10: Comeback (?)

520 34 0
                                    

Para penghuni lantai 15 sepertinya masih terkejut melihat Ria yang berjalan menuju ruangannya. Terlebih Ria yang diikuti oleh Anton, membuat orang-orang terdiam karena disuguhi wajah tampan nan rupawan milik Anton.

Ria tak langsung menyapa penghuni lantai 15, ia memilih untuk memasuki ruangannya terlebih dahulu. Ruangan yang sudah ditinggalkannya lebih dari dua bulan.

"Waw, ruanganku dibersihkan terus, ya? Gak kelihatan ada debunya." Ria berkeliling dan mengecek kondisi barangnya yang sebenarnya ia juga lupa. Biar kelihatan excited saja.

Anton tersenyum menanggapi, ia bukan tipikal bodyguard yang diam dan terkesan misterius. Anton sangat ramah dan murah ekspresi.

"Ayo, Nona, keluar sapa teman-teman, mereka sudah memperhatikan layaknya musuh kembali pulang," tegur Anton begitu Ria terlanjur nyaman di dalam ruangan dan melupakan hal penting lainnya.

"Oh iya, aku lupa." Bergegas keluar ruangan dan menyapa karyawan yang berada di depan ruangannya.

"Selamat pagi semua. Maaf saya cuti lama sekali untuk suatu hal. Maaf tidak membersamai selama dua bulan lebih ini. Maaf untuk segalanya bagi yang memiliki dendam dan amarah kepada saya," ujar Ria seperti memberi pidato singkat di hadapan karyawan yang sepertinya terdengar hingga penjuru lantai.

"Maaf sekali lagi. Mari kita bangun suasana kerja yang kondusif seperti sedia kala, ya. Mau saya traktir apa? Pizza? Rice box? Hokben? Atau apa?" Begitu mendengar gratisan, mereka langsung bersemangat dan saling bicara satu dengan lainnya.

"Bisa di split-bill atau bagaimana payment nya, ya?" tanya Ria pada mereka yang masih heboh memilih makanan apa.

"Gak bisa Mbak, paling bayar cash," jawab salah seorang yang mendengar.

"Duh gak bisa kalau cash, sekarang lagi maraknya orderan fiktif, kan. Nanti gak ada yang mau terima karena pesanan banyak sekali," tolak Ria, berhubung ia juga malas ambil uang.

"Kalau engga, di koordinir aja deh. Nanti pakai ponsel siapa aja yang pesan kirim ke grup berapa total tagihannya, nanti saya transfer," putus Ria setelah memikirkan mana yang paling baik.

"Kabarin ke sayap kanan kiri belakang ya kalau mau ikut pesan makanan juga." Ria benar-benar akan menraktir seluruh penghuni lantai 15. Kalau hanya sayap depan saja yang ditraktir, jika sayap lain melihat banyak makanan yang masuk, mereka akan iri dan justru jadi buah bibir.

Sayap di sini memang sebutan untuk tiap bagian yang ada di lantai 15. Tiap sayap sendiri memiliki pimpinan dan karyawannya masing-masing. Seperti Ria yang mendiami sayap depan bersama 15 karyawan yang memiliki jobdesc nya masing-masing.

"Satu lagi, lebihkan pesanannya untuk driver dan satpam di bawah, ya. Selamat bersenang-senang. Jam 2 nanti kita meeting," Kalimat Ria terakhir membuat mereka yang sedang bersemangat kembali teringat bahwa mereka masih harus bekerja. Terlebih Ria yang sudah kembali yang berarti mereka harus kerja dengan fokus.

"Nona lagi mau menghamburkan uang, ya?" tanya Anton begitu duduk di kursi yang terhalang meja kerja.

"Iya. Saya gak pernah belanja, Anton. Gak tertarik. Uang saya nambah terus tapi sedikit sekali pengeluaran." Ria merengut kesal karena setelah melihat saldo rekeningnya yang makin hari makin besar tanpa ada yang Ria keluarkan.

Pengeluaran yang rutin Ria keluarkan tiap bulan hanya biaya pemeliharaan apartemen, itu pun tak jarang telah dilunasi oleh Antara. Fasilitas lainnya seperti uang bensin dan gaji ART sudah terbayarkan juga dan tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan income Ria tiap bulannya.

Bagaimanapun Antara tetap mengirimkan uang jajan pada keempat anaknya yang sudah bisa menghasilkan uang sendiri, kecuali Reynal yang masih kuliah.

"Aku go-food ke Papah, Randy sama Reynal juga ya." Ria dengan semangat mengirimkan makanan pada mereka juga.

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang