137

66 7 22
                                    

Sesampainya di rumah setelah meluangkan waktu untuk keluarganya yang kebetulan Seo Yun yang ingin, Taehyung sedang berbincang dengan seseorang di telepon. Dia menanyakan kondisi pasien itu, dari tempatnya yangtak jauh dari Taehyung, Seo Yun melihat Taehyung yang begitu khawatir dengan pasien itu.

Setelah mematikan teleponnya, Taehyung memukulkan tangannya pada dinding di sampingnya. Sebenarnya apa yang terjadi? Seo Yun berjalan ke arah Taehyung.

"Ada apa, Oppa?" tanya Seo Yun, dia memegang bahu Taehyung.

"Tidak apa-apa. Apa Han Byeol sudah tidur?"

"Oppa--" Seo Yun berharap Taehyung mau menceritakan apa yang sedang menggangu pikirannya.

"Apa ini tentang pasien itu? Bagaimana kondisinya?"

"Bukankah Oppa sudah berusaha semampu yang Oppa bisa, kesalahan itu juga bukan Oppa yang melakukannya, jangan menyalahkan diri Oppa."

"Tetap saja aku yang bertanggung jawab untuk itu," ujar Taehyung.

"Pihak keluarga juga menuntut rumah sakit, mereka menuduh kita malpraktek. Namun, bukan itu juga yang aku pikirkan. Aku hanya sangat merasa bersalah saat aku membujuknya dengan susah payah, dan saat dia mau menjalani operasi itu, aku gagal."

Seo Yun memeluk Taehyung, kalau dia berada di posisi Taehyung, itu akan sama untuknya. Namun, bagaimana pun juga ini bukan sepenuhnya kesalahan Taehyung.

"Oppa bisa menjelaskan apa yang terjadi pada keluarga pasien, dan aku pikir dia akan sadar besok."

"Ya, kalau besok dia tidak sadar dari coma nya. Aku benar-benar gagal," ujar Taehyung.

Seo Yun membiarkan Taehyung tidur lebih awal. Mungkin dengan seperti ini, dia akan melupakan apa yang mengganggu pikirannya, dan mendapatkan jawabannya besok. Saat Taehyung tidur, Seo Yun mencoba menanyakan rekam medis pasien itu. Dia ingin tahu, kondisinya apa begitu kritis. Seo Yun bahkan merundingkan hasil medis itu pada Ayah Taehyung. Mungkin memang salah, dan itu hal yang fatal yang dokter Junior itu lakukan tapi kembali lagi, apa yang Taehyung lakukan adalah menyelamatkan pasien.

"Dia selalu menyelesaikan masalahnya sendiri, dia memang tertutup dengan perasaanya. Ini masalah serius saat pihak keluarga sudah mengambil keputusan itu, itu akan mencoreng reputasi rumah sakit bahkan Taehyung."

"Semoga keajaiban itu datang, pasien itu akan membuka matanya besok," ucap Seo Yun.

"Ayah harap juga begitu. Kemana dia sekarang? Han Byeol menunggunya untuk makan malam."

"Oppa sudah tidur, Seo Yun harap Oppa bisa lebih tenang."

"Ya sudah, temui putramu dulu. Dia pasti akan rewel."

***

Keesokan harinya. Taehyung bangun dengan kepala yang terasa pusing. Dia pikir dengan tidur, tubuhnya bisa lebih segar paginya. Dia salah, kepalanya terasa sakit.

"Oppa yakin akan berangkat bekerja?" tanya Seo Yun. Kebiasaan yang selalu dilakukan mereka di pagi hari, Seo Yun merapikan pakaian yang di kenakan suaminya sebelum berangkat bekerja.

"Ya, aku yakin."

"Doakan Ayah ya, Nak." Taehyung mencium perut Seo Yun sebelum dia pergi.

Saat baru akan keluar, Han Byeol menyambut pagi dengan ocehan yang selalu membuat Taehyung gemas. Dia sudah menggendong Hiro dengan tangan kecilnya itu.

"Ayah," panggil Han Byeol.

"Sayang, jangan menggangu Ayahmu."

"Kenapa? Dia Ayah, Byeol," ucapnya sambil melirik ke Seo Yun yang mencoba melarangnya untuk mengganggu Taehyung.

"Baiklah, dia memang Ayahmu. Ibu turun dulu,"

"Ayah, hari ini Byeol ingin memeluk Ayah."

"Bukankah setiap hari begitu?" tanya Taehyung.

"Iya, tapi hari ini lebih lama."

Han Byeol memeluk tubuh Taehyung yang duduk di depannya. "Ayah, Byeol itu hebat. Jangan bersedih lagi." Taehyung tersenyum saat Han Byeol membisikkan kata-kata itu padanya.

"Siapa bilang Ayah bersedih?"

"Tahu dong!! Han Byeol," ocehnya. Dia terkekek dengan perkataannya.

"Terima kasih, Nak. Ayah menyayangimu."

"Byeol juga sayang Ayah." Han Byeol mencium pipi Taehyung sebelum memeluknya kembali.

Seperti energi positif, Han Byeol begitu membuat Taehyung tenang. Senyuman Han Byeol seperti bintang yang menyirami malam, begitu indah. Putra yang bukan sedarah dengannya begitu menenangkan kegundahan Taehyung. Setidaknya beban pikirannya terlupakan sejenak.

***

Di rumah sakit, Taehyung sedang bertemu dengan keluarga pasien yang meminta pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit, dan kepada Taehyung yang melakukan operasi itu.

"Beri saya waktu, kalau kondisi pasien tetap sama sampai nanti malam, anda bisa menuntut saya dengan apa yang anda katakan," ujar Taehyung.

"Saya rasa apa yang saya lakukan juga untuk menolong pasien, mungkin memang kesalahan ada pada rekan saya. Namun, dari apa yang saya lakukan, itu semua prosedur yang harusnya saya lakukan. Kamu tidak melakukan malprakter seperti yang anda tuduhkan. Hanya kecelakaan kecil, berakibat fatal untuk pasien."

"Tetap saja, pasien belum membuka matanya. Anda sendiri yang membujuknya, tapi anda malah membuatnya tidak membuka mata." Keluarga pasien tetap menyalahkan apa yang seharusnya bukan salah Taehyung. Kembali hal itu mengingatkan Taehyung dengan apa yang dilakukan.

"Dokter, sebaiknya anda mengecek kondisi pasien," ucap sekertaris Taehyung. Dia memberitahu kabar pasien yang mereka bicarakan.

"Ada apa?"

"Perawat ingin anda melihat kondisinya, sepertinya mereka sedang melakukan pertolongan, anda di minta pergi ke ruang ICU."

"Sebenarnya ada apa?"

TBC

 Starlight (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang