Happy Reading.
*
Langkah kaki kecil itu begitu tergesa-gesa. Mengabaikan tatapan aneh dari pelayan yang menatapnya. Pakaian yang sudah berantakan dan tas sekolah yang sudah terlempar dari tadi.
"Mama" bocah itu berteriak dengan keras. Masuk kedalam kamar orang tuanya tanpa permisi.
"Ya Tuhan Jimin kecil, kau kenapa?" Bocah itu melompat penuh kearah ibunya. Bahkan tidak memperdulikan Ibunya yang masih menggunakan handuk saja.
"Papa Bohong. Masa tadi Yeon tidak dijemput. Yeon menunggu hampir 1 jam, untung ada Paman Jisung, jika tidak Yeon pasti akan menunggu sampai jamuran disana" Aliya mendesis mendengar aduan Ji Yeon. Lagi Jimin kembali mengingkari janjinya.
Melirik sinis kearah kamar mandi yang setengah terbuka. Jimin benar-benar keterlaluan. "Shut, sekarang Yeon kembali kekamar. Ganti baju dan kembali kesini. Nanti kita hukum Papa" Yeon melepaskan pelukannya dan menatap ibunya.
"Papa dimana?" Aliya melirik kamar mandi dan Ji Yeon langsung menatap sinis kearah kamar mandi.
"Park Jimin menyebalkan. Awas kau nanti" Ji Yeon berteriak tanpa sungkan, ia tidak peduli pada Papanya lagi. Ji Yeon hanya sedang kesal.
Aliya tertawa mendengar umpatan Ji Yeon. Ji Yeon memang pandai mengumpat jika sedang kesal. Ajaran Chae Yeon memang tertanam sempurna difikiran Ji Yeon. Apalagi mengumpat Jimin jika sedang salah. Hah jangan tanya, Aliya bahkan sampai geleng-geleng mendengar itu.
"Sekarang Yeon kekamar nde?" Ji Yeon mengangguk dan berjalan kearah kamarnya.
"Hanya 5 menit Mama. Tunggu Ji Yeon nde" Aliya tersenyum dan mengangguk.
"Awas kau" kesal Aliya yang melirik kamar mandi.
*
Jimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena mendapati dirinya ditatap tajam oleh Aliya dan Ji Yeon. Mencoba bertanya tapi justru dapat Dengusan sinis.
"Welcome Baby Park" itu suara Chae Yeon, berteriak dari luar. Ji Yeon langsung mengalihkan pandangannya. Akhirnya ia punya teman untuk mengumpat Ayahnya. Ji Yeon memang tidak akan mengumpat dengan ibunya. Masalahnya satu, Ibunya tidak akan tega. Paling hanya 2 dan 3 kata, setelah itu hilang.
"Aunty Chae" Ji Yeon berlari penuh menyambut Chae Yeon lain halnya dengan Aliya.
"Bersiaplah untuk diumpat keduanya. Kau selalu lupa. Bahkan menjemput putrimu yang menunggu disekolah hampir 1 jam. Untung ada Jisung Oppa yang mengantarkan dia. Aku tidak ikut-ikutan. Jadi nikmati kemarahan Putrimu" Jimin terbelalak mendengar itu. Shit ia ingat sekarang, ia janji akan menjemput Ji Yeon lalu jalan-jalan. Melarang Ahjuhsi Son menjemput dan dirinya yang akan menggantikan.
"Sayang" Aliya berlalu tanpa berbalik. Ia tidak peduli, ini urusan Jimin dan Ji Yeon. Dirinya tidak akan ikut dalam kegiatan ini.
"Sayang kau pasti tau kenapa aku terlambat. Kita tadi membuat Baby~~~"
"Aku tidak minta. Bukankah kau sendiri yang datang. Jadi jangan minta aku menyelamatkan dari Ji Yeon. Aku tidak akan menolong kali ini. Itu urusan kalian" Aliya menyela. Enak saja dirinya diikut-ikutan, bukan dirinya yang mengundang Jimin. Jimin sendiri yang datang saat dirinya tidur, Aliya tidak memanggil atau mengundang.
"Sayang" Aliya terus berlalu dan tidak mendengar teriakkan Jimin.
"Sialan" Jimin mengumpat. Shit dirinya tidak akan selamat kali ini. Ji Yeon punya karakter yang sama dengannya. Tidak bisa dibantah saat marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌