"Udah, sampai sini aja. Kasih ke security biar mereka yang bawa naik!" titah Ria pada kelima pengawal yang mengikutinya dari supermarket tower satu.
Ria berjalan menuju resepsionis berada untuk meminta bantuan security membawa barangnya dan melaporkan jika ada dua kawannya yang akan berkunjung ke unitnya.
"Tolong tunjukkan KTP-nya dan tinggalkan identitas diri sebagai jaminan," pinta resepsionis tersebut pada Jimmy dan Januar. Ria bertemu Januar tadi di perjalanan kembali menuju tower tiga dan Januar memutuskan untuk ikut bergabung berkunjung ke tempat Ria.
Jimmy dan Januar saling pandang. Ia tak yakin untuk memberikannya, nanti penyamaran yang mereka lakukan malah terbongkar di lobby ini.
"Gak masalah, kok. Ini salah satu prosedur keamanan di tower tiga. Privasi kalian terjamin. Kalau nanti terbongkar, kalian bisa tuntut resepsionis itu karena melakukan pelanggaran," jelas Ria meyakinkan karena ia tahu apa yang ada di pikiran mereka. Sama persis ketika Tian sedang rutin berkunjung ke sini. Buktinya tidak ada pemberitaan sedikit pun tentang Tian yang selalu berkunjung ke Rajawali Tower 3.
Mereka memutuskan untuk mempercayai perkataan Ria dan memberikan KTP pada resepsionis.
"Masker sama kacamatanya tolong dibuka, Mas. Untuk pengecekan keaslian kartu identitas dengan pemiliknya." Jimmy dan Januar mengikuti perintah resepsionis tersebut. Sejauh ini lobby tak banyak orang lalu lalang, jadi mereka merasa sedikit aman.
"Profesional ya, Mbak! Kalau masih mau kerja dan hidup dengan nyaman sih," tegur Ria pada resepsionis tatkala melihat salah satu dari mereka yang terkejut dan berujung salah tingkah karena melihat dua anggota GMC di hadapannya.
"Gue gak ada duit. Makasih udah anterin dan temani gue ke supermarket. Nanti gue kabarin kalau masakannya udah jadi," ujar Ria pada para pengawalnya yang masih setia berdiri di dekatnya. Biasanya ia akan memberi masing-masing mereka uang, berhubung tadi kartunya tidak bisa dipakai, ia hanya bisa memberi terima kasih.
"Baik, Nona, tidak masalah. Gaji dari Tuan sudah sangat cukup," ujar Bonnie berusaha menenangkan Ria.
"Cukup dari mana, bayar belanjaan gue aja gak bisa. Lo ikut gue Bon untuk bikin steak," ujar Ria dengan nada masih kesal.
Januar dan Jimmy sedari tadi hanya diam saja dan menjadi penonton dari kekesalan Ria. Mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Iris confirmed. Tring.
Lift terbuka setelah menunggu beberapa saat dari pengecekan iris mata. Ria memasuki lift diikuti tiga security, Bonnie, Januar dan Jimmy.
Tring. Lift terbuka begitu mereka tiba di lantai unit Ria berada. Mereka disambut oleh karpet berserat yang memenuhi lantai di lorong ini. Belum lama ini dipasang karena ada kejadian salah satu penghuni unit jatuh terpeleset karena licinnya lantai.
Ria berjalan memimpin di depan dengan enam orang lainnya yang mengikuti di belakang bak pengawal yang mengikuti tuan putri. Memang aura tuan putri Ria tidak bisa dielakkan begitu saja.
"Masuk duluan aja," titah Ria pada Jimmy dan Januar setelah Ria berhasil membuka pintunya dengan tiga lapis penguncian karena Tian sedang terlelap di dalam. Jadi ia harus memastikan di dalam sana aman dengan mengunci dengan ketiganya (sidik jari, kartu akses dan iris mata).
"Terima kasih banyak, Pak. Maaf saya lagi gak ada uang, tidak bisa memberi tip." Ria membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf karena ia tak bisa memberikan tips setelah mereka membantunya.
"Ini, Pak. Semoga cukup ya." Januar memberi mereka sejumlah uang menggantikan Ria.
"Terima kasih banyak Non, Tuan." Mereka pamit undur diri dan Ria beranjak masuk ke apartemennya yang cukup ramai. Padahal biasanya hanya ia dengan Tian saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
ChickLitRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...