112. Hei Brother

499 42 5
                                    

Happy Reading.

+

"Kenapa sayang? Kau tampak tidak suka liburan kali ini?" Aliya menggelengkan kepalanya pelan sambil melihat orang berlalu lalang di depannya. Duduk di caffe depan sambil melihat jalan adalah hal terbaik untuk mengusir kebosanan. Sungguh liburan kali ini Aliya tampak boring dan tidak menikmati apapun, biasanya dia akan senang sekali jika ke eropa tapi kali ini tidak. Bosan.

"Sudah bosan ke Eropa sepertinya" Aliya menatap sebal ayahnya yang mengolok. Entahlah Aliya bosan akhir-akhir ini dari semua kegiatan yang biasa dia lakukan.

"Tidak sedang merindukan Beom Gyu kan?"

"Ayah jangan katakan itu. Beom Gyu sudah punya kekasih dan berhenti melibatkan aku dengan asmara menyebalkan itu, kami hanya teman" dengus Aliya yang sebal, ayahnya selalu menjodohkan dirinya dengan Beom Gyu padahal sudah tau mereka tidak berkencan.

"Baru pacaran..."

"Benar ayah, lebih baik cari laki-laki yang belum punya kekasih" sela Jimin yang sepertinya tidak suka mendengar Ayah mereka menyebut nama Beom Gyu terus.

"Ah benar. Bagaimana dengan kakak Beom Gyu, Choi Byeong Gyu?"

"Byeong Gyu oppa? Dia baik, menyenangkan tapi entahlah. Aih kenapa kalian sibuk menjodohkan aku. Aku masih tidak mau menikah muda" keluh Aliya yang berdiri dari duduknya.

"Dari pada mendengar omong kosong kalian lebih baik aku jalan-jalan. Jangan ikuti aku. Bye..." Aliya melenggang pergi tanpa mau dibantah. Bosan mendengar mereka yang menjodohkan mereka.

"Aku akan ikuti Aliya Bu Yah..." Jimin melenggang pergi juga hingga keduanya saling berhadapan. Tatapan keduanya sulit diartikan.

"Semoga angin tidak berubah arah"

+

Aliya bermain bersama beberapa anak jalan di eropa. Aliya membelikan mereka es krim dan Snack, mereka tampak senang dan mengerubungi Aliya untuk diajak cerita. Anak kecil selalu polos dan menyenangkan dan Aliya suka berbaur dengan mereka. Dari kecil Aliya tidak punya temen dan susah bergaul. Bukan karena karakternya, mereka terlalu membenci pewaris Tunggul Kim Holding's dan terlalu takut untuk bergaul bersamanya.

Aliya juga tidak melakukan apapun untuk membuat dia punya teman, hanya duduk didepan dan terus belajar. Itu yang dia lakukan selama sekolah dan sampai lulus kuliah. Baru dua Choi yang bisa membuatnya punya teman.

Mereka membuat Aliya tertawa dengan kerandoman dan tingkah lakunya. Saling mengejek dan bermain, bolehkah Aliya berharap masa kecilnya terulang menyenangkan seperti ini?

Bermain selama 2 jam dan meraka pamit pulang, Aliya hanya melambaikan tangan sebagai ucapan perpisahan dan kembali duduk di kursi taman.

Melihat sekeliling banyak pejalan kaki dan juga orang pacaran. Sampai ada sebotol air mineral yang ada didepannya. "Oppa?"

Jimin datang dan langsung duduk disebelahnya tanpa disuruh.

"Menikmatinya?"

Aliya mengangguk pelan. "Oppa mengikuti ku?"

"Hanya takut kau tersasar" alasan Jimin yang membuka tutup botol untuk Aliya.

"Aku tidak buta tulisan dan bisa bertanya pada orang"

"Ya siapa tau" cetus Jimin dan minum airnya.

"Benar kata ayah. Kenapa terlihat tidak menikmati perjalanan ini?"

"Mungkin karena terlalu sering jadi bosan. Maybe" jawab Aliya seadanya.

"Masih ingin ke Selandia Baru?"

One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang