29.But.

8.1K 254 6
                                    

Happy Reading.

*

Apa yang akan kau lakukan jika suamimu yang dulunya perhatian dan manis menjadi sosok yang acuh dan tidak perdulian. Dan kau tidak tahu apa penyebabnya.

"Aku pergi dulu!" Aliya hanya bisa menghela nafas melihat kepergian Jimin. Hampir 1 bulan terakhir ini Jimin selalu bersikap dingin padanya. Entan apa alasanya Aliya juga tidak tahu, tapi saat selesai dari perjalanan di Jepang, Jimin menjadi dingin dan acuh padanya.

"Apa salahku?" Lirih Aliya.

*

"Hyung!"

"Masuk" seru Jimin dari dalam ruanganya.

"Hyung sibuk?" Tanya Jungkook dan dibalas gelengan dari Jimin.

"Wae Kookie?" Tanya Jimin.

"Aku hanya ingin memberikan undangan ini!" Jungkook menyerahkan undangan warna silver pada Jimin.

"Dari siapa?" Tanya Jimin tanpa berniat membacanya.

"Seulgi Noona! Minggu depan dia mau menikah dan ini undanganya" jawab Jungkook.

"Oh! Dimana?" Tanya Jimin lagi.

"Zeus" Jimin mengangguk dan melemparkan undanganya pada sekumpulan map yang tidak berguna.

"Kau bisa pergi Kookie!" ujar Jimin datar.

"Ara Hyung! Aku pergi!" Setelah kepergian Jungkook, Jimin langsung menutup kasar map yang ia baca tadi.

"Brengsek!"

*

Aliya berdiri sendirian didalam kamarnya, matanya mererawang jauh kedepan. Sebuah bingkai ada dalam dekapanya, dan Aliya juga menggenggamnya dengan kuat.

"Hanya beberapa saat!" Lirih Aliya pada dirinya sendiri.

"Kau harus kuat" Aliya meremas dadanya dengan kuat, merasakan sesak pada nafasnya karena pasokan oksigen yang tiba-tiba menipis. Menghembuskan nafas panjang beberapa kali dan memukul dadanya pelan.

"Aku yang kalah!"

*

Jimin menatap Aliya dengan pandangan takjub. Aliya tampak cantik dengan mini dres warna navy rambut disanggul keatas simple dengan memperlihatkan leher jenjangnya. Tas tangan dan sepatu warna senada juga menambah kesan apik pada penampilanya.

Aliya sendiri hanya diam saat Jimin menatapnya dengan pandangan memuja. Baru kali ini Jimin menatap penuh minat padanya, tapi Aliya enggan memberikan respon.

"Wae ada yang salah?" Tanya Aliya pelan.

"Hah? Ah Aniya!" Jawab Jimin gugup.

"Kita jadi pergi?" Tanya Aliya.

"Ya! Kajja" Aliya menatap bingung Jimin yang menyodorkan lenganya padanya.

"Mwo?" Tanya Aliya.

"Kau tidak mau?" Aliya yang mengerti langsung mengalungkan lenganya pada Jimin.

"Kita pergi!" Ajak Jimin.

*

Aliya hanya diam saat Jimin mengenalkanya pada berbagai rekan bisnisnya, Aliya tidak mengerti kenapa Jimin menjadi hangat seperti ini. Biasanya Jimin selalu menyuruhnya diam jika dalam pesta dan akan bersikap manis jika sampai dirumah. "Wae?" Tanya Jimin pelan.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang