“Kita berangkat 30 menit lagi, ya. Saya tunggu di lobby, mobil Lexus Hitam,” ujar Ria pada mereka dan dibalas anggukan.
“Baik, Ria.” Karin dan Fahri berjalan meninggalkan ruangan dan menyisakan Ria dengan Anton yang memandangi kepergian dua orang tersebut.
“Terlalu riskan, Nona, jika mengajak mereka menggunakan lift pribadi. Biarkan itu menjadi akses pribadi milik Nona saja.” Anton memberikan nasihat yang seperti suruhan karena Ria baru saja meminta mereka untuk menggunakan lift yang ada di ruangan ini untuk mengefisienkan segalanya.
Niat tersebut langsung ditolak oleh Anton dengan alasan mereka harus mengambil barang-barang untuk keperluan menuju green house. Anton tidak ingin menimbulkan risiko orang lain akan menerobos lift tersebut.
“Pastikan semua berkas yang kemungkinan akan ditanyakan ketika rapat di sana sudah masuk semua ke tas,” perintah Ria pada Anton untuk kembali memastikan segalanya sudah sesuai.
“Sepertinya saya harus beli tas baru, Ton. Tas itu terlihat sangat girly ketika kamu yang membawanya,” ujar Ria diiringi dengan kekehan di akhir. Tas yang akan dibawa Anton saat ini berasal dari brand Gucci dengan harga 45 juta.
“Tidak masalah, Nona.” Anton tersenyum maklum. Padahal tas ini berwarna coklat dan masuk untuk semua gender, entah mengapa nonanya menganggap terlalu girly jika dibawa olehnya.
“Ayo, berangkat. Nanti terlambat,” ajak Ria begitu semua sudah dipastikan kembali dan tidak ada yang tertinggal. Ria bangkit dari kursinya dan mengambil ponsel kemudian berjalan terlebih dahulu ke arah lift di ruangannya.
“Tunggu dulu. Nona tidak membawa tas?” tanya Anton begitu melihat Ria hanya pergi dengan ponsel di tangannya.
Ria membalikkan tubuhnya menghadap ke Anton dan mengernyitkan dahi. “Memangnya harus saya bawa tas?”
Anton menganggukan kepalanya dan berujar, “Nona mewakili Wira Corporations, perusahaan yang sangat besar dengan rate salary tertinggi. Setidaknya menunjukkan sedikit saja status sosial karyawan Wira Corp. Saya yakin Karin juga menggunakan setidaknya satu aksesoris dari brand terkenal.”
Ria berjalan menuju ujung ruangan untuk mengambil tas yang kata Anton untuk menunjukkan sedikit strata sosial. Padahal ia menggunakan suatu brand karena kualitas dan kenyamanannya, bukan karena pride. Ria memilih tas dari Gucci series Mormon Crocodile small warna merah. “Tas satu milyar saya di rumah. Pakai yang ada saja, lah. Ribet banget sih Anton segala strata sosial strata sosial,” omel Ria setelah mengambil tas tersebut dan berjalan menuju lift.
“Persetan dengan brand mahal kalau otak kosong sama saja bohong!” Omelan Ria berlanjut hingga lift mencapai lantai basement. Ria memang paling tidak suka diingatkan terkait strata sosial di masyarakat. Biarkan manusia itu menjadi manusia seutuhnya tanpa embel-embel status apapun selain status di pekerjaannya.
Anton hanya bisa terdiam dan dengan setia mendengarkan segala omelan nonanya. Mau ia debat sekalipun pasti tidak akan menang. Kekeras kepalaan Ria dalam adu argumen sudah diakui oleh orang di sekitarnya. Sebenarnya yang dikatakan Anton tidak serta-merta salah. Ria saja yang menyederhanakan konsep strata sosial tersebut karena ia selalu berada di atas alias hidup dengan banyak harta.
Ria membeli pakaian dan aksesoris dari brand terkenal bukan untuk memenuhi gengsi dan menunjukkan strata sosial tersebut, memang ia suka dan ia mampu. Membeli barang dari brand ternama seolah sama saja dengan membeli brand biasa saja bagi orang pada umumnya karena Ria tidak perlu berpikir untuk mengeluarkan uang ratusan juta bahkan milyaran untuk suatu tas. Hal seperti itu lah yang tidak disadari Ria dan seolah tidak menganggap strata sosial itu nyata. Maklum, dari lahir sudah dengan sendok emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
Chick-LitRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...