113: Ananta

271 39 1
                                    

“Ria!” panggil Antara dengan keras begitu mendapati wajah putrinya penuh darah dan lebam di berbagai sisi. Ia bahkan sempat tidak mengenali jika tidak menangkap anting yang dikenakan putrinya yang tidak dimiliki oleh siapapun. 

Antara berlari menerobos pengawal yang sudah mengepung para pelaku. Tangan Antara gemetar tatkala akan menyentuh pipi Ria. Ikatan tali di tangan dan kaki Ria sudah dilepas, meninggalkan bekas yang sampai terlihat dagingnya. “Ambulan sebentar lagi tiba, Tuan. Kita tidak berani memindahkan Nona, takut semakin memperparah kondisinya,” ungkap salah seorang pengawal, takut Antara salah paham karena mereka yang tidak segera membawa Ria ke rumah sakit. 

“Pakai helikopter agar cepat sampai.” 

“Baik, Tuan.” 

Antara meletakkan tangannya di dada kiri Ria tempat jantung berada. Ia ingin memastikan sendiri bahwa jantung putrinya masih berdetak. Entah apa yang akan terjadi jika ia mendapati putrinya sudah tidak bernyawa. Antara sedikit bersyukur kejadian ini terjadi tatkala putrinya dalam keadaan stabil mentalnya. Jika dalam kondisi Ria yang sedang ingin mati, dapat dipastikan Ria tidak akan bertahan sejauh ini di tengah siksaan. 

Siksaan, ya. Antara beralih pada orang yang menyiksa putrinya. Siapa gerangan yang berani menyentuh sejengkal saja kulit putrinya? Ia memandang mereka yang tubuhnya terikat kencang sampai bergerak saja dapat melukai tangan dan kaki mereka. 

Antara yang bersiap untuk memukul mereka satu per satu, tertahan oleh pengawalnya. “Jangan, Tuan. Kasus ini sudah diketahui polisi. Lebih baik untuk tidak menimbulkan luka sedikit pun pada mereka kalau mau kasus ini menjerat mereka dengan hukuman terberat.” 

Antara menurunkan kembali tangannya, dan berganti dengan menendang wajah mereka sekuat tenaga. “Itu tidak seberapa dibandingkan yang kalian lakukan dengan putri saya.” 

“Kalian akan membusuk di penjara dan melihat keluarga kalian hancur berantakan jadi gelandangan. Lihat saja. Akibat perbuatan bodoh anaknya, orang tua kalian harus menanggung derita karena berani menyakiti keluarga Wira.” 

Antara meninggalkan mereka semua dan ikut mengantar putrinya ke rumah sakit dengan helikopter. Ia tidak bisa menangis di saat seperti ini. Otaknya bekerja untuk merangkai skenario hukuman yang setimpal atau lebih berat dari sekadar di penjara. 

Entah siapa yang melapor pada polisi sehingga membuatnya tidak punya ruang untuk membalas dengan caranya. Bukan Wira saja yang kejam jika menyangkut keluarganya yang tersakiti, Antara juga seperti itu. Bahkan jika ia tahu bahwa Lidya melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya, sudah sedari lama ia melenyapkan Lidya. Sayangnya saja ia terlalu naif. 

Antara yakin, papahnya sudah mengurus bagian membalas mereka dengan cara menyerang keluarganya. Bukan menyerang dengan kekerasan fisik tentu saja. Menyerang dengan mengungkap segala kejahatan yang selama ini tidak diketahui publik. Keahlian Wira untuk membuat seseorang jatuh miskin dalam semalam. Meskipun orang tersebut dalam jajaran sepuluh orang terkaya di dunia, Wira bisa membuat mereka langsung jatuh dalam semalam. 

Penemuan Ria sedikit terlambat karena Antara yang sempat lupa barang apa yang dikenakan Ria dan dapat mendeteksi keberadaannya. Wira yang menemukan lokasi akurat karena semua sistem keamanan, dirinya lah yang memegang langsung.

Antara bahkan baru ingat jika ia yang memberikan anting yang tidak dijual di manapun demi keamanan putrinya. Anting tersebut masuk dalam sistem keamanan Ananta yang langsung dibuka Wira begitu mengetahui kabar cucunya menghilang. 

Malam ini juga, setelah Ria mendapat penanganan dan perawatan intensif di rumah sakit Medika, Wira mengeluarkan berita dengan tagline anak dari keluarga mendiang Hariadi dan keluarga William melakukan penyiksaan terhadap seorang warga sipil yang identitasnya dilindungi. Bahkan wajah para pelaku terpampang dengan jelas. Wira tidak peduli jika hal tersebut melanggar peraturan  dalam jurnalisme. Ia akan membalas dengan caranya sendiri. 

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang