Teman, apakah saya harus memberikan target vote untuk upload bab berikutnya? Karena saya lihat votenya tidak sampai setengah dari pembaca, saya agak sedih 🥺
~~~~~
"Jul, are you okay?" Pandangan Januar tak pernah lepas dari Julio yang tampak tidak seperti biasanya.
Julio memandang kosong ke arah depan. Tidak menanggapi pertanyaan Januar.
"Jul!" sentak Januar yang membawa kembali kesadaran Julio saat ini.
"Mau dipending saja konsernya? Kalian gak bisa naik ke panggung kalau dalam keadaan kacau begini," kata Januar dengan tegas. Ia mendapati Julio, Jimmy dan Tian seperti tak ada semangat hidup. Mereka hanya melamun dan tidak menanggapi obrolan GMC lainnya.
"Nggak mungkin, Wings sudah beli tiket untuk hari ini dan nggak bisa diundur begitu saja." Samuel menanggapi perkataan Januar yang terdengar tidak masuk akal.
"Coba sini cerita, kalian ada masalah apa? Jangan dipendam sendiri," kata Septa mencoba menghangatkan suasana di antara mereka.
"Jul, lo yang paling chaos, sih. Mau cerita berdua dengan salah satu kita saja?" Samuel menawarkan opsi tersebut karena permasalahan yang melanda Julio sepertinya cukup pelik.
Julio memandang Samuel dengan berkaca-kaca seolah meminta pertolongan.
"Ayo." Samuel bangkit dan membawa Julio ke ruangan lain yang lebih private dan tidak ada orang.
GMC tidak mempermasalahkan hal tersebut jika salah satu dari mereka tidak terbuka dengan ketujuh member. Mereka berhak memilih ingin berbagi permasalahan dengan siapa karena kenyamanan seseorang tidak bisa dipaksakan. Toh, jika permasalahan sangat pelik maka GMC yang lain pasti akan tahu dan ikut bantu menyelesaikan.
"Bang Jul ada hubungan apa dengan Ria?" tanya Tian dengan bergumam. Ia masih memikirkan kejadian tempo hari di rumah sakit.
"Hah," sahut Jimmy yang berada di depannya.
"Lo lihat juga?" Dibalas anggukan oleh Tian.
"Kenapa lo melamun juga dari tadi Jim?" tanya Tian begitu menyadari bahwa Jimmy juga terlihat kacau.
"Gue mendengar semua perbincangan mereka dari awal hingga akhir," ungkap Jimmy yang membuat Tian terkejut. Ia hanya melihat sekilas karena harus memasuki ruang fisioterapi. Tapi ia mengetahui bahwa Julio dan Ria terlibat perbincangan yang cukup serius.
"Mereka ngomongin apa? Kenapa gak bilang ke gue?" tanya Tian lebih antusias dari sebelumnya.
Menyandarkan tubuh ke sofa dan menyisir rambutnya ke belakang. Ia tidak tahu harus mulai dari mana. "Gue uring-uringan dari tadi karena bingung harus menyampaikan ke lo atau tidak," ungkap Jimmy serius.
Tian tidak melepas pandangannya dari Jimmy. Membuat Jimmy serba salah seperti dituntut untuk menyampaikan yang diketahui.
"Intinya Bang Jul marah banget, begitupun dengan Ria. Gue kaget saat Ria menonjok pot di depannya hingga pecah. Ria berulang kali berusaha menerjang Bang Jul tapi nggak bisa karena ditahan pengawalnya." Jimmy menghentikan perkataannya untuk menyusun kembali apa yang akan disampaikan.
"Mereka ngomongin apa?" tanya Tian dengan geram. Bukan kejadiannya yang ingin dia ketahui, tapi pembicaraannya.
Jimmy semakin ragu untuk menyampaikan. "Gue rasa bukan kapasitas gue untuk menyampaikan. Karena takut menimbulkan perbedaan persepsi di antara kita, Yan. Hanya mereka yang mengetahui kejadian sesungguhnya." Balasan dari Jimmy membuat Tian mendesah kecewa.
"Mereka terikat kenangan masa lalu dengan orang yang sama dan trauma yang dibawa hingga saat ini membuat mereka saling menyakiti," ujar Jimmy mengingat inti pembicaraan Julio dengan Ria kala itu. Ia juga sangat terkejut ketika melihat Julio tidak seperti biasanya. Bertahun-tahun hidup bersama dengan Julio, ternyata mereka tidak mengetahui masa lalu Julio yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Woman
ChickLitRia Ananta. Ananta itu kepanjangan dari Anaknya Antara, papahnya Ria. Ia sengaja diberi nama itu untuk menutupi identitas aslinya yang merupakan anak seorang konglomerat kaya raya tujuh turunan. Padahal sudah terlihat jelas dari pembawaannya bak pu...