Happy Reading.*
Jika bukan karena kata balas budi dan belas kasih Aliya tidak akan mempertahankan sesuatu yang telah dirinya jalin selama 3 bulan ini. Dan jika bukan karena orang tuanya, Aliya juga tidak akan bertahan lama dalam hidupnya.
"Makan itu!" Aliya mengepalkan tanganya kuat saat mendengar perintah Jimin. 3 bulan pernikahan dan mereka tidak menjalin hubungan atau kecocokan apapun bahkan hubungan mereka bisa dibilang aneh dan tidak terarah.
"Setelah ini mandi dan temui aku dikamar!" Ujar Jimin dingin sambil berlalu. Sementara Aliya hanya bisa diam ditempat. Aliya sudah tahu kejadian apa yang akan terjadi jika dirinya masuk kekamar. Jimin menginginkan anak darinya dan Aliya harus memberikanya entah bagaimana mulainya yang pasti Aliya harus melahirkan penerus Keluarga Park setelah Jimin.
Perjodohan karena balas budi, hubungan yang saling memanfaatkan dan karakter yang bertolak belakang menjadi benteng yang kuat penghalang mereka. Apalagi dengan kekeras kepalaan keduanya yang sama-sama tidak mau mengalah. Satu ingin menang sendiri dan satunya ingin bebas. Tebak apa yang akan terjadi pada hubungan seperti itu?
*
Aliya menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Wajahnya terlihat dingin dan datar, disampingnya ada Jimin yang tengah tertidur lelap dengan posisi terlentang. Aliya menghela nafas dengan pelan manatap nanar pada langit-langit kamarnya.
"Wae?" Aliya menggigit bibirnya dengan keras berharap suara isak tangisnya tidak terdengar.
"Kenapa harus aku?" Terlahir dari 3 bersaudara dan sebagai bungsu, hidup dengan dektean dan aturan tidak diperbolehkan memilih dan selalu menjadi boneka.
Bolehkan Aliya mengeluh akan hidup sialnya? Mencoba berlari dan pada akhirnya dirinya sendiri yang terjatuh tanpa ada yang membantunya berdiri.
Jika disuruh memilih Aliya akan dengan senang hati memilih mati dari pada hidup dengan berbagai halangan. Terbiasa menjalani hidup dengan aturan tidak membuat Aliya bisa menerimanya dengan mudah.
Aliya benci dektean, tuntutan dan aturan. Apalagi jika hidupnya yang sudah diatur tanpa dirinya ketahui. Tiba-tiba diseret kealtar dan dinikahkan secara paksa.
"Oppa!"
*
Jimin diam sambil memperhatikan beberapa foto yang ada dimejanya. Tanganya mengusap pelan foto itu, terlihat sorot kerinduan yang tercetak dimata Jimin. "Hyung!" Jimin membalikkan foto yang ada ditanganya saat mendengar panggilan dari luar.
"Masuk!" Bersamaan dengan itu Taehyung masuk dalam ruanganya dengan amlop coklat ditanganya.
"Hyung sibuk?" Tanya Taehyung basa-basi.
"Aniya Tae! Ada apa kau kesini?" Tanya Jimin saat Taehyung mendudukkan dirinya didepanya.
"Aku hanya ingin menyerahkan ini!" Ujar Taehyung sambil menyerahkan map yang dirinya bawa pada Jimin.
"Gumawo!" Kata Jimin pelan tanpa berniat membukanya.
"Kau jadi melakukanya?" Tanya Taehyung ragu.
"Nde! Wae?" Tanya Jimin balik.
"Aniya! Hanya saja sedikit aneh saja. Kenapa kau malah lebih memilih dibenci dari pada dicintai?" Petanyaan Taehyung membuat Jimin tersenyum tipis. Apalagi terdengar jelas jika nada Taehyung sangat tidak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌