24.Don't Go II.

6.4K 269 2
                                    

Ini adalah Part terabsurt yang pernah ada. Dan jika berminat silahkan dibaca jika tidak, tidak masalah. Afandima tidak memaksa.


Happy Reading.

*

Hanya sebuah kesalah fahaman akan menimbulkan kekacauan, tapi jika keduanya saling terbuka, maka kesalah fahaman itu hanya akan menjadi rintangan yang mudah dilalui.


3 bulan setelah kembali Aliya, Jimin kembali menjadi pribadi yang normal, walau kadang Jimin harus berteriak saat tidak menemukan Aliya disampingnya.


"Sudah kubilang aku didapur" kata Aliya pada Jimin yang kembali berteriak heboh dari dalam kamar.


"Aku hanya takut kau pergi!" Lirih Jimin.


"Please Jim, kau mengunci semua pintu dan tidak memberiku duplikatnya! Dan bagaimana kau bisa lari? Lompat dari balkon?" Tanya Aliya kesal.


"Mianhae!" Aliya menghela nafas pasrah.


"Mandi dan turun dalam 15 menit" Jimin mengangguk dan berjalan kekamar mandi. Aliya yang melihat pintu kamar mandi tertutup hanya bisa mendengus pelan. Jimin semakin protectif dan berlebihan. Dan Aliya tidak suka itu, dia bukan anak kecil yang harus di khawatirkan berlebihan.


*


"Jadi Lee Yojin adalah anak tidak sah Ayahmu?" Tanya Jimin kaget.


"Ya! Itupun aku baru tahu saat pemakaman Appa" Aliya menceritakan semua masa lalunya termasuk awal hubunganya dengan Lee Yojin.


"Lalu kenapa polisi tidak bisa menangkapnya? Bukankah itu kasus pembunuhan?" Aliya mengangguk faham dengan pertanyaan Jimin.


"Dia tentu saja lari. Ada beberapa anak buahnya yang tertangkap tapi dia bisa lolos!" Jimin mengeratkan pelukanya pada Aliya.


"Alina?" Aliya menghela nafas pelan.


"Dia marah dan semakin membenciku" Lirih Aliya.


"Itu semua sudah berlalu, akan lebih baik jika kau melupakan semuanya dan memulai hidup yang baru" kata Jimin bijak.


"Dan akan lebih baik juga jika kau berhenti bersikap over pritectif padaku. Aku bukan anak kecil Jim. Jika aku lari kau bisa dengan mudah menemukanku. Percaya atau tidak sikapmu itu membuatku jengah juga. Aku bukan bayi yang tidak bisa berjalan dan perlu petunjuk jalan" cetus Aliya kesal.

"Itu mengganggu?" Tanya Jimin.


"Bukan hanya menggangu tapi sangat menggangu" Jimin menundukkan kepalanya.

"Baiklah aku akan mencobanya!" Aliya tersenyum samar dan mengusap rambut Jimin.


"Anak pintar"



*

8 Mounth Later.

Aliya tengah sibuk menyiapkan berbagai hidangan yang akan digunakan untuk makan malam. Aliya tidak punya Maid karena memang Aliya tidak mencarinya walaupun Jimin sudah berulang kali ingin mempekerjakan Maid dirumah mereka. Tapi Aliya yang ngeyel tidak mau.


"Jimin-ah cepat turun. Makan malamnya sudah siap" teriak Aliya dari ruang makan.


"Sebentar Sayang!" Aliya menggelengkan kepalanya dan mengambil piring yang nanti Jimin gunakan untuk makan.


One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang