49: Butuh Kamu

321 33 1
                                    

Lagi. Untuk kesekian kalinya Tian hilang kontak dengan Ria. Mereka tidak saling berhubungan selama hampir seminggu ini. Kabar terakhir yang ia dapatkan Ria bermain bersama Reynal di pinggir jalan wilayah kampus hingga dini hari. 

Tak lama paginya ia mendengar berita bahwa terdapat penyerangan di wilayah tersebut karena meninggalkan bercak darah di sepanjang trotoar. Bagaimana Tian tidak khawatir jika tempat itu yang Ria kunjungi bersama Reynal malam itu? 

Tian sudah mencoba menghubungi segala kontak yang dimilikinya untuk mengetahui kabar terbaru Ria, tidak membuahkan hasil. Panggilannya ke nomor Anton dan Ria tidak mendapat jawaban. Hidupnya kembali uring-uringan. Hal seperti ini yang membuatnya kesal dan tak berdaya.

Bukannya Tian tidak menyewa seorang detektif untuk melacak keberadaan Ria, sudah dilakukannya tapi seolah keberadaan Ria memang ditutupi dan disembunyikan oleh keluarganya dan tidak ada yang bisa menembus ke dalam sana. Tian juga selalu heran, seberapa besar kekuatan yang dimiliki keluarga Ria hingga seorang detektif yang dibayarnya tidak mampu menemukan keberadaan Ria? 

Tian tidak suka menjadi orang yang paling tidak mengetahui kabar terbaru dari Ria. Gadis tersebut terkesan bisa mengatasi semuanya sendiri dan tidak ingin Tian mengetahui kondisi terburuk Ria. Padahal apa gunanya suatu hubungan jika mereka tidak saling berbagi duka dan saling menguatkan? 

Tian seringkali merasa tidak berguna menjadi orang yang spesial di hidup Ria karena gadis tersebut terlalu tangguh. Padahal Tian selalu pulang ke Ria dalam kondisi apapun. Ketika dirinya bimbang dan jatuh hingga titik terbawahnya, ia selalu pulang ke Ria. Tapi mengapa tidak demikian dengan gadis itu? 

Tian juga ingin merasa dibutuhkan. Dijadikan alasan untuk pulang. Menerima segala kesakitan yang Ria rasakan, bukan hanya di masa bahagianya Ria saja. Makanya ketika Ria datang ke dorm kala itu dalam keadaan kacau luar biasa, betapa bahagianya Tian karena akhirnya Ria pulang padanya dan mengakui bahwa Ria membutuhkan Tian. 

Farel si ketua fundraising akhirnya menghubungi Tian terkait keberlanjutan dana pelelangan tiket special dinner bersama Jimmy karena pihak Ria tidak bisa dihubungi. Bahkan Reynal juga tidak bisa dihubungi dan tidak diketahui keberadaannya saat ini. Tian meminta manajernya alias Delfi untuk melunasi pembayaran tersebut. 

Panitia tidak berani menghubungi Jimmy karena dia yang dijadikan obyek pelelangan. Masa iya mau minta uang dari Jimmy juga. Entah keberanian dan pemikiran dari mana mereka memilih menghubungi Tian. Tanpa pikir panjang Tian memberikan mereka kertas cek sebesar 2,8 Miliar dari rekening pribadinya. Bukan hal yang besar nominal tersebut bagi artis sebesar Tian sekarang. 

"Yan, ayo meeting. Jangan hilang semangat gini, dong. Kita kan mau tour lagi," kata Januar menyemangatinya yang belakangan ini kehilangan semangat. 

Ini juga yang belum sempat diberitahukan pada Ria. Mereka akan memulai world tour bulan depan. Tentu saja tidak secepat itu persiapannya. Mereka sudah istirahat dalam jangka waktu yang lama dan mempersiapkan rencana world tour mereka ke negara yang belum pernah dikunjungi. 

Mereka harus berjauhan lagi. Mengapa rasanya ini semakin berat? Dengan komunikasi mereka yang sangat buruk dan pekerjaannya yang mulai padat, kembali berkunjung dari satu negara ke negara lainnya. Semoga saja Tian masih sempat bertemu Ria sebelum tour dimulai. 

Mudah saja sebenarnya untuk Ria mengunjunginya ke negara tempat GMC mengadakan konser. Tapi Tian tahu betapa besarnya beban kerja Ria dan sulitnya mengosongkan jadwal untuk sekedar pergi beberapa hari mengunjunginya. Ini hubungan yang berat, sungguh. 

**** 

"Saatnya makan siang, Nona," kata seorang suster yang diikuti Nia di belakangnya. 

Ria bangkit dari tidurannya dan bersiap menerima makan siang kali ini. "Kok bubur lagi sih? Gue bukan orang yang sakit pencernaan!" teriak Ria kesal dan mengembalikan mangkuk bubur tersebut ke atas nampan. 

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang