47: Galak

311 29 2
                                    

"Kak, maaf banget aku gak bisa ninggalin backstage sepanjang acara tadi. Maaf. Kakak jadi nonton sendirian," kata Reynal yang terduduk di sampingnya setelah acara selesai. Para penonton mulai meninggalkan lokasi dan keadaan stadion yang menjadi crowded. Maka dari itu Ria masih duduk dan bertahan di posisinya menghindari berjibaku dengan mereka.

"It's fine. Kamu ketemu Jimmy di backstage tadi?" Ria menanyakan keberadaan lelaki tersebut. Ia akan memarahinya perihal keikutsertaannya pada acara tidak masuk akal barusan.

"Ketemu, Kak. Kita satu tenda." Balasan dari Reynal langsung membuat Ria bangun dari posisinya dan meminta Reynal untuk mengantarkannya pada tenda tersebut.

Reynal hanya mengikuti perkataan Ria dan mengantarnya menuju tenda yang disediakan panitia untuk persiapan para penampil. Ria terburu-buru dalam berjalan dan beberapa kali menabrak orang yang sedang berlalu lalang di stadion ini.

Tiba di depan tenda, tanpa permisi Ria langsung masuk ke dalam. Terlihat Jimmy dan Tian beserta Septa yang entah bagaimana caranya lelaki tersebut dapat hadir juga di acara ini. Mereka tengah duduk di sofa pojok ruangan dan tidak ada seorang pun yang berani berbincang dengannya.

Jimmy yang melihat keberadaan Ria memasuki tenda langsung berdiri dan mendekap Ria dengan penuh semangat. "Thanks banget Ria. Lo menyelamatkan gue. Gue gak tahu kalau bukan lo yang memenangkan tadi," kata Jimmy dengan penuh syukur dan menggoyangkan Ria ke kanan dan kiri.

"Lepas! Sesak napas gue. Lo mau bunuh gue?" Ria memukul punggung Jimmy karena ia kesulitan bernapas. Lelaki di hadapannya benar-benar membuatnya kesal sedari tadi.

Jimmy melepaskan dekapan tersebut dan menampilkan senyum lebarnya.

"Lo tuh benar-benar gak ada otak ya, Jim. Ngapain mau-mauan dijadiin bahan pelelangan begitu? Mana harga diri lo sebagai artis papan atas, heh?" Ria mulai meluapkan kekesalannya.

"Gue gak bisa nolak, Ri. Tadinya kita udah mau pulang sebelum si Tai satu itu malah mengajukan ide tersebut dengan alasan biar uang hasil penggalangan dana yang didapat besar," terang Jimmy yang tetap tidak masuk di akal Ria.

"Ngapain lo mau? Bahkan tanpa ide special dinner tersebut lo mampu kan menyumbang dengan nominal yang besar? Harusnya lo ajukan saja opsi itu, bodoh! Sumpah gue gak tahu sih seberapa dikecamnya kampus ini oleh para penggemar kalian." Ria menggelengkan kepalanya tidak berani membayangkan kekuatan penggemar GMC jika sudah marah.

"Gue gak kepikiran ke sana. Gue pikir untuk seru-seruan aja karena yaudah sama kampus sendiri ini." Jimmy tidak punya argumen lagi untuk melawan perkataan Ria. Gadis di hadapannya sangat marah sepertinya.

"Gue juga kaget dengar kabar dari agensi kalau dua orang ini melakukan tindakan yang sangat gila. Makanya gue langsung hadir di sini kebetulan lokasi gue paling dekat di antara member yang lain." Septa ikut nimbrung dalam pembicaraan Ria dengan Jimmy yang masih berhadap-hadapan.

Ria seperti seorang ibu yang memarahi anaknya yang telah berbuat nakal. Siapa yang tidak kesal dan geram dengan tindakan Tian dan Jimmy seperti itu. "Kenapa pula si Tian gak ikutan dilelang tiket special dinnernya? Kalau alasannya memang untuk menggalang dana yang lebih besar?" Ria menanyakan hal tersebut karena biasanya Tian dan Jimmy sepaket dalam hal apapun.

"Nah, ini kunyuk satu juga alasannya takut lo marah. Nanti lo bisa meruntuhkan panggungnya kalau tahu tiket dinner bareng Tian dimenangkan oleh orang lain," ujar Jimmy dengan menggebu-gebu menyudutkan Tian.

"Ngapain marah. Gak bakal juga gue ikutan melakukan penawaran kalau Tian memang ada di opsi tadi. Biarin aja dapat tante-tante psikopat." Ria mengedikkan bahunya dan menunjukkan ekspresi seolah tidak peduli.

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang