78: Reno

218 28 2
                                    

Hadiah malam minggu. Jangan lupa vote komennya ya teman 😌🙏

~~~~

Dear, Samuel. 

Ketika lo membaca pesan ini, pasti lo sudah sadarkan diri. Entah berapa lama waktu yang lo habiskan hingga bisa membaca surat ini. Maaf atas segala hal yang menimpa lo dan membuat lo sakit. 

Gue tidak bermaksud lari dari tanggung jawab setelah semua yang terjadi. Gue sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat lo pulih kembali. Sekali lagi, maafkan gue dan abang gue. Karena dia, lo harus mendekam di rumah sakit. 

Sampaikan maaf gue juga untuk yang lain, terutama Kak Delfi. Maaf, pertemuan kita bukannya dalam suasana baik malah dalam suasana sedih. Bilang Tian juga, maaf gak bisa menemani selama di US. 

Rencana kita party di Vegas harus batal karena satu dan lain hal. Gak usah cari keberadaan gue dimana, ya. Gue baik-baik saja. Ada Papah gue di sini, tenang saja. Fokus dengan penyembuhan lo. Pokoknya sampai kita berjumpa lagi, lo harus sudah dalam keadaan sehat fisik dan mental! 

Terima kasih sudah mencair untuk gue. Terima kasih sudah memperbaiki hubungan gue dengan Julio. Terima kasih banyak, Sam! Lo benar-benar sosok abang yang mengagumkan dan patut menjadi panutan. 

Sampaikan maaf gue untuk GMC yang lain, karena belakangan ini mereka harus menghadapi permasalahan gue yang sangat pelik. Maaf kalau berada di dekat gue malah membuat kalian terluka. Maaf. 

****

Samuel melipat kertas tersebut dan kembali merenung. Ia mendapat sepucuk surat dari Ria yang diberikan padanya ketika Samuel pulih. Tujuh hari untuk dinyatakan sembuh dan bersih dari sisa racun yang masuk ke tubuhnya. 

Samuel baru mengetahui bahwa segala biaya pengobatan kelas satu di rumah sakit ini ditanggung sepenuhnya oleh Ria. Penawar racun yang dikonsumsinya juga diberikan oleh Ria. Segala hal yang menunjang kesembuhannya ditanggung oleh gadis tersebut. Kecuali satu, kehadirannya di sisi Samuel, tidak ada. 

Samuel tidak mempertanyakan hal tersebut karena ia tidak punya hak untuk meminta Ria hadir di sisinya. Ia menghargai perasaan Tian selaku orang terkasihnya Ria. 

GMC tidak pernah sekalipun meninggalkan Samuel sendirian di kamar perawatan. Mereka akan menjaga Samuel secara bergantian ketika jam kerja sudah selesai. Banyak agenda wawancara yang harus dihadiri GMC tanpa kehadiran Samuel. 

"Surat dari Ria, ya?" tanya Tian yang hari ini kebagian giliran menemaninya di siang hari. 

"Hm," jawab Samuel. 

"Dia baik-baik aja kan, Yan?" Samuel tiba-tiba khawatir dengan keadaan gadis tersebut yang terakhir kali lepas kontrol di hadapan mereka. 

"Gak ada yang tahu pasti." Jawaban Tian membuat Samuel semakin khawatir. Bahkan seorang Tian pun tidak yakin. 

"Gue takut keluarganya abusive, Yan. Kita harus tolong dia keluar dari sana dong," ujar Samuel menyampaikan skenario terburuk. 

Tian sempat tertegun. Mengapa ia tidak pernah terpikir jika keluarga Ria abusive mengingat gadis tersebut yang sangat menutupi masalah keluarganya? 

"Ah, gak mungkin sih, Bang. Dia bareng Papahnya kok di sini. Ada Bang Randy juga," sangkal Tian dan memberi pembelaan tentang keluarga Ria. 

"Lo pernah ketemu Papahnya secara langsung? Dari mana lo yakin kalau dia seorang Papah yang baik?" tanya Samuel telak. 

"Gue pernah ketemu Bang Randy dan ngobrol sama dia."

"Papahnya?" tanya Samuel lagi karena Tian tidak menjawab pertanyaannya. 

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang