"Ya Tuhan, anakku," ujar Antara begitu tiba di kamar putrinya.
"Kenapa dia bisa begini, Randy?" tanya Antara-papah nya Ria.
"Dia main keluar sama Tian."
"Tian? Christian Hartanto?" tanyanya memastikan. Randy menganggukan kepalanya.
Beberapa saat yang lalu, ketika Ria sedang kejang dan masuk ke dalam 'delusi'-nya, pengawal pribadi yang diutus oleh keluarga mereka untuk menjaga Ria langsung menelepon melalui panggilan grup.
Peraturannya adalah jika terjadi sesuatu yang sangat genting di antara mereka berlima -Antara dan keempat anaknya, perwakilan pengawal pribadi mereka harus langsung menghubungi melalui panggilan grup.
Siapa yang sedang senggang saat itu dan bisa mengangkat telepon, harus menghampiri tempat kejadian. Berhubung mereka berlima orang yang sangat sibuk, tak jarang para pengawal yang menangani sendiri.
Sebenarnya mereka jarang sekali mendapati suasana yang genting dan panggilan dari grup tersebut. Mereka menjalani hidup dengan damai dan hanya sedikit hambatan yang kurang berarti.
Begitu Anton-pengawal Ria menelepon grup, hanya Randy yang dapat mengangkat teleponnya. Ia baru selesai merapikan laporan-laporan dan sedang mengecek kondisi ponselnya.
Ketika dikabarkan bahwa Ria relaps, tanpa pikir panjang Randy langsung menghampiri titik lokasi keberadaan Ria. Randy khawatir Ria kambuh dengan parah dan harus kembali terkurung untuk penyembuhan.
Ria memang spesial. Satu-satunya anak perempuan di keluarga mereka. Dapat dikatakan Ria adalah Princess keluarga Antara. Lebih spesialnya lagi, Ria anak yang kuat dan selalu dipandang penyabar di antara mereka semua. Tapi pada kenyataannya, Ria yang paling rapuh dan sakit.
Mereka baru mengetahui kondisi tersebut lima tahun silam. Mulai detik itu mereka berkomitmen bahwa Ria lebih penting di atas segalanya dan akan menjadi urutan prioritas utama mereka.
Katanya. Pada faktanya, yang namanya client dan pekerjaan tetap utama bagi mereka sang pekerja keras dan sosok pemimpin.
Randy sampai di tempat kejadian 30 menit kemudian karena ia menggunakan sepeda motor.
"Ri, Ria. Hey sadar, Sayang. Ri, jangan gini. Yuk bisa yuk balik Ri." Randy langsung mengambil alih Ria dari goncangan Tian yang tak berarti.
"Gue bawa pulang Ria. Lo kalau gak bisa menjamin keselamatan jiwa dan raga Ria gak usah ajak Ria main deh," ujar Randy marah pada Tian. Tian benar-benar seperti orang bodoh yang tak tahu harus apa dengan kondisi Ria.
"Gak ada lagi main-main keluar seperti ini. Sampai adik saya kenapa-napa, saya tandai kalian semua dan tunggu pembalasannya dari saya!" Randy benar-benar serius dengan perkataannya.
Kafe yang tadinya sudah tak ada suara tatkala Randy datang bersama pengawalnya, makin sunyi lagi ketika Randy mengeluarkan ultimatumnya. Aura seorang pemimpin memang beda.
"Kamu urus semua ini, jangan sampai ada yang bocor ke media dan jadi pemberitaan aneh. Pastikan semua orang di sini tutup mulut." Randy meninggalkan lokasi tersebut dan masuk ke dalam mobil yang digunakan pengawal Ria. Mobil sederhana karena mereka tak menyangka akan ada kejadian seperti ini.
"Bangun, Dek. Bisa yuk keluar dari sana. Kamu sudah aman sama Abang sekarang." Randy masih terus berusaha membawa Ria kembali.
Kejang tubuhnya Ria sudah berhenti ketika Randy datang dan memeluknya. Hanya saja Ria belum mau kembali sepertinya.
"Ayo Ri, kamu bisa. Abang gak mau lihat kamu harus terapi lama lagi kalau gak bangun saat ini," ujar Randy sedikit ketakutan. Ia tahu betul betapa sakitnya pengobatan yang dijalani Ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
Genç Kız EdebiyatıRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...