111: Penolakan

245 33 2
                                    

"Semuanya setuju dengan konsep shooting kali ini?" tanya Januar pada GMC yang lain di ruang studio latihan mereka. 

Tidak ada yang berani menjawab. "It's fine, guys. Sampaikan saja kalau keberatan. Kita punya hak bersuara dan gue sebagai leader yang akan menyampaikan ke atasan." Januar meyakinkan mereka semua untuk tidak perlu menahan pendapat. 

"Gue nggak suka konsepnya. Konten yang kita jual di platform stars punya kualitas seperti siaran TV dengan kamera profesional. Kalau kita sekadar ngevlog dengan kamera biasa atau bahkan ponsel, nggak layak dijual pada platform tersebut. Upload aja di youtube, dapat adsense yang banyak juga mengingat masa Wings yang sangat banyak," ujar Samuel memecah keheningan di antara mereka. 

"Setuju. Wings beli konten premium kita nggak murah, loh. Dan kita harus menampilkan kualitas terbaik yang bisa kita kasih ke mereka. Tahu, sih. Niatnya untuk memberi ruang gerak kita lebih leluasa dan di sisi lain memangkas biaya produksi. Apalagi nggak seperti acara kita yang sebelumnya kan di sebuah rumah. Kita bener-bener ngecamp di hutan yang jauh dari peradaban manusia," timpal Julio melanjutkan argumen Samuel. 

"Beberapa staf juga nggak setuju kalau ada orang di luar kita masuk frame meskipun teman dekat kita sendiri. Teman kita selama ini bahkan nggak pernah dipublikasikan wajahnya di media sosial manapun," ungkap Julio yang merujuk pada keikutsertaan Ria dalam acara mereka kali ini. 

"No offense, ya, Yan. Bukannya kita nggak mau ada your Boo ikut liburan kita. Cuman ini masih terhitung kerja soalnya. Kalau agensi emang memberi kita waktu tersebut dan tidak untuk tujuan komersil alias didokumentasikan, kita nggak masalah kalau ada orang selain kita yang join. Bahkan gue akan ajak temen-temen gue juga biar tambah ramai," kata Julio menegaskan bahwa bukan permasalahan Ria yang akan ikut gabung dengan mereka. 

"Setuju, sih. Gue nggak mau nyusahin tim editor ketika editing video kita biar Ria nggak masuk frame. Kalau sekedar vlog biasa yang diupload di youtube, keknya nggak masalah. Staf juga sering masuk frame. Tapi ini konsepnya kayak acara staycation sebelumnya, direkam cukup lama durasinya." Jimin menyampaikan juga argumennya. 

"Ada lagi yang mau berpendapat?" tanya Januar begitu suasana terisi keheningan cukup panjang. 

"Sumpah, guys. Kalian nggak perlu merasa nggak enak untuk menolak sebuah gagasan kek misalnya nggak mau ada Ria dalam acara kita nanti. Nggak perlu sungkan karena dia pacar gue atau apa lah. Gue profesional juga, kok. Kalau kalian nggak, maka gue juga nggak," ungkap Tian menenangkan semuanya.

Ia tahu GMC yang lain merasa tidak enak atau sungkan. Tapi Tian paham posisi mereka. Saat ini ia sedang berperan sebagai anggota GMC, bukan pacar Ria. Maka ia akan mengedepankan kepentingan GMC dibandingkan kepentingan pribadinya. 

"Ok, ya. Udah dapat klarifikasi dari sang empunya, tuh. Maka, nggak ada lagi canggung-canggung untuk menolak sebuah ide apalagi terkait dengan pacar, ya?" Januar melihat sekeliling dan dibalas anggukan oleh semua. 

"Gue langsung ke atas dulu untuk menyampaikan keberatan kita semua. Bukan hanya tentang Ria saja, namun tentang konsep acara tersebut di depan mata." Januar bangkit dari duduknya dan bersiap untuk menghubungi orang nomor satu di Monokrom yang mengajukan ide acara ini, bahkan terkesan memaksa. 

*****

Ria mendengar semuanya. Ria mendengar perkataan yang diutarakan GMC tadi. Sungguh, ia tidak tahu kondisi sesungguhnya seperti ini. Jika tahu, maka ia akan menolak keras ajakan tersebut dan meminta bahkan menyuruh Reno untuk menghentikan acara tersebut. 

Ria bergegas naik ke lantai teratas gedung ini, ruang direktur utama berada. Tangannya tak tinggal diam, menghubungi nomor Reno untuk menemukan keberadaan lelaki tersebut. Lift terbuka di lantai yang dituju. Ria menatap nyalang pintu ruangan bertuliskan Reno Ananta, Chief Operating Officer

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang