77.I Want Die Because You II.

3.8K 214 5
                                    

Happy Reading.

+

"Jimin. Hei Park Jimin!" Jimin menatap kesal Aliya yang terus menggodanya. Gadis itu lebih muda jauh darinya tapi tidak ada satupun sopan santun yang diperlihatkan.

"Yakh bocah nakal kemari kau!" Aliya terkikik geli dan menjulurkan lidahnya pada Jimin.

"Chim-Chim jelek wlekkkk!" Ejek Aliya keras dan berlari meninggalkan Jimin.

"Yakh Kim Ji Byung kemari kau!" Teriak Jimin kesal dan membuat yang lain menoleh pada mereka.

Keduanya memang terkenal suka bertengkar dan hal seperti ini tidak jadi hal umum. "Sayang berhenti menganggu Oppa mu!" Aliya hanya terkikik geli dan mengabaikan perkataan ibunya.

"Mereka hanya anak-anak Yuri-ya. Jangan difikirkan!" Aliya menunjukkan jempol nya pada Taeyeon sementara Jung Soo langsung mengusap kepala Aliya.

"Dia manis sekali. Aku ingin punya menantu seperti dia" kekeh Jung Soo yang Aliya langsung tersedak.

"Tidak mau. Jimin pendek soalnya!" Jimin yang mendengar itu langsung menarik telinga Aliya.

"Akh Eomma sakittt" Taeyeon melepaskan tangan Jimin dan mengusap telinga Aliya.

"Jangan kasar pada perempuan" kesal Taeyeon yang mencubit lengan Jimin.

"Dia yang memulai Eomma. Eomma tidak dengar dia mengatai aku pendek" Aliya mendesis dan mengusap bekas jeweran telinga Jimin.

" Laki-laki menyebalkan. Aku membencimu Park Jimin" dan setelahnya Aliya pergi begitu saja. Mengabaikan teriakkan Ibunya yang memanggil.

"Lihat karena ulahmu" kesal Taeyeon pada Jimin.

"Aliya yang mulai aku yang kena. Ya Tuhan kenapa dengan semua ini?"

*

"Sayang maafkan Oppa-mu. Aliya jangan seperti ini" Aliya mengabaikan Taeyeon yang terus membujuknya. Jawabannya satu Aliya benar-benar kesal dengan Jimin. Laki-laki pendek itu berani menjewernya padahal orang tuanya saja tidak pernah melakukan itu.

"Sayang"

"Ji?" Aliya langsung melengos mendengar suara Jimin. Untuk apa juga laki-lakiitu menemuinya.

"Ayo ikut aku" dan Aliya harus menahan umpatanya saat Jimin tiba-tiba menarik tangannya dengan spontan. Ya Tuhan laki-laki ini.

"Pelan-pelan. Sakit"

"Ara"

Aliya tersenyum melihat pemandangan yang ada didepanya. Sebuah taman yang penuh bunga. Cantik. "Yeopeo" lirihnya tanpa sadar dan Jimin yang mendengarnya tersenyum lebar.

Menarik tangan Aliya hingga tubuh mereka melekat. Jimin tersenyum melihat mata Aliya yang melebar terkejut. Jemari Jimin menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Aliya.

Jimin menggesek hidung Aliya dengan jempol nya. Mengeratkan pelukanya pada pinggang Aliya. "Aku tidak suka melihatmu marah. Jadi jangan marah padaku. Ara? Jika ingin membalas kejadian tadi lakukan saja. Asal jangan tunjukan wajah cemberut didepanku. Faham?" Kelopak mata Aliya berkedip beberapa kali. Memastikan apakah kata-kata Jimin nyata atau tidak. Kenapa Jimin jadi lembut seperti ini? Biasanya juga marah-marah.

"Op~~" mata Aliya semakin melebar saat merasakan bibir Jimin sampai pada bibirnya. Ya Tuhan apa Jimin menciumnya. Ini first kiss nya.

Jemari Aliya mencengkeram baju Jimin dan memejamkan matanya takut. Apalagi dengan Jimin yang semakin memanggut bibirnya. Aliya tidak punya keberanian sekedar bereaksi atau membalas. Ini mengejutkannya.

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang