dokter yang akan memarahinya. Sementara orang yang melihat tingkah Aliya hanya tertawa geli. Pemandangan indah dirumah sakit ini. Gadis itu selalu menghibur mereka saat lelah, tentu dengan kejailanya.

Siapa yang berani menegur anak pemilik rumah sakit. Tidak ada.

"Aliya kemari kubilang" laki-laki minimalis itu berteriak keras pada Aliya. Mencoba menghentikan lari Aliya yang semakin kencang.

"Bocah menyebalkan. Awas saja kau!" Park Jimin untuk kesekian kalinya dalam satu tahun ini terus saja berteriak keras di pagi hari. Meneriaki nama bocah perempuan yang terus saja mengganggunya. Ada saja ulah gadis itu. Jimin benar-benar dibuat naik darah karena Aliya.

"Kau lebih baik simpan suaramu. Percuma berteriak pada Aliya. Dia memang suka usil padamu!" Jimin mendengus dan kembali masuk kedalam ruangannya. Sementara Kim Taehyung hanya terkekeh. Menyenangkan melihat adiknya menggoda Jimin. Yeah Aliya adiknya.

Jimin kembali kemeja kerjanya dengan perasaan dongkol setengah mati. Apalagi melihat beberapa berkas yang berceceran, itu ulah Aliya. Gadis ini.

Ini adalah laporan medis Aliya sendiri. Jimin disuruh oleh ketua yayasan untuk memeriksa kesehatan Aliya. Memang Aliya tidak sakit hanya saja pemeriksaan fisik Aliya terus dilakukan setiap 3 bulan sekali. Memastikan jika gadis nakal itu tidak terkena sakit apapun. Dan ya Jimin harus menerima kesialan karena Aliya hanya mau diperiksa oleh dirinya. Dan Aliya tidak mau dokter lain menyentuh dirinya, bahkan Aliya juga tidak mau diperiksa Taehyung yang notabenenya adalah kakak kandungnya sendiri.

Semua tau jika Aliya suka Jimin, masalahnya Jimin tidak suka Aliya. Jimin sudah punya kekasih dan Aliya masih saja mendekatinya. Jimin risih tentu saja, ingin menolak tapi tidak enak pada pemilik. Ini rumah sakit ayah Aliya dan Jimin hanya pegawai.

"Bocah menyebalkan!" Pandangan Jimin jatuh pada figura foto yang Aliya balikkan. Itu foto kekasihnya dan Aliya selalu membalikkan itu jika berkunjung.

"Aku tidak suka melihat foto wanita di meja Uisa. Aku tidak suka! Tidak papa bukan?"

Itu kata-kata yang keluar dari mulut Aliya jika Jimin protes. Ya Tuhan sepertinya Jimin harus diberikan kesabaran luar biasa untuk menghadapi kejailanya.

+

"Kali ini apa lagi!" Aliya tersenyum dan mendekat kearah Jimin. Mengabaikan tatapan kesal Jimin. Aliya tidak peduli.

"Aku minta maaf!" Cetus Aliya lembut.

"Ini sudah yang ke 365 hari kau mengatakan itu untuk kesekian kalinya dan kau masih saja berulah!" Aliya terbahak mendengar ucapan Jimin. Merangkul lengan Jimin dan mengedipkan sebelah matanya.

"Nanti jika aku tidak mengusili pasti rindu!" Jimin mendecih kesal. Gadis ini.

"Memang kau ada niat Berhenti?" Ketus Jimin.

"Tidak!" Jawab Aliya riang.

"Lepaskan. Aku mau makan siang dengan kekasihku!" Senyum manis Aliya memudar mendengar ucapan Jimin. Kenapa nya harus menyebut nama kekasih. Aish Aliya kan jadi kesal.

"Tapi~~~"

"Jimin!" Aliya mendengus saat tanganya dilepas begitu saja oleh Jimin saat mendengar suara lembut seorang gadis.

Caroline Wang! Ah gadis yang Aliya benci karena bisa memiliki Jimin. Menyebalkan.

"Hai kecil!"

"Aku bukan anak kecil!" Bentak Aliya pada Caroline! Aliya tidak suka disebut anak kecil. Usia mereka memang terpaut 6 tahun tapi bukan berarti Aliya anak kecil ya. Aliya sudah berusia 21 tahun. Ingat itu, dirinya sudah dewasa.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang