90: Envy

206 30 1
                                    

"Kamu tahu, cucu kamu sama persis seperti dirimu waktu muda. Memiliki harga diri yang tinggi dan tidak suka hidup dalam skenario manusia," aku Wira pada lelaki tua di hadapannya. 

"Hahaha, aku tidak tahu jika dia meniruku pada sisi itu." 

"Tempo lalu, aku berkunjung ke agensi ketika mendengar permasalahan agensi dengan artis besar mereka yang tak kunjung usai. Aku pikir masalahnya sangat rumit sehingga berlarut-larut, ternyata hanya perbedaan pandangan dalam menyikapi masalah tersebut," ungkap Wira begitu mengingat kunjungan terakhirnya ke Monokrom dan mendengar semua pertengkaran yang terjadi antara Haris dan Tian. 

"Bagaimana keputusannya? Aku tidak suka cucuku jadi murung seperti itu akibat permasalahannya dengan agensi." Hartanto melakukan bidikan kembali pada papan di depan sana. 

"Aku meminta Haris untuk berhenti merecoki artisnya untuk permasalahan yang seharusnya bisa ditangani oleh agensi. Apakah aku salah memilih CEO, Har? Benar-benar tidak berfungsi otaknya menyelesaikan masalah sepele seperti ini," umpat Wira dan ikut membidikkan anak panahnya ke arah papan di sana. 

"Kamu memang terlalu sering memilih pemimpin perusahaan yang salah." Hartanto menggelengkan kepala mengingat lelaki di sampingnya selalu berhadapan dengan pemimpin yang tidak becus menjalankan perusahaan. 

Wira meletakkan busurnya dan menenggak botol minuman yang telah disediakan. Di usia senjanya seperti ini, olahraga panahan dipilihnya sebagai olahraga favorit dibandingkan dengan golf. Hal tersebut tentu saja didukung oleh sahabatnya yang menyukai panahan juga. 

"Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu seperti ini," ungkap Hartanto yang ikut mengistirahatkan tubuhnya di samping Wira. 

"Kamu yang tidak pernah menghubungiku. Padahal aku selalu bersedia diajak kemana pun," kata Wira menyalahkan Hartanto yang tidak pernah menghubunginya. 

"Kamu yang masih sibuk keliling sana sini mengurusi perusahaan, Wira. Bahkan dua hari yang lalu kamu masih ikut menyelesaikan kekisruhan di agensi," timpal Hartanto yang sepenuhnya benar. 

Tak banyak orang yang tahu bahwa mereka menjalin persahabatan layaknya keluarga. Hartanto menjadi saksi hidupnya ketika membangun perusahaan di Indonesia kala itu. Hartanto yang memang asli Indonesia dan sudah kokoh dengan posisinya kala itu, tidak sungkan berteman dengan Wira dan membantunya dalam hal mendirikan perusahaan di sini yang terkesan sangat sulit. 

Dengan kekuasaan otoriter yang sedang berlangsung di Indonesia, tentu saja membuat Wira engap. Ia yang terbiasa liberal di Amerika sana, harus mengikuti segala peraturan yang rumit menghadapi pemerintahan Indonesia di zaman itu. Bahkan untuk masuk ke pasar Indonesia pun, Wira harus memutar otak dengan seribu cara. 

Hartanto yang pada dasarnya berasal dari keluarga bangsawan Indonesia, dan tahu betapa susahnya mendirikan perusahaan kala itu, ikut membersamai Wira dan memberi masukan terkait bisnisnya yang akan dibangun di sini. 

Bisnis mereka beda sektor dan hal tersebut yang membuat persahabatan mereka bertahan selama puluhan tahun. Hartanto yang menguasai di sektor pertambangan dan perminyakan, sementara Wira fokus pada FMCG. Mereka hanya memiliki satu anak perusahaan pada sektor pertambangan bagi Wira dan satu anak perusahaan bagi Hartanto dan fokus mengembangkan dari satu perusahaan tersebut.

Seperti perjanjian tak tertulis bahwa mereka akan berada di jalannya masing-masing dengan tidak mengusik kekuasaan di sektor masing-masing. Tanpa mereka sadari bahwa satu anak perusahaan tersebut menjadi pesaing dengan perusahaan inti, tak jarang mereka selalu disandingkan sebagai dua raksasa. 

Yang publik tahu bahwa Wira Corporations dan Hartanto Group adalah rival dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Padahal kenyataannya, mereka menjalin persahabatan dengan baik. Ketika Wira merasa kewalahan mengurusi berbagai permasalahan di anak perusahaan, Hartanto tidak segan mengulurkan bantuannya dengan cara ikut mencari penyelesaian masalah tersebut. Begitupun sebaliknya. 

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang