Happy Reading.
*
Dan aku menyadari satu hal, bahwa di Dunia ini yang aku butuhkan hanya 3 hal. Keluargaku, masa depan dan kehadiranmu. Hanya tiga itu dan kuharap aku mendapatkan semuanya.
*
"Apa ini sulit?" Pertanyaan bodoh yang seharusnya tidak ditanyakan kepadaku, apa itu sulit untuk seorang yang ambisius seperti aku. Semuanya bisa kudapatkan dengan mudah dan tidak ada yang tidak mungkin dalam hidupku. Karir, wanita, uang, kekayaan, ketenaran, dan masa depan. Semuanya menjadi milikku dan bagaimana bisa mendapatkan seorang gadis miskin tidak bisa kulakukan."Oh Man lihat siapa yang kau ajak bicara?" Jongin tersenyum melihat kepercayaan diriku. Dia temanku dari kecil bisa dibilang kami tumbuh dari kecil secara bersama-sama. Dia tau luar dalam sikapku dan satu hal yang tidak bisa dihindarkan saat dia memberikan tantangan ini. Aku tidak akan pernah berkata tidak pada setiap tantangannya.
Dia terlihat mengusap matanya dan kembali menatapku, menjilat bibirnya yang kering dan memfokuskan perhatiannya penuh padaku.
"Man bukan maksudku meremehkanmu hanya saja ini bukan hal yang kau anggap biasa. Dia berbeda dan aku hanya mewanti-wanti agar kau tidak terjebak sama seperti aku. Karena saat kau masuk satu hal yang pasti, kau tidak akan bisa keluar. Always"
Jongin memperingatkan aku, dan aku sedikit tertarik dengan perkataannya. Hingga satu pertanyaan muncul dalam benakku."Lalu kenapa kau memberikan taruhan ini padaku?" Dia mengurai senyum tipis tapi penuh makna.
"Aku hanya ingin membuatmu sadar jika ketidak sempurnaan bukan hanya kau yang mengalami. Ada banyak orang yang punya kenangan lebih pahit dari pada dirimu!" Bullshit Mendengar itu aku tertawa keras. Mengejek Jongin dengan kata-kata sialannya.
"Kau terlihat percaya diri?" Dan hal yang kubenci adalah saat dia tertawa, tertawa mengejek padaku.
Sial Bajingan ini menertawai aku.
"Dia akan menjeratmu sama seperti aku. Hanya saja mungkin caranya berbeda. Ya dia punya cara berbeda untuk menaklukkan setiap pria"
Apa wanita itu seorang Player? Pertanyaan itu terus terngiang ditelingaku.
"Dia bukan Player" Jongin menebaknya, dia menebak isi kepalaku dengan mudah dan jawaban itu cukup untukku.
"Dia akan menjeratmu tanpa kau sadari dan tanpa disengaja. Perlahan dia akan menarikmu dalam dunianya. Jika di hari pertama kalian bertemu dan kau tidak bisa merasakan ketertarikan atau simpati denganya, kau bisa memotong lidahku. Itu sebagai taruhannya Jim. Aku janji"
Terdengar sangat meyakinkan. Baru kali ini Jongin menjanjikan seperti ini denganku. "Kau akan bertemu dengannya besok. Siapkan dirimu Man. Dan hati-hati, jangan sampai kau jatuh cinta atau simpati padanya. Dia sangat berbahaya"
Dan aku lebih memilih berlalu meninggalkan Jongin begitu saja. Taruhan yang menarik dan aku akan benar-benar membuat Jongin memotong lidahnya besok. Kupastikan kau akan menyesal memberikan tantangan itu padaku Kim Jongin.
*
Brakkk! Aku memejamkan mata kuat saat seseorang menabrakku, bagaimana bisa seseorang menabrakku? Itupun dikoridor depan. Punya apa dia melakukan ini.
"Maaf Tuan Saya Tidak Sengaja" dia Wanita. Membungkuk hormat padaku dan memunguti dokumen yang jatuh dilantai. Ya dia membawa banyak dokumen.
"Apa kau tidak punya mata?" Pertanyaan dingin yang kulontarkan membuatnya mendoangak. Dia menatapku, satu hal yang kusimpulkan, mata jernih yang memancarkan sinar bersalah dan bagaimana bisa seterang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌