19: Shopping

382 33 0
                                    

"Ri, bangun udah siang," ujar Tian dari depan pintu kamar Ria. Sebenarnya masih pukul 9 pagi, tapi menurut Tian itu sudah termasuk siang.

"Kok gak dijawab?" Tian membuka knop pintu untuk melihat keberadaan Ria. Begitu masuk ke dalam kamar, yang dilihatnya adalah Ria masih terlelap di dalam selimutnya.

"Mau bangun gak?" bisik Tian di hadapan Ria sambil ia mengelus rambut halus Ria.

"Engga," balas Ria yang masih setengah sadar. Ia makin mengeratkan pelukannya dengan boneka beruang coklat pemberian Tian.

"Yaudah, take your time. Aku ke gym dulu ya," pamit Tian dan keluar kamar Ria untuk menuju tempat gym di tower 3.

Ria benar-benar menikmati waktu tidurnya di hari Sabtu ini. Rasanya seperti sudah lama ia tak tidur dengan baik semenjak projectnya berjalan. Ria baru terbangun pukul 11 siang. Ia melihat Tian yang sedang menonton serial film di TV sambil memakan cemilan yang sengaja ia stock.

"Kamu udah makan, Yan?" tanya Ria sambil beranjak menuju dapur. Dirinya kelaparan.

"Udah sarapan tadi sebelum gym. Aku beliin pancake di kafetaria bawah buat kamu makan," balas Tian masih tetap pada posisinya yang merebahkan dirinya di sofa bed.

Ria duduk di ruang makan dan memakan pancake yang tersedia di atas meja. "Kamu mau makan apa untuk siang?" tanya Ria kembali begitu terjadi keheningan yang cukup lama.

"Soto ayam kali, ya? Aku udah lama gak makan masakan kamu." Tian ingat terakhir kali makan masakan Ria lebih dari tiga bulan yang lalu.

"Boleh." Ria menyanggupi permintaan Tian, lagi pula sudah lama juga ia tak menyentuh dapur cantik miliknya.

Setelah selesai sarapan yang mendekati makan siang, Ria kembali ke kamarnya dan bersiap menuju supermarket terdekat. Ia mau membeli bahan untuk memasak soto ayam.

"Aku mau ke supermarket di tower satu, kamu tunggu sini aja, ya," ujar Ria begitu sudah siap dengan dress selutut berwarna pastel yang siap menemani harinya.

Tak ada jawaban dari Tian. "Yan," panggil Ria. Ia memutuskan menghampiri sofa bed dan terlihat Tian yang sudah pergi menuju alam mimpi.

"Suka banget tidur di sini deh, padahal udah gue beliin kasur mahal-mahal di kamar sebelah." Ria memang sengaja membeli kasur untuk Tian di kamar sebelah jika lelaki itu memutuskan untuk bermalam di apartemennya. Tapi Tian lebih suka terlelap di sofa bed ruang TV dan membuat Ria hanya bisa menghela napas.

"Hallo Anton, kamu di mana?" Ria menelepon Anton begitu tiba di lobby tower 3. Ia sudah mulai terbiasa hidup dikawal oleh banyak orang karena membuatnya merasa lebih aman.

"Iya Nona, saya lagi ke Cikarang dikasih tugas sama Tuan. Ada Billy dan Bonnie di sekitar Nona," terang Anton yang sepertinya sedang mengunjungi salah satu pabrik milik Antara, karena terdengar suara mesin produksi di sana.

"Suruh mereka telpon aku, deh. Langsung samperin aku di lobby aja," titah Ria karena ia tak pernah tahu siapa dan bagaimana perawakan pengawal yang berada di sekitarnya selain Anton.

"Baik, Nona." Ria memutus sambungan mereka dan tak lama ada panggilan masuk kembali di ponselnya.

"Hallo,"

"Selamat siang, Nona. Saya Bonnie utusan dari Tuan dan saya akan segera menghampiri tempat Nona," ujar Bonnie menjelaskan maksud dari menghubunginya.

"Oke."

Dari kejauhan terlihat perempuan dan laki-laki dengan postur tubuh tegap dan pakaian casual menghampiri tempat Ria menunggu. Si perempuan memiliki paras cantik dengan kulit kuning langsat dan rambut dikuncir ala pony tail. Si lelaki juga memiliki paras yang indah di pandang mata.

Crazy WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang