"Kenapa, Kak? Hectic banget keliatannya." Julio menghentikan langkah Delfi yang mondar-mandir sedari tadi.
"Ada sedikit masalah, nanti gue sampaikan kalau udah senggang. Kalian fokus aja untuk talk shows, okay." Delfi menepuk pundak Julio dan bergegas pergi lagi.
"Ada apa, sih?" Julio kembali bertanya begitu melihat Jimmy. Biasanya Jimmy sumber informasi bagi mereka.
Jimmy menarik tangan Julio dan membawanya berkumpul bersama dengan member yang lain.
"Ingat perusahaan yang mau jadiin kita BA?" Pembukaan dari Jimmy membuat semua menaruh atensi padanya.
"Ternyata rapatnya sudah berlangsung satu mingguan dan yang rapat sama perusahaan belum masukin berkas dan notulanya ke tim analis maupun Kak Delfi. Makanya Kak Delfi sibuk mondar-mandir karena itu," jelas Jimmy sambil memakan kentang goreng di hadapannya.
"Terus terus." Elang meminta lanjutan cerita dari Jimmy.
"Dengar-dengar lagi, komisaris sampai telepon analis atau legal deh gak tau gue untuk menanyakan mengapa hal itu bisa terjadi," tambah Jimmy dan membuat beberapa orang membuat gerakan ooooo.
"Soalnya kek ada permainan oknum loh. Idealnya satu kali pertemuan berkas pengajuan kerja samanya harus udah masuk analis untuk dikaji lagi, terus dibahas bareng legal dan lainnya. Tapi sampai tiga atau empat kali pertemuan gitu, gak ada info yang masuk apa pun ke agensi. Makanya kena lah, sampai atasan ikutan negur." Januar menjelaskan terkait birokrasi yang ada di Monokrom agar lebih jelas lagi duduk masalahnya.
"Iya juga sih. Biasanya sebulan ada aja pengajuan yang masuk sampai lima kali ke kita kan, kok ini tumben baru dua doang." Tian membenarkan kejanggalan tersebut.
"Kita tunggu hasilnya aja gimana dari kak Delfi. Yuk siap-siap untuk talk show." Januar menghentikan obrolan mereka dan bergegas menuju studio untuk shooting.
***"Saya takut, Mbak." Orang tersebut menangis tersedu-sedu di hadapan beberapa orang yang hadir untuk menginterogasinya.
"Kamu harus bertanggung jawab! GMC hampir kehilangan proyek besar! Mampu kamu gantiin nominalnya kalau ini sampai lepas?" cecar orang finance yang geram melihat reaksi si tersangka malah menangis.
"Saya gak kenal mereka siapa. Mereka datang ketika saya menunggu perwakilan Intrafood sampai di lokasi. Mereka mengatakan sudah mengawasi rumah orang tua saya dan mereka akan menghabisinya jika saya tidak mengikuti arahan mereka," jelas Eka-si tersangka dengan berlinang air mata.
"Lalu apa yang kamu katakan hingga membuat ini berhasil tersendat dan kami dapat teguran dari komisaris?" Delfi penasaran apa yang dilakukan Eka.
"Saya minta 50, minta bayar lunas di muka, minta konten sepenuhnya di tangan kami dengan biaya tambahan lagi untuk ide tiap kontennya-"
"Ya Tuhan." Berbagai reaksi keluar secara bersamaan sebelum Eka menyelesaikan penjabarannya.
"Terus, kapan mereka kasih tenggat waktu hasil keputusan?" Delfi yakin ini tak berakhir begitu saja.
"Besok harus sudah kabarin terkait tanda tangan kontrak. Kalau tidak ada kabar hingga besok pukul empat sore, dianggap kerja sama ini akan hangus dan ada sesuatu yang akan dilakukan oleh Mbak nya." Seingat Eka, perempuan tersebut seperti memberikan sebuah ancaman tapi tak ia ambil pusing.
"Astaga, bisa-bisanya besok tenggat waktu dan kami belum mengkaji."
Kalau sudah begini mau tidak mau GMC langsung turun tangan untuk membahas isi perjanjian, karena sudah tidak sempat lagi. Biasanya terdapat jangka waktu yang cukup panjang untuk mereka bisa saling berdiskusi, tapi karena kelalaian manusia satu ini dan demi menjaga nama baik perusahaan, mereka harus memangkas waktu untuk berdiskusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
ЧиклитRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...