96: .......

209 32 8
                                    

"Kenapa belum sampai juga?" tanya Antara heran. Tidak butuh waktu yang lama dari lantai 30 ke lantai 50 letak ruangannya berada. 

Antara menghubungi kembali ruang OPR. “Sudah jalan belum orangnya?” 

“Sudah dari 15 menit yang lalu, Pak.” Jawaban dari orang tersebut semakin menambah kecurigaan Antara. 

Dengan tidak sabar, Antara menghubungi Ria. “Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.” Suara operator wanita menyambutnya. 

Entah mengapa, hatinya semakin resah. Apakah putrinya baik-baik saja? Tidak biasanya ia kehilangan kontak seperti ini. Antara berniat menghubungi Randy sebelum kegiatannya terinterupsi oleh seseorang. 

“Tuan, ada insiden di lift,” kata Andre memberitahunya. 

“Sudah panggil teknisi?” tanya Antara berusaha tenang. 

“Sudah. Sudah menghubungi damkar terdekat juga karena lokasinya yang cukup rumit.” 

“Lakukan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan orang di dalam.” 

“Masalahnya Tuan, tidak ada yang tahu apakah ada orang di dalam atau tidak.” 

Antara mengerutkan dahi mendengar perkataan tersebut. “Kok bisa gitu?” 

“Nggak ada jawaban ketika dipanggil oleh teknisi. Tidak ada yang memencet tombol emergency juga ketika lift mulai crack.” Andre menyampaikan informasi yang diketahuinya dari tim teknisi. 

“Udah ditracking, dari lantai berapa terakhir orang yang naik?” tanya Antara mencoba membangun analisis. 

Andre mencoba mengingat perkataan teknisi tadi. Ia juga tidak begitu mendengar karena suasana lantai tersebut yang cukup ramai. “30 kalau nggak salah.” 

Antara lantas berdiri mendengar informasi tersebut. “30 kata kamu?” tanya Antara dengan gahar. 

Andre mengangguk ketakutan. Tuannya sangat mengerikan saat ini. 

Antara bergegas menghubungi Randy dan bertanya, “Ria di ruangan kamu?” 

“Nggak, Pah. Kenapa?” 

“Ya Tuhan, anak saya.” Antara memutus sambungan telepon dan berlari ke lift pribadi untuk menghampiri lokasi kejadian. 

Andre dibuat bingung dengan sikap sang atasan. “Apa katanya tadi? Anaknya? Anaknya yang mana?” Mencoba mencerna situasi yang tengah terjadi. 

Membelalakan mata dan menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Ya Tuhan, Nona!” Ia baru ingat, anaknya Antara yang berada di gedung ini adalah Randy dan Ria. Sementara baru saja Antara menghubungi Randy dan dijawab oleh lelaki tersebut. 

Andre keluar dari ruangan Antara dan menuju lift karyawan untuk menghampiri sang Tuan Besar. Mengapa Andre tidak kepikiran bahwa sang nona yang kemungkinan berada di sana? 

“Bagaimana? Kenapa belum dievakuasi juga?” tanya Antara dengan keras. Ia geram melihat para teknisi yang terlihat belum melakukan tindakan apapun. 

“Mohon maaf, Tuan. Kami masih menunggu arahan dari control room terkait lokasi lift berada. Diperkirakan di lantai ini, namun tidak ada jawaban dari orang di dalam. Sedang dipastikan oleh control room,” jelas teknisi tersebut yang semakin membuat Antara gusar. 

Andre dan Randy datang secara bersamaan di lantai terduga lift berhenti. Para karyawan yang tadi penasaran sudah dibubarkan oleh para pengawal Antara. Mobilitas mereka sementara dialihkan menggunakan lift direksi. 

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang