Happy Reading.
*
"Jimin-ah" Aliya mencoba membuat Jimin bangkit dari pangkuanya, tapi Jimin masih sangat nyaman diposisi itu, bahkan Jimin juga memejamkam matanya.
"Kau bisa tidur dikamarmu!" Ujar Aliya, tapi Jimin enggan menuruti ucapan Aliya.
"Aku hanya ingin bersamamu!" Kata Jimin sambil membalik posisinya, menghadap perut Aliya dan memeluknya bagai guling.
"Tapi Eomma dan Appa akan pulang" Jimin tetap tidak peduli, justru Jimin mencium lembut perut Aliya.
"Disini akan ada Park Jimin Junior nanti!" Kata Jimin sambil mengusap perut datar Jimin.
"Jim...."
"Aliya~~~" Pintu kamar Aliya terbuka, menampilkan Nyonya Park, Ibu Aliya.
"Oh kalian disini!" Nyonya Park mendekati Jimin dan Aliya.
"Mian Eomma, Jimin tidak mau bangun!" Ujar Aliya menyesal.
"Gwenchanayo Sayang! Dia nyaman begitu, lagi pula kalian saudaranya, jadi tidak masalah" Aliya hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Ibunya.
"Eomma baru pulang?" Tanya Aliya mengalihkan pembicaraan.
"Ya, tapi Eomma dan Appa akan berangkat lagi!" Aliya mengangguk mengerti.
"Ada oleh-oleh untuk kalian, dan Eomma juga mau pamit. Eomma akan satu minggu di Jepang, baik-baik dengan Jimin, jangan terus bertengkar. Eomma pergi dulu" Nyonya Park menghampiri Aliya, mencium Sayang dahi Aliya dan mengusap rambut tebal Jimin yang tidur dipangkuan Aliya.
"Eomma pamit!" Aliya mengangguk dan Nyonya Park langsung keluar dari kamarnya, dan tepat saat pintu kamar Aliya tertutup, Jimin langsung membuka matanya.
"Aku ingin jalan-jalan Kajja" Jimin langsung menarik Aliya, tanpa peduli protes Aliya.
*
"Jika dingin bilang saja, aku akan menghangatkanmu" Aliya tersenyum saat mendengar ucapan Jimin.
"Jaketmu sudah cukup!" Ujar Aliya.
"Tapi aku ingin memelukmu" Rengek Jimin, Aliya tersenyum dan memeluk Jimin, sontak Jimin langsung membalasnya.
Mereka saudara, hanya saudara tiri. Ibu Aliya menikah dengan Ayah Jimin 10 tahun lalu. Mereka hidup dilingkungan yang sama, mengenal dari kecil, dan sama-sama memiliki perasaan dari kecil. Jimin tidak perduli pada status mereka, Jimin mencintai Aliya dan itu sudah cukup untuknya. Jimin membuat Aliya berhubungan dibelakang orang tua mereka. Aliya tentu saja takut, tapi Jimin terus meyakinkanya.
Hanya Aliya yang bisa mengendalikan Jimin, hanya Aliya yang bisa membuat Jimin bahagia, dan hanya Aliya yang Jimin inginkan. Tapi Aliya tidak bisa egois, orang tua mereka berhak bahagia, dan Aliya tidak bisa membiarkan Jimin membongkar hubungan ini didepan kedua orang tua mereka. Dan Aliya tidak tahu sampai kapan bisa menghalangi Jimin.
"Aku lapar" Aliya tersenyum saat mendengar ucapan Jimin.
"Kita ke Caffe Tzuyu saja, Kajja!" Aliya menarik Jimin pergi dari taman itu.
*
"Pelan-pelan Jim" Jimin hanya tersenyum dan menampilkan Eye smile andalanya. Dan Aliya hanya bisa menggeleng sambil mengusap rambut tebal Jimin.
"Tidak makan?" Aliya menggeleng.
"Wae?"
"Aku kenyang, Cha habiskan makananmu" ujar Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Collection
Teen FictionOne shoot. Kumpulan one Shoot, dari mulai Happy, Sad, Family, dan Angs.😆 Cast akan muncul sesuai jalan cerita.😊 Stay ini here😌