"Good morning, Ri. Aku udah buat sarapan untuk kamu," ujar Tian yang baru memasuki apartemen.
Ria menuju ruang makan tanpa membalas sapaan Tian. Ia duduk dan memperhatikan Tian dengan seksama, menunggu pengakuan darinya.
Tian yang ditatap seperti itu hanya melongo. Ia tak paham maksud tatapan Ria.
Ria yang malas menjelaskan, memilih untuk menyantap sarapannya.
Tian yang diperlakukan seperti itu, menggaruk belakang kepalanya. Apa yang salah dengannya? Ikut sarapan bersama Ria dan terus mencuri pandang ke arahnya.
"Kenapa sih? What's wrong?" tanya Tian karena ia terganggu dengan keterdiaman Ria.
Ria hanya menggelengkan kepala dan mengabaikan pertanyaan Tian.
"Dari mana?" akhirnya Ria buka suara.
"Gym."
"Aaaaa, I see. Iyaa aku pakai kartu akses kamu." Tian akhirnya sadar apa yang dipertanyakan Ria.
Kartu akses ini bisa mengakses segala fasilitas yang ada di tower 3. Mulai dari sport center like gymnasium, bar and cafe, rooftop, casino, swimming pool, botanical garden, green house, pujasera dan lainnya.
Segala biaya pemeliharaan fasilitas tersebut sudah masuk ke dalam iuran bulanan tower 3. Kartu akses tersebut dapat juga digunakan untuk mengutang, jika lupa membawa dompet ataupun uang, bisa digunakan hanya pada tower 3. Tagihan biasanya akan langsung masuk ke rekening pemilik kartu akses setelah pembayaran selesai. Karena dapat juga digunakan untuk akses lift maupun pintu kamar, maka kartu ini sangat berharga dan tidak boleh sampai hilang atau jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.
"Aku suka deh Ri fasilitas tower ini." Tian mengungkapkan kepuasannya terhadap kualitas apartemen ini.
"Yaudah beli unit di sini satu," ujar Ria dengan mudahnya seolah menyuruh membeli kacang goreng.
"Pengennya sih."
"Kemarin di lantai bawah kosong, dijual." Ria memberitahu informasi yang diketahuinya dari marketing tower 3.
"Aku nunggu unit yang satu lantai sama kamu kosong. Kalau ada yang kosong langsung ku beli detik itu juga," ujar Tian dengan bersemangat. Ia sangat menginginkan bisa satu lantai dengan Ria.
"Terserah." Ria bangkit untuk mencuci piringnya.
"Liburan yuk. Aku off seminggu nih," ajak Tian tanpa pikir panjang.
"Gak bisa. Lagi ada big project dan gak boleh ada yang cuti," tolak Ria detik itu juga.
"Tapi kamu kan gak pernah ambil cuti. Masa gak boleh?" Tian memulai perdebatan.
"Kalau kamu lagi tour dan aku off emangnya boleh kamu ambil cuti?" balas Ria dengan pertanyaan.
"Gak boleh, kan aku lagi kerja dan harus menjalankan yang udah disiapkan jauh-jauh hari sama staf aku," jawab Tian yang sepertinya masih belum mengerti arah pembicaraan ini.
"Lalu bedanya sama aku apa? Big project ini sudah disiapkan jauh-jauh hari dan harus dilakukan!" Ria menekankan jawabannya.
"Tapi kan-"
"Jangan mengeksklusifkan suatu pekerjaan kalau di dalamnya sama-sama terlibat banyak orang dan perencanaan yang tidak mudah. Bukan berarti pekerjaan aku yang kelihatannya bisa disambil sambil dan itu bisa dikesampingkan gitu aja," ujar Ria dengan berusaha merendahkan intonasinya agar tak berujung jadi pertengkaran hebat.
"Ya mungkin HRD akan nerima pengajuan cuti aku, tapi apakah itu worth it? Di tengah kesibukan perusahaan yang sedang melakukan big project?" tanya Ria kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
ChickLitRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...