kutukan

2.6K 240 37
                                    

[Billie Eilish- Wish U're Gay]

Sore itu Iyok ada janji dengan adik kelasnya di cafe depan kampus. Bukan janjian untuk kencan atau semacamnya, namun si adik kelas yang kabar terdengar adalah primadona angkatannya ini hanya ingin meminjam buku dan bertanya materi yang tidak ia kuasai. Sebagai senior yang baik budinya tentu Iyok iyakan.

"Amel?" tanya Iyok melihat perempuan yang duduk di meja sesuai pesan singkat dari si adik tingkat. Bodoh, jelas ia tahu itu orang janjian dengannya, pakai tanya.

"Iya kak." jawab perempuan itu seraya menyampirkan anak rambut ke belakang telinga.

"Lama nunggu?" Iyok mengambil duduk berhadapan dengan adik kelasnya. Melihat jam tangan, sepertinya ia tidak telat malah lebih 5 menit dari perjanjian yang disepakati.

"Baru aja." sebenarnya Amel sudah datang dari 20 menit yang lalu, kegugupan dan takut membuat kakak seniornya menunggu menjadikan gadis cantik itu datang lebih awal.

"Bagus deh. Oh iya, ini buku yang kamu mau pinjem." memberikan tote bag berwarna biru kepada Amel dan dibalas senyuman manis, semanis gula kapas yang siang tadi dibelikan sang sahabat sebelum masuk kelas.

"Terima kasih kak. Maaf ya aku ganggu waktu kakak jadinya." raut penyesalan tergambar di wajah oval gadis itu, Iyok mengibaskan tangan. "Ga ngerepotin. Aku seneng kalau adek kelas sesemangat itu ngejalanin masa kuliah." dan Amel hanya tertawa singkat melihat binar di mata Iyok.

Mereka akhirnya memesan beberapa makanan. Iyok dengan segelas es kopi dan kue keju sedangkan Amel secangkir green tea less sugar dengan satu cupcake muffin dark chocolate (khas perempuan diet sekali).

Iyok samar menggelengkan kepala. Ia tidak berfikir jika Amel tidak cantik. Perempuan itu sangat cantik dengan tubuh mungil kira-kira 165cm dan berat yang kalau boleh Iyok perkirakan 50kg serta rambut panjang tergerai sampai pinggang. Jadi untuk apa perempuan ini memesan makanan rendah gula? Mau bertanya takut tidak sopan dan berakhir ditimpuk kamus bahasa Jerman yang dipinjam Amel, jadi spekulasi abal-abal Iyok adalah perempuan yang duduk di depannya sedang menerapkan hidup sehat rendah gula. Iya itu saja.

Kembali pada topik janjian mereka, sekarang Amel sudah membuka buku dasar-dasar Statiskita eh statistika maksudnya. Menunjuk beberapa poin yang tidak dimengerti berharap Iyok dapat membantunya.

"Oh yang ini. Loh aku dapet materi ini pas semester 5, bukannya kamu anak semester 3?" Iyok menatap adik kelasnya itu.

"Angkatan aku kena kurikulum baru kak. Jadi materi semester 1 ada unsur anak semester 3, terus anak semester 3 ada materi anak semester 5. Jadi untuk statistik ini aku dapet awal deh." jelas Amel menatap Iyok malu-malu, yang ditatap malah mengetukkan ujung pulpen pada dagunya.

"Oke kalau gitu kita mulai dari poin yang mana?" tanya Iyok lalu telunjuk berkutek merah milik gadis itu menunjuk nomer 3 dengan mantap.

Satu jam berlalu, Iyok sudah menuntaskan 5 pertanyaan dari materi yang Amel tanyakan. Merenggangkan badan Iyok lalukan karena punggungnya terasa nyeri terlalu lama duduk.

"Wah kak Iyok hebat ya. Aku kalau ga dapet cara ringkas begini malah susah ngerjainnya loh." Amel menatap kagum si senior.

Iyok yang dipuji hanya tersenyum, "Biasa aja. Kan emang aku udah dapet materinya duluan jadi bisa ngejelasin ke kamu." lalu menyeruput es kopinya yang batu es nya sudah mencair.

"Kakak abis ini ada acara apa? Eh maaf kalau lancang." perempuan itu meringis atas ketidak sopanan dari pertanyaan yang dilontarkan.

"Hahaha.. Santai aja. Abis ini ga ada kegiatan apapun. Palingan langsung pulang. Kenapa? Mau tak anter balik?" canda Iyok. Ia melihat rona merah alami menghiasi wajah adik kelasnya.

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang