117: Last but not least

1K 44 9
                                    

Surat ini ditujukan untuk semua anggota keluarga yang sangat aku cintai.

Terlihat jadul banget, ya? Masih pakai surat kertas tulis tangan seperti ini, hehe. Pertama-tama aku mau minta maaf dulu sebelum dapat penghakiman dari kalian. Maaf harus mengacaukan kebahagiaan yang sedang menyapa keluarga kita. Maaf untuk kesekian kalinya karena aku bertindak egois.

Aku butuh jarak dari ini semua. Aku bener-bener belum bisa menerima keadaan dan status aku yang baru. Maaf karena lagi-lagi aku bertindak egois tanpa memikirkan perasaan Papah dan Kakek yang ingin sekali mengumbar kedekatan dengan Ananta tanpa takut statusnya akan terungkap.

Aku butuh berpikir jernih untuk bisa melanjutkan hidupku yang terlanjur berantakan. Bukan karena Ananta yang terungkap ke publik, kok. Memang sudah berantakan dari awal. Banyak yang harus aku luruskan dengan diriku sendiri.

Ditambah aku baru aja putus. Sedih, kan? Aku mendapat figur keluarga yang utuh, tapi aku harus kehilangan orang terkasih yang beberapa tahun ini ada di sisiku.

Iya, aku tahu. Setiap aku relaps, keluarga terutama Papah yang berada di garda paling depan. Aku sadar akan hal tersebut, bahwa kalian lebih penting dibandingkan siapa pun. Tapi, aku berhak berduka juga, kan?

Aku mohon dengan sangat untuk tidak menemui aku sampai waktu yang tidak ditentukan. Aku pasti pulang. Janji. Jadi, jangan coba cari aku dan datangi aku, ya?

Aku jamin bahwa aku tidak menginginkan pergi dari dunia ini ketika keluarga utuh yang aku dambakan selama ini terwujud. Namun, Ibukota terlalu kejam untuk aku yang rapuh.

Aku perlu menguatkan diri dan berdialog dengan diri sendiri untuk dapat melanjutkan hidupku di sana. Aku harap kalian mengerti, ya?

Jangan salahkan siapapun atas keputusan yang aku ambil saat ini. Bukan karena Tian, bukan karena Papah yang mengungkap Ananta ke publik, bukan karena siapapun. Ini murni atas keputusan aku sendiri dalam kondisi sepenuhnya sadar. Jadi, tolong hargai, ya? Aku kan nggak minta macam-macam seperti beli pulau pribadi, gitu? Hehe.

Intinya, aku sangat menyayangi kalian. Aku akan kembali bersama kalian dalam versi lebih baik diriku. Kita akan mewujudkan semua cita-cita Papah dan Kakek yang selama ini terhalang status, ok?

FYI, aku pergi bareng pengawal yang paling dekat dengan aku. Makasih untuk tetap membiarkannya bersamaku meskipun dia sudah berbuat kesalahan yang cukup fatal. Aku yakin Kakek juga mengirimkan pengawalnya ke sini nanti.

Mungkin segitu aja yang bisa aku sampaikan. Jadi kepanjangan begini. Terima kasih sudah bersedia membaca. Ingat, ya. Jangan cari dan datangi aku!

****

Bukan hanya Tian saja yang tidak dapat ditebak jalan pikirannya, Ria pun demikian. Siapa yang akan menyangka bahwa gadis tersebut memilih untuk pergi meninggalkan rumah. Bahkan meninggalkan Ibukota yang telah membesarkannya.

"Bener-bener plot twist. Tuan putri kita melarikan diri," ujar Reno menggelengkan kepala tak habis pikir.

Selesai acara dan semua anggota keluarga berkumpul di kediaman Ananta, Reynal baru memberikan surat tersebut. Ia sempat keluar gedung mengejar sang kakak. Namun langkahnya kalah cepat dengan mobil Ria yang sudah menghilang dari pandangan.

Sepanjang acara Reynal hanya dapat bergerak gusar. Ia sangat khawatir melihat kakaknya pergi dalam kondisi tidak baik-baik saja. Ia takut sekali kabar kematian sang kakak yang diterimanya, mengingat kakaknya punya kecenderungan suicide.

Kegelisahannya langsung sirna tatkala Septa menepuk punggungnya pelan dan mengatakan bahwa Ria akan baik-baik saja. Septa juga mendapat salam perpisahan dari Ria. Pesan yang menyatakan bahwa mereka akan bertemu lagi kelak yang berarti Ria tidak berniat pergi dari dunia ini selamanya. Meskipun Septa sangsi akan hal tersebut. Namun ia mencoba percaya dengan gadis tersebut.

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang