coto

4.6K 302 13
                                    

"Mau makan apa kalian? Aku pengen coba Coto Makassar." ucap Fano yang sedang menyalakan mesin mobil hasil sewa dengan hotel.

"Aku mau apa aja yang penting ada nasinya." suara Iyok disebelah Fano menarik atensi si pengemudi sejenak sebelum menengok ke belakang.

"Kalian apa?" tanyanya pada Eza, Dimas dan Alfi.

"Pengen wedang jahe aja." Erza duduk di tengah dengan mata fokus ke hp.

"Makanan loh, gendeng." celetuk Iyok kesal.

"Yang penting kuah." kata Erza acuh.

"Aku kuetiaw boleh nih." Dimas yang duduk di sebelah kanan Erza mendapat anggukan dari Alfi di seberang kiri.

"Oke fix kita makan Coto Makassar." final Fano dan mendapat timpukan botol milik Erza, pukulan dari gulungan koran oleh Alfi, sorakan ketidakterimaan Dimas dan cubitan di lengan atas oleh Iyok.

"Kalau gitu ga usah nanya." Iyok yang sudah selesai dengan aksi cubit-ketawa nista- cubit kembali duduk tenang.

"Ih kok aku jelek. Ulang, No." protes Iyok saat tahu Fano sedang membuat Instagram story.

"Buat aja di tempat mu sendiri lah." Mendapat dengusan dari Iyok membuat Fano dengan iseng menurunkan penutup hoodie milik Iyok sampai lelaki bertubuh tambun itu memekik kaget.

"Jangan jahil. Ini kuahku panas loh, kena mukamu bisa melepuh." Iyok mengangkat mangkoknya hati-hati.

"Taro mangkoknya, Yok. kalau kena jaketmu malah bau Coto aku ga mau masukin kamu ke mobil ya." ancaman Fano membuat Iyok menurunkan mangkoknya kembali ketempat semula.

"Curang mainnya ngancem. Awas aja nanti." gerutu Iyok di depan nasi.

"Ojo sambat." ucap Fano sebelum menyedot es tehnya.

"Jangan sok ganteng dong, No." Iyok lagi-lagi protes.

"Kamu kenapa?" Fano kembali dibuat bingung oleh tingkah sang sahabat. Apa yang ia lakukan selalu salah beberapa hari ini. Apalagi semenjak Youtube Fest yang mengharuskan mereka bertemu 24 jam selama 5 hari ini.

Iyok sering menggerutu dan kesal sendiri. Fano yang bingung kadang hanya membiarkan Iyok dengan pikirannya sendiri, namun ketika Fano bertanya malah kena semprot.

"Pake senyum segala. Ga boleh." larang Iyok setelah meng-upload story Ignya.

"Ya masa aku cemberut, nanti disangka Kifme kita berantem lagi." Fano menatap Iyok yang tak peduli eksistensinya. Iyok meletakkan hp dengan kasar sampai ada bunyi "kletak" yang membuat Erza meringis.

Makan dengan canda tawa diselingi tebak-tebakan receh membuat suasana hati Iyok membaik. Beberapa kali lelaki itu ikut memberikan jokes sampah.

"Kenapa laki-laki lebih sering ngumpat pakai nama binatang?" tanya Iyok.

"Kodrat." jawaban singkat Erza mengundang getokan sendok dari Iyok.

"Aku jarang ya ngatain kalian pake nama binatang." sergah Iyok tidak terima.

"Mungkin biar keren." ucap Dimas diamini Alfi.

"Salah. Jawabanmu apa, No?"

"Karena cowok itu makhluk kasar, kalau makhluk halus itu setan." jawab Fano lalu kembali menyuap potongan bakwan milik Alfi.

"Bajingan. Iya hahaha.." semburan tawa memenuhi seisi meja.

*

Mereka sudah sampai di Hotel. Satu kamar luxury ini ditempati mereka berampat. Tiga kasur disediakan dengan ukuran dua kasur double diisi Fano-Iyok dan Erza-Alfi lalu satu kasur single Dimas tempati. Setiap kasur diberi jarak meja kecil untuk lampu tidur.

"Kamu kenapa gelisah gitu, Yok?" tanya Fano yang sedang menata bantal.

"Hehehe.." dibalas cengengesan khas Iyok membuat Fano duduk dan memandang si sahabat kentalnya itu.

"Apa?" ditatap intens oleh Fano membuat Iyok menegakkan badannya sebagai bentuk pertahanan diri. "Laper." cicitnya pelan.

Ditarik tangan lelaki yang lebih pendek untuk bangun, "Kenapa, No?" Iyok bingung.

"Loh katanya laper. Ayok cari makan." ucapan Fano membuat semua yang ada di kamar kaget namun kembali biasa saja setelah tahu bahwa yang kembali lapar adalah Iyok.

Memakai sendal hotel dan baju lengan pendek mereka ke restoran didekat sana.

"Mau jus jeruk dulu, No." Iyok menarik ujung baju Fano dan menggiringnya ke stan jus pinggir jalan.

"Beli di resto aja, Yok." tolak Fano dan ketika tatapan melas milik Iyok ada di bola mata cokelat karamel itu Fano sadar bahwa tidak ada bantahan apapun sekarang.

"Lucu." lirih Fano

"Bilang apa, No?" dan lelaki itu hanya Menggeleng.

END

⌨ Rabu, 23 Oktober 2019

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang