Happy Reading.*
Mature konten. 18+ area.
*
Laki-laki bertubuh kekar itu mengancing kembali kemejanya, mencoba mempercepat pekerjaannya agar seseorang yang masih menggulung tubuhnya didalam selimut itu tidak sadar. Bisa gawat jika perempuan itu bangun. "Bii~~" ah sial. Belum sampai dirinya selesai suara lirih itu terdengar.
"Bii mau pergi?" Jimin menghela nafas dan melihat Aliya yang terlihat berantakan, wajah bantal dan rambut acak-acakan. Aliya seperti orang gila.
"Hem. Ini sudah siang, aku terlambat" cetus Jimin dan kembali meneruskan kegiatannya. Aliya akan sangat menghambat kegiatannya. "Tanpa pamit? Ah kau jahat" kata-kata yang Jimin benci. Aliya akan seperti gadis manis yang lugu, pada dasarnya Aliya adalah gadis yang luar dan suka mendiskriminasi dirinya. Aliya selalu ingin menang dari dirinya.
"Aku terlambat sekolah" yah pada dasarnya Jimin masih anak dibawah umur yang masih menempuh pendidikan di sekolah ternama di Seoul. Tingkat akhir, hanya tinggal beberapa bulan saja dirinya selesai dan meneruskan jenjang Universitas.
Jimin bukan anak orang kaya, hanya anak pemilik toko roti kecil dipingiran Seoul dan bagaimana Jimin bisa sekolah ditingkat orang-orang atas. Jelas karena otaknya yang jadi andalan. "Bii cium aku dulu. Nanti aku berikan mobil untuk mengantarmu ke sekolah" ingin Jimin berontak tapi dirinya tidak punya pilihan lain. Wanita yang masih berumur 17 tahun ini sangat tau kebutuhannya dan Jimin akan selalu kalah.
"Hanya ciuman" wanita itu menangguk layaknya kucing kecil yang diberikan makanan, Jimin menghela nafas lelah dan mendekati Aliya. Menangkup pipi berisi Aliya dan memberikan kecupan kecil dibibir bengkak Aliya. "Mandi dan berangkat sekolah. Kau sudah sering bolos" nasihat Jimin pada Aliya. Gadis ini benar-benar seenaknya dan tidak mau diatur. Bahkan dengan orang tuanya.
"Siap Bii"
Mau tau apa yang terjadi pada mereka.
Pacaran? Tidak.
Pendekatan? Tidak.Hanya sebatas hubungan tuan dan bawahan. Jimin bekerja pada Aliya.
Pemuas nafsu Aliya. Gadis ini Hyper Sex padanya. Miris tapi ini yang terjadi dan sebagai imbalannya Jimin mendapatkan apapun, termasuk fasilitas mewah dari Kim Jung Woon ayah Aliya. Keluarga Aliya tau semuanya.
"Aku berangkat"
Jimin meninggalkan Aliya yang masih mengulum senyum. Hidup gadis itu adalah Jimin. Hanya Jimin.
*
Keahlian Aliya adalah berkelahi, tubuh tinggi semampai dengan keahlian mirip laki-laki. Aliya tipe gadis yang suka membully, tapi bukan pada anak-anak beasiswa. Lebih pada seseorang yang sombong yang membanggakan apa yang dirinya punya.
Siang ini gadis itu berulah. Duduk angkuh dimeja kantin dengan satu orang gadis yang duduk terjatuh dilantai dengan makanan yang berantakan disampingnya. Jelas Aliya pelaku utama. Tidak ada yang berani menegur Aliya. Mereka hanya bisa menikmati tontonan ini. Tidak ada yang bisa menegur Princess Kim Jung Woon.
"Aliya" satu orang yang berani. Jelas Jimin, padahal Jimin adalah laki-laki cupu yang menggunakan kaca mata dimanapun. Dan Aliya selalu menuruti Jimin. Mereka bahkan sempat tidak percaya jika Jimin bisa menghentikan Aliya. "Sudah cukup" Aliya mengedipkan matanya pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌